Who Amung Us

Sabtu, 29 Juli 2017

⁠⁠⁠DIANTARA PENYAKIT-PENYAKIT PARA AKTIFIS DAKWAH ISLAM.~✍



1. Kamaliyat (Perfeksionis)

Ada aktifis Islam yang begitu ingin sempurna dan ideal.
Apa yang dia baca, dia pahami, dan dia inginkan harus benar-benar terwujud sejak proses sampai tujuan akhirnya.
Pandangan terhadap seseorang, nilai, dan entitas, begitu sempurna.

Aktifis model ini akan mudah kecewa jika tidak sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi...!.

Jenis muharrik (aktifis) seperti ini rentan menggerutu dan merajuk (ngambek) jika idealismenya tidak terwujud.

Dia lupa bahwa dirinya manusia,
qiyadah-nya manusia,
  kawannya manusia,
mad’u (objek da’wah)-nya juga manusia, yang akan terjadi hal-hal yang sifatnya manusiawi pula.


2. Isti’jaal (Tergesa-gesa)

Ada lagi aktifis Islam yang begitu semangat dalam da’wahnya, mengerahkan semua tenaga dan pikirannya,
tanpa memahami tabiat jalan da’wah yang begitu panjang dan melelahkan

Akhirnya staminanya berakhir pada saat jauh dari tujuan.
Ini terjadi karena keinginannya untuk cepat-cepat menang,
cepat-cepat terjadinya futuhat (penaklukan) atas musuh atau daerah.

Kadang tergesa-gesa pula dalam menilai perubahan musuh-musuh da’wah, sehingga hilang kewaspadaan.
Disangkanya musuh melunak,
disangkanya musuh sudah ditaklukan,
disangkanya musuh menjadi pendukung, padahal itu strategi mereka...!!!
Tergesa-gesa memang membuat kesadaran untuk hati-hati dan waspada menjadi tipis.


3. Futuur (Lemah dan Berhenti)

Ada pula aktifis yang lemah setelah semangat, berhenti setelah bergerak. Itulah futur. Biasanya disebabkan oleh kerasnya pertarungan dan minimnya stamina baik berupa pasokan ruhiyah yang ringkih, fikriyah yang lemah, jasadiyah yang layu, ditambah faktor ekonomi yang terseok-seok.
Di sisi luar, kemenangan yang tidak kunjung datang, sementara musuh-musuh da’wah Islam semakin keras menteror, memfitnah, sampai menangkap mereka.
Lahirlah rasa takut..., akhirnya mereka surut dan meninggalkan da’wah sama sekali.
Dulunya mereka rijal, sekarang menjadi buih....


5. Hubbuzh Zhuhuur (Senang Tampil)

Ada pula aktifis yang selalu ingin tampil. Ingin disebut namanya, dianggap besar saham da’wahnya, dan dikenang penting kontribusinya. Semangat dalam keramaian, lesu dalam kesendirian. Sesak dada jika saudaranya lebih unggul dan sering tampil. Keikhlasannya dipertaruhkan.
Memandang saudaranya sesama aktifis sebagai kompetitor dalam arti negatif, bukan berlomba dalam kebaikan.

Penyakit ini hanya bisa disembuhkan dengan bagusnya tauhid,  mujahadah untuk meluruskan niat, dan mengenyampingkan target pribadi duniawi.


5. Isytighal bimaa laa ya'nih (Sibuk Dengan Hal Yang Tidak Bermanfaat)

Ada aktifis yang sibuknya mengoreksi kesalahan saudaranya, berdebat di sana sini, berkutat pada masalah yang tidak produktif, dan jauh dari umat...!!!
Seolah dia punya dunia dan kehidupan sendiri.

Bagaimana bisa memperbaiki, jika sibuk sendiri, dan menjauh dari permasalahan umat..???


6. Tafarruq (perpecahan)

Ada aktifis yang sulit untuk menerima pandangan saudaranya.
Lapang dada adalah sikap yang tidak mampu dia raih
Kemana dia berada selalu mengundang dan mengandung ihtikaak (gesekan/friksi), baik di organisasi, perkumpulan, masjid...,
bahkan dunia maya...!!!

Hobi sekali berpecah, dengan alasan "meluruskan yang salah".
Akhirnya, kawan menjadi lawan, saudara menjauh, sementara musuh bertepuk tangan.

(Ust. Farid Nu'man Hasan)

Parenting #7



Bismillah ...

Bun, pendidik utama itu memang dirimu sendiri.
Madrasah utama sekaligus madrasah terbesar.
Mau masukin anak ke sekolah sehebat apapun..
tetap yang akan nampak pada anak-anakmu adalah hasil didikanmu.

Berhentilah berandai-andai bahwa anak akan soleh-solehah secara otomatis tanpa campur tanganmu
setelah engkau masukkan ke sekolah keren, terakreditasi, mahal, islam terpadu, dan aneka kelebihan tempat pendidikan dimanapun juga.. sekalipun itu pondok pesantren.

Ikhtiar kita memasukkan ke sekolah yang lingkungannya baik.

Doakan selalu.
Selama anak belajar, di rumah lakukan amalan.
Entah memperbanyak tilawah, membaca kitab,
melakukan shalat sunnah, dan perbuatan baik lainnya.

Jika membereskan urusan rumah tangga dan urusan lain, lakukan sambil mengingat Allah.
Karena tersambung.
Kita di rumah lalai, melakukan hal-hal sia-sia, maka anak pun bisa jadi lalai di sekolah.
Kita di rumah fokus melakukan hal-hal baik, maka insyaallah anak pun bisa fokus di sekolah.

Saat anak di rumah,
Itulah sebenarnya pendidikan yang sebenarnya.
Apa yang mereka lihat sehari-hari, itu yang mereka tiru.
Mungkin tidak sekarang, tapi kelak akan.

Di sekolah,

~Mereka belajar bahwa hanya Allah yang berhak disembah dan dimintai pertolongan, mereka akan tertanam dalam hati jika melihat orangtuanya mengutamakan keridhaan Allah dalam setiap perkara, dan melihat jika ada masalah orangtuanya bergegas wudhu dan shalat memohon pertolongan hanya pada Allah.

~Mereka belajar keutamaan shalat awal waktu,
mereka akan amalkan jika meereka sehari-har imelihat orangtuanya shalat awal waktu tanpa terlihat terbebani.

~Mereka belajar mengaji, mereka akan amalkan jika melihat orang tuanya mengaji dengan penuh kenikmatan.

~Mereka belajar berkata baik atau diam, mereka akan mengamalkan jika melihat orang tuanya pun bicara secara baik dan tidak terdengar sedang berghibah, mengumpat, apalagi caci maki orang lain di hadapan anak-anak.

~Mereka belajar pentingnya bersedekah, mereka akan bersedekah tanpa ragu jika sering dilibatkan belajar sedekah dan melihat orang tuanya berbagi.

~Mereka belajar tata tertib dan aneka disiplin,
mereka akan tertib dan disiplin jika terbiasa melihat orang tuanya pun hidup tertata.

~Mereka belajar bahwa pemboros adalah temannya syetan, mereka akan belajar hemat jika sehari-hari melihat dalam hidupnya tidak ada kemubadziran.

Begitu juga hal lainnya.

Perkara menutup aurat, perkara melihat ayahnya senantiasa shalat di masjid, perkara menghormati sesama dan tetangga, termasuk perkara-perkara yang nampak sepele seperti misal kebiasaan kita membuang sampah.

Semua akan membekas di ingatan anak dan membuahkan amal kelak di kemudian hari.

One said, life is an echo.
Everything will come back to you.
Barang siapa menanam, dia akan menuai.

Iya sepertinya tidak mudah.
Karena memang di situ ujiannya.
Tapi kalau sudah tau tugasnya, siapkan perangkatnya, niat sungguh-sungguh, doa minta dimudahkan, maka Allah akan senantiasa bimbing.
Sambil diri kita sendiri pun terus belajar.
Karena perintah belajar itu tak terhenti
terus sampai ajal memanggil.

Ingat bab ini jika kita merasa ingin menyerah,
bahwa kelak setiap orang tua akan ditanya tentang amanah yang dititipkan Allah padanya.

Hisabnya akan sangat detail.

Barakallahufikum

By: Bunda Kaska

⁠⁠⁠LOGIKA 1/4 Bagian 2



Buku mantiq dasar ada 4, sesuai levelnya tulisan ini merangkum buku yang paling mudah dan dasar.

Tulisan ini merupakan tulisan kedua dalam tema tersebut, yang akan membahas hubungan kata kalimat, kebalikan, segiempat Aristo, dan Qiyas.

Jika pembaca menemukan kesalahan, penulis memohon maaf, dan silakan ditunjukkan kepada penulis supaya segera dikoreksi.

Semua yang ada disini adalah berdasarkan pemahaman penulis terhadap pengajaran Mantiq yang disampaikan oleh guru kami, Habib Ali bin Baghir Assegaf Lc M.A.

Untuk lebih jelasnya, silakan merujuk kepada rekaman kajian beliau di channel Youtube Jinan TV.

Semoga Allah menganugerahkan kebaikan yang mengalir kepada penulis, sang guru, dan pembaca sekalian. Amin.

Semoga bermanfaat. Aamiin.

@HafidzMaulanaZ
Penulis

URGENSI BERLOGIKA YANG BENAR

Mantiq adalah panduan berlogika yang benar.

Saya sebutkan kembali manfaat mempelajari mantiq:

1. Kita berlogika sebagaimana Ulama' zaman dahulu berlogika
2. Mempermudah memahami argumen lisan dan tulisan
3. Mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan kitab/buku
4. Mengetahui kesalahan atau kebohongan pernyataan seseorang
5. Lebih amanah menjalankan tugas yang berkaitan dengan argumen

Sebagai Da'i, Politikus, Lawyer, Hakim, Interogator, Penulis, Guru, Public Speaker, Orator, Pengamat, dan lain-lain anda lebih kuat dalam berargumen sehingga lawan-lawan anda tidak mampu mempermalukan anda menggunakan kata-kata anda sendiri.

Anekdot

Ayat "wa aqimushsholah" atau biasa diartikan "dan laksanakanlah sholat", biasanya digunakan untuk menunjukkan kewajiban shalat fardhu.

Pertanyaannya, bagaimana anda membuktikan bahwa "wa aqimushsholah" adalah sebuah perintah yang mewajibkan sholat tertentu saja, bukan semua sholat termasuk Dhuha dan Tahajjud?

Kalau anda tidak bisa membuktikannya, berarti anda perlu belajar Mantiq atau minimal baca tulisan kedua ini.

HUBUNGAN KATA-KALIMAT

Mobil Toyota Varios baru ini adalah milik Zaid.

Mobil Toyota Varios ini tidak ada bedanya dengan Toyota Varios baru yang lain. Tapi mengapa yang satu ini adalah miliknya Zaid, mengapa ketika dicuri dan dirubah bentuknya, mobil itu tetap merupakan milik Zaid?

Karena ada hubungan antara Zaid dan mobil tersebut.

Kalimat argumentasi, adalah kalimat yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Misalnya:

Kinanah adalah istrinya Zaid.
Manusia adalah makhluk yang bisa bernafas.
Semua murid belajar.
Hubungan antara uang suap dan proyek tertentu.

Hubungan adalah suatu hal yang abstrak, tidak tampak, oleh karena itu membutuhkan bukti.

Buku nikah adalah bukti adanya hubungan suami-istri antara Kinanah dan Zaid. Buku nikah itu sendiri bukanlah hubungan antara Zaid dan Kinanah.

Kalau misalnya warga menangkap Zaid bersama seorang wanita di hotel, bisa saja Zaid menyatakan wanita tersebut istrinya.

Jika Zaid bisa menunjukkan bukti hubungan tersebut, maka pernyataan Zaid benar dan jujur. Namun jika bukti yang ditemukan berkata sebaliknya, maka pernyataan Zaid salah dan bohong.

Manusia adalah makhluk hidup, tapi makhluk hidup belum tentu manusia, karena anjing juga makhluk hidup.

Apalagi Joni yang membunuh Surip, bukan Surip yang membunuh Joni.

Karena status orang pertama sebagai pelaku tidak dapat ditukar dengan status orang kedua sebagai korban, maka ada rumus berikut:

Subyek + Predikat + Obyek

Subyek dan obyek bisa berupa individu tertentu (Zaid, kursi itu, mejanya Zaid, kakak saya, dll) dan bisa juga merupakan istilah kolektif (beras merah, naga, tuhan-tuhan, mereka, manusia, murid, dll) yang bisa dilampiri jumlahnya (semuanya, sebagian, tidak ada satupun).

Predikat adalah sesuatu yang menghubungkan subyek dengan obyek. Hubungan tersebut bisa salah bisa benar, bisa jujur bisa bohong tergantung buktinya.

KEBALIKAN

Kalau kontradiksi adalah dua pernyataan berbeda yang tidak mungkin benar kedua-duanya, maka Kebalikan adalah dua pernyataan yang Obyek pernyataan 1 menjadi Subyek bagi pernyataan 2 dan sebaliknya, namun jika salah satu pernyataan benar maka yang lain juga pasti benar. Contohnya:

1. Semua manusia adalah makhluk bernafas
2. Sebagian makhluk bernafas adalah manusia

Manusia adalah subyek dari pernyataan 1, dan menjadi obyek pada pernyataan 2. Sebaliknya terjadi pada "makhluk bernafas".

Karena "makhluk bernafas" lebih banyak individunya daripada manusia, maka hanya sebagian dari makhluk bernafas yang merupakan manusia. Sedangkan semua manusia merupakan makhluk bernafas.

Pernyataan 1 dan 2 apabila dihubungkan untuk membuat hubungan baru, maka pernyataan yang subyeknya lebih luas dari subyek pernyataan yang lain disebut Premis Mayor. Sedangkan pernyataan satunya disebut Premis Minor. Premis akan digunakan pada pembahasan Qiyas setelah ini.

Supaya tidak bingung, ini contohnya Qiyas:
1. Semua manusia adalah makhluk hidup. (Premis Minor)
2. Semua makhluk hidup adalah ciptaan Allah. (Premis Mayor)
3. Maka, semua manusia adalah ciptaan Allah. (Hubungan Baru)

Kembali ke topik kebalikan.

Kebalikan tidak membahas pernyataan yang dibolak-balik sama saja, contohnya:

1. Semua yang ganjil tidaklah genap
2. Semua yang genap tidaklah ganjil

Ini adalah usaha yang sia-sia, tidak memunculkan kesimpulan atau bukti baru, oleh karena itu hal yang dibolak-balik kesimpulannya sama, tidak perlu dibolak-balik.

Kebalikan berfungsi untuk mempermudah pembuktian kebenaran suatu pernyataan, dengan membuktikan pernyataan yang lain yang ada buktinya. Contohnya:

Ayat Al Qur'an, "Kalau seandainya ada tuhan-tuhan yang lain selain Allah, niscaya hancurlah langit dan bumi." digunakan untuk membuktikan kebenaran pernyataan "Tidak ada tuhan kecuali Allah."

Karena langit dan bumi tidak hancur, maka pernyataan "ada tuhan lain selain Allah" adalah pernyataan salah.

Kebalikan dan Kontradiksi sering digunakan bersama, saya kasih contoh lagi:

Joni membunuh Farid. Kita tahu dari ciri-ciri jasadnya bahwa Farid mati terbunuh, Joni adalah orang yang kemungkinan besar bersama Farid ketika waktu kematiannya, tapi kita tidak yakin 100%.

Kebalikannya adalah:

"Tidak mungkin Farid dibunuh oleh selain Joni". Kontradiksi dengan "Ada satu orang yang kemungkinan membunuh Farid, dan dia bukan Joni."

Jika tidak ada orang lain yang berkemungkinan membunuh Farid selain Joni, maka Joni lah tersangkanya.

Macam kemungkinan dari Kebalikan:

1. Semua S + P O kebalikannya Sebagian O + P S
Contoh:
Semua manusia butuh makan kebalikannya Sebagian yang butuh makan adalah manusia.

( "+" adalah tanda pernyataan positif, contohnya; Andi makan. Sebaliknya "-" adalah negatif, contohnya; Andi tidak makan. SPO adalah Subyek Predikat Obyek)

2. Semua S - P O kebalikannya Semua O - P S
Contoh:
Semua batu tidak bernafas kebalikannya Semua yang bernafas bukan batu.

Berarti manusia bukan batu, binatang bukan batu, tumbuhan bukan batu.

3. Sebagian S + P O kebalikannya Sebagian O + P S
Contoh:
Sebagian alat musik bisa bersuara sendiri kebalikannya Sebagian yang bersuara sendiri adalah alat musik

# Sebagian itu apa saja yang bukan Semua dan bukan Tidak Ada Satupun, Sebagian itu bisa satu, bisa banyak, bisa sedikit.

4. Sebagian S - P O tidak memiliki kebalikan.

Sesi Pembuktian
Pernyataan bisa benar bisa salah tergantung buktinya, sekarang kita lihat aplikasinya pada Kebalikan.

Perlu diingat bahwa pada kebalikan, asal satu pernyataan benar atau jujur, kebalikannya pasti benar pula. Tapi apa yang terjadi jika satu pernyataan terbukti salah atau bohong?

1. Semua S + P O ini pernyataan bohong. Maka kebalikannya Sebagian O + P S pasti salah. Dan pasti Semua O - P S.
Contoh:
Semua singa punya sayap, lho ternyata salah, berarti pernyataan "Ada yang bersayap itu singa" pasti salah, dan tidak mungkin ada dari yang bersayap itu singa.

2. Semua S - P O ini pernyataan bohong. Maka kebalikannya Semua O - P S mungkin salah mungkin benar. Karena ada kemungkinan ketiga yaitu Sebagian O + P S
Contoh:
"Semua tuhan adalah berhala." Lhoh ternyata ini pernyataan salah, maka kebalikannya "Semua berhala bukanlah tuhan" belum tentu salah belum tentu benar, perlu ada bukti tambahan.

3. Sebagian S + P O ini pernyataan bohong. Maka kebalikannya Sebagian O + P S pasti salah. Dan Semua O - P S pasti benar .
Contoh:
Sebagian singa bisa berbicara, ini ternyata salah. Maka "Sebagian yang bisa berbicara adalah singa" juga pasti salah. Yang pasti benar tidak ada satupun yang bisa berbicara adalah singa.

SEGIEMPAT ARISTO

Diciptakan oleh Aristoteles dan diadopsi oleh Ulama' Islam, meskipun ada sebagian Ulama' yang menyangsikan Aristo sebagai penciptanya, melihat rendahnya peradaban ilmu pengetahuan di Yunani ketika itu. Itu karena riwayat Aristo yang menjelajah di negeri luar Yunani, termasuk ke Mesir dan Palestin yang ketika itu ditinggali umat Muslim dari Bani Israil, kemungkinan ilmu ini diambil dari negeri tersebut.

Segiempat Aristo menganalisa hubungan pembuktian dari empat bentuk argumen dasar, semua positif, semua negatif, sebagian positif dan sebagian negatif.

Jika ini terbukti salah, pasti itu salah, atau mungkin salah, dll. Jika ini terbukti benar, pasti itu begini dan begini.

Aristo membaginya menjadi 4 jenis hubungan dengan 6 cabang secara total. Lebih mudah langsung saya praktekkan 6 hubungan tersebut:

1A. Semua + <> Sebagian -
Disebut hubungan Kontradiktif.
Contohnya; semua makan apel <> sebagian tidak makan apel
(Baca saja "<>" sebagai "atau", dan setelah ini disebut pernyataan 1 <> pernyataan 2)

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti salah.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 pasti salah.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti benar.

1B. Semua - <> Sebagian +
Disebut hubungan Kontradiktif.
Contohnya; semua tidak makan apel <> sebagian makan apel.

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti salah.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 pasti salah.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti benar.

2. Semua + <> Semua -
Disebut hubungan Kontras.
Contohnya; semua makan apel <> semua tidak makan apel

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti salah.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 pasti salah.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 belum tentu benar.

3. Sebagian + <> Sebagian -
Disebut hubungan Subkontras
Contohnya; Sebagian makan apel <> sebagian tidak makan apel.

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 belum tentu benar.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti benar.

4A. Semua + <> Sebagian +
Disebut hubungan Subalternatif.
Contohnya; Semua makan apel <> sebagian makan apel.

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti salah.

4B. Semua - <> Sebagian -
Disebut hubungan Subalternatif.
Contohnya; Semua tidak makan apel <> sebagian tidak makan apel.

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti salah.

QIYAS SEDERHANA

Qiyas digunakan untuk membuat pernyataan baru dari pernyataan lain yang sudah ada.

Contoh:

Semua S(a) + P O(b)
Semua S(b) + P O(c)
Sama dengan:
Semua S(a) + P O(c)

Semua murid belajar.
Semua yang belajar lulus.
Sama dengan:
Semua murid lulus.

Obyek dan predikat pada pernyataan pertama menjadi subyek dan predikat pada pernyataan kedua. Maka bisa kita buat kesimpulan dengan pernyataan ketiga.

Disederhanakan rumusnya:
Semua (a) + (b)
Semua (b) + (c)
=
Semua (a) + (c)

Qiyas ada banyak sekali di kehidupan kita, mulai teori ilmu pengetahuan sampai ilmu fiqih menggunakannya.

Contoh Qiyas; pengharaman narkoba mengambil dari hadits pengharaman khamr, rumus percepatan gravitasi, jari-jari bumi, interogasi hukum, dan banyak lagi.

Qiyas Sederhana membahas 4 bentuk Qiyas dasar. Yaitu;

1. Qiyas tingkat 1 (paling dasar):
(a) (b)
(b) (c)
= ?
Contoh Kami semua adalah mahasiswa Unair, semua mahasiswa Unair belajar PKN, jadi kami semua belajar PKN.

2. Qiyas tingkat 2 (lebih mudah dari tingkat 3):
(b) (a)
(b) (c)
= ?
Contoh Semua mahasiswa Unair belajar Bahasa Indonesia, semua mahasiswa Unair belajar PKN, jadi sebagian "yang belajar Bahasa Indonesia" belajar PKN.

3. Qiyas tingkat 3 (lebih sulit dari tingkat 2):
(a) (b)
(c) (b)
= ?
Contoh Semua warga Somalia bukanlah warga Unair, semua dosen Unair adalah warga Unair, jadi semua warga Somalia bukan dosen Unair.

4. Qiyas tingkat 4 (bentuk paling sulit dan jarang dipakai, bahkan sebagian Ulama' berpendapat bentuk ini tidak ada):
(b) (a)
(c) (b)
= ?

Untuk memastikan kebenaran kesimpulan dari suatu pernyataan bentuk ke 4, 3 dan 2, kita perlu mengembalikannya ke dalam bentuk di tingkat yang lebih rendah yang lebih sederhana dengan menggunakan Kebalikan dan Kontradiksi.

Karena kesimpulan harus menggunakan rumus:

(a) (b) + (b) (c) =
(a) (b) + (b) (c) =
 (a) (c)

Maka misalnya:

Tingkat 2 ke tingkat 1:

(b) (a) + (b) (c) =
((b)(a)dibalik) + (b) (c) =
(a) (b) + (b) (c) =
(a) (b) + (b) (c) =
 (a) (c)

Contoh:
Semua mahasiswa Unair belajar Bahasa Indonesia, semua mahasiswa Unair belajar PKN.

Menjadi:

Sebagian yang belajar Bahasa Indonesia adalah Mahasiswa Unair, semua mahasiswa Unair belajar PKN.
Jadi sebagian "yang belajar Bahasa Indonesia" belajar PKN.

Syarat Bentuk Satu

Bentuk Satu memiliki syarat berikut agar dapat ditarik kesimpulan:

1. Premis minor tidak boleh negatif
2. Kesimpulan harus menyatakan semua/sebagian (a) positif/negatif (c).
3. Positif negatif mengacu pada adanya tidaknya negatif di premis mayor, jika ada berarti kesimpulan juga negatif.
4. Semua/sebagian, ditentukan oleh premis minor. Jika premis minor sebagian, maka kesimpulan juga harus sebagian. Jika premis minor semua, maka kesimpulan juga harus semua.
5. Premis mayor harus menyatakan semua, jika hanya menetapkan sebagian maka tidak dapat disimpulkan. Lihat contoh:

Semua monyet adalah makhluk.
Semua makhluk adalah ciptaan Tuhan.
MAKA
Semua monyet adalah ciptaan Tuhan.

Semua monyet adalah makhluk.
Semua makhluk bukan batu.
MAKA
Semua monyet bukan batu.

Semua monyet adalah makhluk.
Sebagian makhluk bisa berfilosofi.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Semua monyet adalah makhluk.
Sebagian makhluk tidak bisa memanjat pohon.
MAKA
TIDAK BISA DISIMPULKAN

Semua monyet bukan batu.
Semua batu punya warna.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Sebagian monyet bisa matematika.
Semua yang bisa matematika bisa menjawab 1+1.
MAKA
Sebagian monyet bisa menjawab 1+1.

Sebagian monyet bukan batu.
Semua batu punya warna.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Semua monyet bukan batu.
Semua batu bukan cairan.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Syarat Bentuk Dua

Bentuk Dua memiliki syarat berikut agar dapat ditarik kesimpulan:

1. Premis minor tidak boleh negatif
2. Kesimpulan harus menyatakan sebagian (a) positif/negatif (c).
3. Positif negatif mengacu pada adanya tidaknya negatif di premis mayor, jika ada berarti kesimpulan juga negatif. Lihat contoh:

Semua monyet adalah makhluk.
Semua monyet bisa bernafas.
MAKA
Sebagian makhluk bisa bernafas.

Semua monyet adalah makhluk.
Semua monyet bukan batu.
MAKA
Sebagian makhluk bukan batu.

Semua monyet adalah makhluk.
Sebagian monyet bisa matematika.
MAKA
Sebagian makhluk bisa matematika.

Semua monyet adalah makhluk.
Sebagian monyet tidak bisa matematika.
MAKA
Sebagian makhluk tidak bisa matematika.

Semua monyet bukan batu.
Semua monyet bisa bernafas.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Sebagian monyet bisa matematika.
Semua monyet bisa bernafas.
MAKA
Sebagian yang bisa matematika bisa bernafas.

Sebagian monyet bukan batu.
Semua monyet bisa bernafas.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Semua monyet bukan batu.
Semua monyet bukan ciptaan berhala.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

#jika ada pertanyaan silakan hubungi saya Hafidz (081330101681) atau nonton penjelasan yang lebih lengkap kepada Habib dan Guru kami, Habib Ali bin Baghir Assegaf di channel Youtube Jinan TV.

Hafidz Maulana Zulkarnain
Mahasiswa Unair di Tulungagung
Admin Forum Diskusi Lintas Agama

⁠⁠⁠MANTIQ (LOGIKA) 1/4 Bagian 1

⁠⁠⁠MANTIQ (LOGIKA 1/4
Bagian 1

Buku mantiq dasar ada 4, sesuai levelnya tulisan ini merangkum buku yang paling mudah dan dasar.

Semoga bermanfaat. Aamiin.

@HafidzMaulanaZ
Penulis

URGENSI BERLOGIKA YANG BENAR

Mantiq adalah panduan berlogika yang benar. Materi yang diajarkan di dalam Mantiq bukan doktrin, melainkan pengingat, karena kemampuan berlogika itu sebenarnya sudah ada di diri kita.

Sebagian Ulama', contohnya Ibnu Taimiyah bahkan berkata orang pintar tidak perlu belajar mantiq karena sudah bisa sendirinya, dan orang bodoh tidak perlu belajar mantiq karena pasti tidak bisa. Nah masalahnya adalah kita, yang ndak pintar, dan tidak juga bodoh.

Metode mantiq sangat logis, bukan berbentuk hafalan tapi pemahaman. Jika sudah paham maka tidak perlu menghafal.

Berikut ini adalah manfaat memahami cara berlogika yang benar:

1. Kita berlogika sebagaimana Ulama' zaman dahulu berlogika.
Metode mantiq adalah rumus rumus.

Imam Syafii memahami cara merumuskan fiqh, sehingga dengan itu dia sanggup menyelesaikan soal-soal.
Sebaliknya kita, kita diajari soal-soal fiqh dan tidak memahami rumusnya, oleh karena itu kita tidak mampu menyelesaikan permasalahan diluar yang diajarkan guru kita.

Dengan cara berpikir, cara berlogika, dan rumus yang sama dengan para Ulama', minimal kita jadi lebih mudah memahami tulisan-tulisan mereka. Dengan itu;

2. Mempermudah belajar ilmu agama.
Dengan kerangka berfikir yang baik, kita dapat lebih mudah mengerti argumen-argumen yang disampaikan, dan menafsirkan sesuai apa yang dimaksud sang penulis atau penyampai materi. Sehingga:

3. Waktu belajar lebih longgar.
Kita sering mengulang-ulang bacaan karena tidak paham makna tulisan yang kita baca, apalagi jika tulisan tersebut menggunakan bahasa arab atau asing. Apalagi jika penulis melakukan kesalahan atau kalimatnya saling berkontradiksi sedangkan kita tidak tahu mana yang salah?

4. Mengetahui kesalahan atau kebohongan pernyataan seseorang.
Kalau tidak logis ya pasti salah, kalau bertentangan antara kalimat A dan kalimat B ya pasti ada salah satu diantaranya yang salah atau bohong. Masalahnya, apakah kalimatnya yang tidak logis atau kita yang tidak logis? Kalimatnya yang bertentangan atau pemahaman kita yang salah? Jalan berlogika kita apakah sudah benar? Lha wong definisi logika, bedanya berfikir dan berkhayal saja kita tidak tahu!

5. Lebih amanah menjalankan tugas yang berkaitan dengan argumen.
Kata-kata anda lebih logis, lebih mudah diterima akal, dan anda bisa membedakan mana kalimat yang ambigu atau kontradiksi dan mana kalimat yang jelas.

Sebagai Da'i, Politikus, Lawyer, Hakim, Interogator, Penulis, Guru, Public Speaker, Orator, Pengamat, dan lain-lain anda lebih kuat dalam berargumen sehingga lawan-lawan anda tidak mampu mempermalukan anda menggunakan kata-kata anda sendiri.

Anekdot
Ada tiga orang yang tertangkap polisi, dua orang pasti berbohong dan satu orang pasti pembunuh berantai, satu orang pasti jujur, masalahnya kita tidak tahu siapa yang siapa.

Si A bilang, "Si B dan si C semuanya pembohong."
Si B bilang, "Aku pembohong? Yang jelas aku tidak membunuh. Si A pembunuhnya."
Si C bilang, "Aku mau bohong, tapi si B pembunuhnya. Coba tanya si A!"

Kalau anda tidak bisa menemukan bahwa si B pembunuhnya, berarti anda perlu belajar mantiq atau minimal baca tulisan ini.

PERNYATAAN

"Pernyataan" adalah sesuatu kalimat yang bisa ditentukan jujur (benar), dan
bohong(salah)nya.

"Aku tidak pernah selingkuh sayang!"

"Kamu bohong! Aku lihat tadi kamu bonceng perempuan lain di jalan!"

Sesuatu kalimat baru bisa disebut pernyataan kalau kalimat itu menetapkan sesuatu.

Bukan pertanyaan:
Kamu Hafidz kan?

Bukan perintah:
Tolong berhenti!

Bukan mengigau:
Kamu HafidzdzdzsNsks

Bukan ekspresi:
Aaah! Tidaaak! (Tertabrak)

Dan apabila pernyataan itu tidak jelas, harus dicari makna yang paling jelas.

Metafor:
Dia dijuluki Harimau Bulutangkis
*Makna "harimau" disitu bukan hewan harimau, namun lain, mungkin pemberani atau pemenang.

Ambigu:
Pukul sepuluh!
*Bisa bermakna waktu (jam sepuluh), bisa bermakna hantam sepuluh kali. Harus dicari makna sebenarnya.

Bilangan tidak disebut:
Kami ini adalah pembela pembela rakyat!
*Rakyat mana? Rakyat Afrika? Rakyat miskin? Koruptor juga rakyat! Kalau tidak jelas ini termasuk jenis kalimat seluruhnya atau sebagian, maka lebih aman menafsirkannya sebagai kalimat sebagian. Misal:
Murid kami hari ini belajar.
*yang pasti, sebagian murid belajar, mungkin ada beberapa yang melamun atau absen.

Masalah yang sering terjadi dalam perdebatan:

1. Makna kata yang dimaksud tidak sama.
Misal:

"Dia itu munafik, dia jahat!"

"Yo ndak to, munafik itu maknanya mengatakan beriman tapi hatinya kafir."

"Coba lihat KBBI! Munafik itu perkataan ndak sesuai perilaku."

"Lhoh, yang dipakek ya harus definisi menurut kitab agama dong, wong anda menghubungkan munafik dengan kejahatan. KBBI itu bukan kitab kejahatan dan kebaikan, pahala dan dosa!"

Maka solusi dari masalah "beda makna" ini adalah kembali merujuk ke referensi yang disepakati umum, yang relevan dengan makna tersebut. Misal
KBBI, kamus istilah, Undang-Undang, atau kitab suci. Makna yang sesuai dengan referensi tersebutlah, merupakan makna yang benar.

Dulu juga ada perdebatan sopir yang ngetem dengan polisi, masalah "berhenti" dan "parkir".

2. Out of Topic
Contohnya:
Di ILC pas pembahasan PERPU atau " PERPPU?":

"Agama tidak boleh dibuat alat politik!"

"Maaf ya, malam ini kan kita mbahas pro dan kontra perppu. Yang pro ini menganggap perppu darurat untuk membubarkan ormas yang mengancam NKRI. Yang kontra ini menganggap bahwa tidak ada unsur darurat, dan ini tanda-tanda pemerintahan otoriter, karena menghilangkan proses pengadilan. Lha anda kok ngomong gitu hubungannya dimana?"

Maka pengetahuan tentang kontradiksi dan kebalikan (yang akan dibahas setelah ini) penting agar terhindar dari perdebatan tidak tepat target, akhirnya waktu habis tanpa muncul kesimpulan.

3. Memperdebatkan contoh bukan memperdebatkan kaidah:

"Merdeka itu bebas dari segala macam penjajahan, termasuk penjajahan ideologi, penjajahan norma, dan hak manusia untuk memilih kepercayaan! Contoh bangsa yang benar-benar merdeka itu bisa kita lihat di arab saudi."

"Lho pak, di arab saudi itu perempuan itu dijajah, dia dirampas haknya untuk menyetir!"

"Lhoh itu kan supaya dia kemana-mana ada sopirnya, ada mahramnya yang mengamankan dia!"

Akhirnya kita panjang lebar membahas menyetir dan Arab Saudi, padahal masalah yang perlu kita selesaikan adalah definisi kemerdekaan.

Maka solusinya adalah kita lebih fokus kepada membuktikan kebenaran/kesalahan "kaidah". "Contoh", fungsinya sebagai penjelasan, kalau tidak jelas cukup minta ganti contoh yang lain.

4. Bukannya berargumen malah berfilsafat:

"Islam dan kristen itu seperti membandingkan farenheit dan celsius. Menurut saya argumen anda tidak berbobot!"

"Anda ini sedang berargumen atau berfilsafat, maksud anda itu apa? Yang jelas dong kalo berargumen!"

"Maksudku, menilai perilaku orang kristen dari sudut pandang Islam itu salah, ndak sesuai. Kayak ngukur pake farenheit dan celsius!"

"Eh mas, yang namanya neraka panas, mau diukur pake farenheit atau celsius ya tetep wae panas. Cobak kamu ngeluh ke malaikat, 'aku kok dimasukne neraka panas?' Malaikate njawab, 'lha menurutku iku dingin kok!'"

Argumen itu semestinya menjelaskan, menerangkan, membuat orang yang ndak tahu menjadi tahu, bukan malah nambah bingung. Anda ini guru bukan dukun, anda ini lawyer bukan peramal, anda ini da'i bukan penyair.

Orang tidak mengakui argumen anda dari seberapa indahnya kata-kata anda, tapi dari seberapa jelasnya argumen anda dan seberapa banyaknya ilmu mereka yang bertambah karena anda!

Ilmu adalah pemahaman. Kalau anda belum paham, namanya belum berilmu. Kalimat, tulisan, hafalan, contoh-contoh, itu semua hanya sarana untuk mencapai ilmu.

Oleh karena ilmu adalah pemahaman, maka orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang paling paham tentang Allah (Ulama)!

KONTRADIKSI

Kontradiksi adalah pernyataan yang berlawanan dengan kalimat anda.

Kalau pernyataan anda terbukti benar, kontradiksinya pasti salah. Kalau kontradiksinya terbukti benar, pernyataan anda yang salah. Kalau dua-duanya bisa benar, berarti bukan kontradiksi. Contoh:

"Pilih mana kristen yang jujur atau muslim koruptor?"

"Eleh eleeh, itu mah bukan kontradiksi atuh. Ya milih muslim yang jujur lah! Kalo kamu pilih sabar tapi suka selingkuhan apa tukang misuhi kamu tapi setia?"

PERHATIKAN, dua duanya dari kontradiksi tidak mungkin ada secara bersamaan; namun bisa tidak ada secara bersamaan.

Contoh:
Baju polos ini putih

Kontradiksi:
Baju polos ini hitam

Kemungkinan dua duanya benar tidak mungkin, tapi mungkin saja keduanya salah misal karena baju polos ini hijau.

Oleh karena itu anda bisa mengetahui kebenaran kalimat anda dengan membuktikan kesalahan pernyataan orang lain, yang berkontradiksi dengan kalimat anda.

Dan sebaliknya anda bisa mengetahui kesalahan pernyataan anda dengan membuktikan kebenaran pernyataan yang berkontradiksi dengan anda.

Contoh kalimat anda:
Semua singa memiliki rambut

Maka kontradiksinya:
Ada singa yang tidak memiliki rambut

Karena kalau ada singa yang tidak memiliki rambut, berarti pernyataan "semua singa berambut" salah.

Dan kalau benar semua singa berambut, maka pernyataan "ada singa tidak berambut" salah.

Nah, untuk memahami kontradiksi kita harus memahami empat macam pernyataan dasar:

1. Seluruhnya positif, setelah ini kita sebut A (huruf besar) dan + (positif) jadi A+.

Contohnya semua mahasiswa lulus.

2. Seluruhnya negatif, setelah ini kita sebut A (huruf besar) dan - (negatif) jadi A-.

Contohnya tidak ada mahasiswa yang lulus, atau semua mahasiwa tidak lulus.

3. Sebagian positif, setelah ini kita sebut a (huruf kecil) dan + (positif) jadi a+.

Contohnya ada mahasiswa lulus.

4. Sebagian negatif, setelah ini kita sebut a (huruf kecil) dan - (negatif) jadi a-.

Contohnya ada mahasiswa tidak lulus.

5. By person. Contohnya Mas Budi lulus, atau Mas Bejo tidak lulus. Atau kursi itu kayu.

Dan untuk menyatakan bahwa dua kalimat kontradiksi atau bukan, dia harus sama dalam 7 hal, termasuk jenisnya, macamnya, waktunya, tempatnya, dll.

Intinya yang dibicarakan ini haruslah hal yang sama.

Jadi kontradiksi itu ada enam:

1. Semua positif (A+) kontradiksinya sebagian negatif (a-).

Contohnya semua rakyat dibela, kontradiksinya, ada kok rakyat yang tidak dibela.

JIKA (A+) benar/jujur maka (a-) pasti salah/bohong, jika (a-) benar maka (A+) pasti salah, jika A+ salah maka a- pasti benar, jika a- salah maka A+ pasti benar.

2. Semua negatif kontradiksinya sebagian positif.

Contohnya semua laki-laki tidak ada yang bisa dipercaya, kontradiksinya, aku laki-laki yang bisa dipercaya.

JIKA (A-) benar/jujur maka (a+) pasti salah/bohong, jika (a+) benar maka (A-) pasti salah, jika A- salah maka a+ pasti benar, jika a+ salah maka A- pasti benar.

3. By person positif kontradiksinya by person negatif.

Contohnya hafidz itu namamu, kontradiksinya, bukan kok saya Michael.

Kontradiksi sebagian:
4. Seluruhnya positif (A+) kontradiksi seluruhnya negatif (A-).

Contohnya semua lulus, kontradiksi dengan semua tidak lulus.

Dikatakan kontradiksi sebagian karena:
Jika (A+) benar/jujur maka (A-) pasti salah/bohong, jika (A-) benar maka (A+) pasti salah.

NAMUN jika A+ salah maka A- belum tentu benar, dan jika A- salah maka A+ belum tentu benar.

Contohnya:
Semua yang ada di ruangan ini adalah manusia. Ternyata pernyataan ini salah/bohong.

Maka belum tentu semua yang ada di sini bukan manusia, barangkali hanya sebagian saja yang bukan manusia.

5. By person tapi beda jenis.

Buaya Surabaya itu hijau polos (A1), kotradiksinya, Buaya Surabaya itu putih polos (A2).
Kandang itu tingginya 10cm (A1), kontradiksinya, kandang itu tingginya 10meter (A2).

Jika (A1) benar/jujur maka (A2) pasti salah/bohong, jika (A2) benar maka (A1) pasti salah.

NAMUN jika A1 salah maka A2 belum tentu benar, dan jika A2 salah maka A1 belum tentu benar.

Karena barangkali ada opsi ketiga (A3).

Kontradiksi bila bohong:
6. Anda bisa mengetahui kebenaran suatu pernyataan dengan membuktikan kesalahan kontradiksinya.

Misal:
A. Seluruhnya positif ini bohong/salah, maka sebagiannya pasti negatif, dan mungkin seluruhnya negatif.

Contohnya, Pak Bokir mengaku bahwa pernyataannya tentang "semua anggota DPR terlibat korupsi e-KTP" adalah bohong. Berarti, pasti kenyataannya ada dari anggota DPR yang tidak terlibat korupsi, dan mungkin saja semuanya tidak terlibat.

B. Seluruhnya negatif ini bohong/salah, maka sebagiannya pasti positif, dan mungkin seluruhnya positif.

C. Sebagian positif ini bohong/salah, maka seluruhnya pasti negatif, dan pasti sebagiannya juga negatif* (lihat catatan).

Contohnya, ada anggota DPR yang dipenjara. Lho ini ternyata bohong!

"Berarti si Budi anggota DPR tidak dipenjara?"

"Tidak dipenjara. Tidak ada yang dipenjara..."

D. Sebagian negatif ini bohong/salah, maka seluruhnya pasti positif, dan pasti sebagiannya positif* (lihat catatan).

*Satu dari "seluruhnya" (A), juga masuk kategori "sebagian" (a). Contohnya:

"Semua orang lulus nak."

"Salah pak! Ada satu kok yang ndak lulus."

*Jika seluruhnya positif, pasti sebagiannya juga positif. Contoh:

"Semua yang hadir di kuliah hari ini tertidur."

"Berarti Joni juga tertidur?"

"Tentu saja!"

*Jika seluruhnya negatif, maka sebagiannya juga negatif.

🍈🍑🍑🍈🍑🍍🌽🥕🍆🍑🍍🌽🥒

Food(t)note:

@ Salah dan benar, jujur dan bohongnya pernyataan anda tidak ada hubungannya dengan dosa.

Contoh: Berbohong terkait rasa makanan yang dibuat Istri itu tidak berdosa.

@ Pernyataan anda disebut salah atau bohong jika tidak sesuai dengan Nafsul Amr (kenyataan).

@Penjelasan mengenai apa itu Nafsul Amr membutuhkan waktu yang lain.

🥜🥐🍯🍳🍯🥐🥐🥚🍯🥚🧀🍤🍖

KEBALIKAN

Masih kuat lanjut? Nanti aja lah biar ndak bosan, biar yang diatas ini dipahami dulu.

Masih ada Bab Kebalikan, Bab Hubungan Kata Kalimat, Kotak Aristo ( Aristoteles orang Yunani) dan Bab Qiyas yang insya akan saya terangkan di tulisan kedua, jika respon pembaca positif.

#jika ada pertanyaan silakan hubungi saya Hafidz (081330101681) atau nonton penjelasan yang lebih lengkap kepada Habib dan Guru kami, Habib Ali bin Baghir Assegaf di channel Youtube Jinan TV.

Hafidz Maulana Zulkarnain
Mahasiswa Unair di Tulungagung
Admin Forum Diskusi Lintas Agama

Jumat, 28 Juli 2017

Homonim, Homofon, Homograf

Oleh-oleh ringan dari sepotong surga di Mungkid: SMAITIF.

Kenapa aku mengambil topik  itu (Homonim, homofon, homograf) dalam kontestasi microteaching (halah) tadi pagi, secara rada mendadak dengan nyaris pantas dibilang benar-benar nol--tanpa--persiapan.

Itu adalah topik paling berkesan semasa aku SMA, yang mungkin tidak akan pernah terlupa seumur hidupku nantinya.

Episode ngewel di depan kelas. Bareng Bayu PiEm (Prabowo Mukti). Alahalah, guweh masih apal namenyeh, name lengkapnyeh. Weheheh. Salah satu cowok paling tuinggi, kerempeng, pendiam, dan grogian di kelas X A.. Yang [salah satunya juga] paling sering dipacok-pacokke denganku. NB: hampir setiap murid cowok di kelasku, sejak kelas 4 SD sampai lulus SMA, pernah dipacok-pacokke sama aku. Sial sekali nasib kami. Alhamdulillah-nya, tidak pernah ada yang jadian. Nasib yang sial tapi selamat, bahagia kan ujungnya?

Nah, si Bayu PMM dan aku, secara random ditunjuk Bu Guru untuk maju ke depan kelas. Sepele sekali urusannya: nulis 1 pasang kata homonim.

Aku maju sudah dalam keadaan ndredeg panas dingin. Sampai papan tulis, naik ancik-anciknya, pegang spidol, tanganku gemetaran, otakku macet. Blank.

Masih untung aku nggak pingsan waktu itu. Deuh.. betapa aku dulu gak pedean, selalu demam panggung, menghindari kontak sosial... Sedangkan sekarang, seperti Doraemon, aku ingin begini, aku ingin begitu, jadi guru, jadi motivator, jadi konselor, jadi ahli fiqih kontemporer, daan lain sebagainya. Metamorfosis "kawah jingga" itu luar biasa Ya Allah, terima kasih banyaaak, segala puji hanya untuk-Mu.

Di depan kelas, bermenit-menit, aku hanya mengacungkan spidol gemetaran sampai tanganku kesemutan, dan tidak satu kata homonim-pun ketemu untuk dituliskan. Padahal eh padahal, kekayaan diksiku dari kecil lumayan lho, di atas rata-rata teman sekelas. Nilai tertulisku selalu bagus kalau pelajaran Bahasa. Tapi kalau lisan, beda ceritanya. Apalagi giliran harus maju ke depan kelas, hancurlah sudah.

Malunya...
Bermenit-menit yang tak terlupakan sepanjang sisa usia.
Akhirnya aku disuruh Bu Guru balik ke tempat duduk... dengan menanggung malu dan segunung rasa bersalah. Luar biasa. Dan Bayu PM pun sama tidak berhasilnya.

Maka dari kisah tersebut  aku jadi belajar. Kujadikan kelas microteachingku tadi mengalir dengan kesederhanaan dan suasana alamiah.
Aku puas.
Meski banyak hal di luar rencana..
Yang rencananya pun dibikin mendadak..
Thanks to Allah lagi, aku dapat giliran lumayan belakangan untuk bisa mengambil pengalaman "guru" sebelumnya, dan cukup pertengahan (belum akhir) sehingga masih kebagian "murid" untuk kuajak bersenang-senang.

Belajar itu senang.

Itulah guru yang ideal menurutku...
Yang bisa membuat siswanya
belajar dengan senang
sehingga senang belajar.

Ngomong-ngomong homofon itu 2 kata yang tulisan dan bunyi nya sama, tapi artinya beda. Contoh : bisa (racun &  dapat).

Kalau homofon, 2 kata yang bunyinya sama tapi tulisannya beda. Misal : sanksi (hukuman)   & sangsi (ragu).

Nah homograf, 2 kata yang tulisannya sama tapi bunyinya beda. Seperti apel (nama buah) & apel (pertemuan).


200617

Rabu, 05 Juli 2017

Berpuisi #6

Aku senang kalau dia punya sesuatu untuk dia raih.
Aku senang kalau dia bahagia dengan hidupnya.
Aku senang kalau dia jadi lebih baik dari hari ke hari,
Lewat apapun jalannya.
Lewat apapun yang dia pilih.
Nggak kudu sama aku.
Aku tetap bahagia, bahkan dengan menyadari bahwa kami punya jalan sendiri-sendiri.


Bilik Ganti kini, Supermoon Pertengahan November 2016

Senin, 03 Juli 2017

Ketemu Kamu

Aku sedang dolan ke Karst bareng keluargaku (macam kemarin H+3 lebaran 1438). Di sana indah, aku bermain sepuasnya, secapeknya. Di salah satu bagiannya, ada masjid lumayan besar untuk rehat dan munajat. Juga ada warung yang pengelolanya aku familiar.

Kesan awalnya negatif, aku merasa pernah kenal mbak-mbak itu dengan masakannya yang kurang enak, pembayarannya yang kurang fair, atau apa gitu. Salah satu mbaknya terkesan terlalu antusias menyambut kami dan seolah memaksakan kehendak.

Entah bagaimana ceritanya, mungkin karena kelamaan nunggu, aku ketiduran di masjid. Lalu rombonganku ninggalin aku. Aku kebangun di masjid, lalu makan di warung, sambil ditemani salah satu mbaknya. Ini salah satu percakapan yang aku masih ingat:

"Jadi sebenernya Karst iru sehat nggak sih mbak buat badan?"
"Oh, sehat banget!"
dsb.

Ada adegan aku nyari anting-antingku di kantor warung itu. Kayak ada surat pernyataan atau makalah tugas sekolah gitu yang tergeletak di meja kerja. Mataku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat-lihat. Mbak warung masuk ruangan. Duh, kepergok. Kubilang saja cari anting-anting, lalu aku dibantu.

Aku berdiri sendirian, keluarga sudah pulang duluan. Ada beberapa orang--mungkin regu pencari/penolong--datang mendekat. Salah satunya bilang mau mengantarku pulang. Aku mengangguk setuju (dari samping), dan sedetik kemudian aku berbalik sambil berkata, "Saya pakai motor saya, njenengan pakai motor sendiri, ya."

Pemuda itu tampak bimbang.  Lalu orang di sebelahnya, yang ternyata ABH (Weh, kok bisa ya ada ABH?!) mengenakan baju ungu tua kemerahan, mengangguk sembari berucap, "Iya, pakai motor sendiri-sendiri aja." Ditepuknya pundak pemuda tadi, lantas kami beranjak. 

Aku didekati laki-laki berjaket merah buluk, menyerahkan kacamata merahku (yang hilang November 2016) ke tanganku, tanpa kata dan tanpa melihat muka. Kacamata itu rasa-rasanya rusak, ada mur yang lepas atau masalah apa gitu, namun aku tidak terlalu memperhatikannya. Aku memperhatikan orangnya. Awalnya aku tidak mengenalinya, tapi lalu aku menyadari, itu kamu! Wah...

Ada satu insiden yang lalu membuatku berkata, "Kayaknya kita udah lama banget nggak bareng-bareng. Nggak kompak!"

Kemudian aku kehausan. Sementara, kita duduk-duduk di warung yang sepertinya beda dengan warung yang tadi. Ah, itu basecamp kalik. Kita duduk mengitari meja rendah berbentuk kotak, lesehan. Di meja itu terhampar toples-toples, dua gelas kosong, dan satu porong yang juga habis isinya. 

Aku benar-benar haus, jadi aku berinisiatif mencari air ke belakang. Kuambil gelas-gelas kosong dan porong itu dengan satu tangan. Tiba-tiba, mataku tertumbuk pada sebuah gelas lagi yang tadinya tidak kelihatan. Masih ada isinya. Kuulurkan tanganku satunya meraih gelas itu. Suasana mendadak serasa lebih hening, canggung gimana gitu. Kuperhatikan, sepertinya enak, ada bituran-butiran berukuran tanggung antara besarnya buliran delima dan bulir jeruk. Sepertinya baru diminum sedikit. Hausku makin menjadi-jadi. Langsung kuminum. Tepat saat seteguk minuman itu masuk ke mulutku, teman-temanmu yang tidak kukenal (kecuali ABH) itu menyorakiku bebarengan. "Ciyeeee....!"

Aku tidak berani menatap siapapun waktu itu. Dengan sok cuek, aku fokus melanjutkan meminumnya. Rasanya enak. Tapi secara spontan aku jadi berhati-hati, tidak berani kuhabiskan isi gelas itu. Kuminum secukupnya sampai hausku tertolong. Kuletakkan kembali gelas yang masih berisi separuh itu di tempatnya semula. Lalu aku beranjak berdiri mengisi dua gelas dan porong kosong tadi ke belakang, sambil merasakan banyak mata sedang mengawasiku.

Ada adegan lain lagi yang aku tidak ingat.

Dan aku terbangun dengan indah dari mimpi itu, dengan perasaan sedikit berdebar yang teramat indah. Perasaan dan sikapku tenang waktu bangun itu, tidak seperti biasanya yang panik, berkeringat, dan deg-degan berat saat bangun dari mimpi berkesan. 

Doaku tetap sama, semoga Dia menyelesaikan hubungan kita dengan ending yang indah : bersatu dengan nikah dan bahagia dunia akhirat, atau berpisah dengan indah, baik-baik, tanpa ada rasa saling tersakiti. Entah kita berjodoh ataukah tidak, semoga Allah berkenan mengakhirinya dengan indah.

Siluet dirimu, tiba-tiba saja bisa hadir dalam mimpiku. Tidak berarti apapun, sih. Hanya ingin kutuliskan, kubagi, dan semoga bisa kukenang suatu hari nanti.

Saat ini aku sedang lumayan netral. Ada sesuatu yang harus kusiapkan. Ini cukup menguras energi, dan memfokuskanku. Mengalihkanku dari gulana yang tempo hari sempat mengemuka. SEMOGA INI BAIK ADANYA. Berkah. Berkah. Dan sampai jumpa insyaallah.