Who Amung Us

Sabtu, 29 Juli 2017

⁠⁠⁠MANTIQ (LOGIKA) 1/4 Bagian 1

⁠⁠⁠MANTIQ (LOGIKA 1/4
Bagian 1

Buku mantiq dasar ada 4, sesuai levelnya tulisan ini merangkum buku yang paling mudah dan dasar.

Semoga bermanfaat. Aamiin.

@HafidzMaulanaZ
Penulis

URGENSI BERLOGIKA YANG BENAR

Mantiq adalah panduan berlogika yang benar. Materi yang diajarkan di dalam Mantiq bukan doktrin, melainkan pengingat, karena kemampuan berlogika itu sebenarnya sudah ada di diri kita.

Sebagian Ulama', contohnya Ibnu Taimiyah bahkan berkata orang pintar tidak perlu belajar mantiq karena sudah bisa sendirinya, dan orang bodoh tidak perlu belajar mantiq karena pasti tidak bisa. Nah masalahnya adalah kita, yang ndak pintar, dan tidak juga bodoh.

Metode mantiq sangat logis, bukan berbentuk hafalan tapi pemahaman. Jika sudah paham maka tidak perlu menghafal.

Berikut ini adalah manfaat memahami cara berlogika yang benar:

1. Kita berlogika sebagaimana Ulama' zaman dahulu berlogika.
Metode mantiq adalah rumus rumus.

Imam Syafii memahami cara merumuskan fiqh, sehingga dengan itu dia sanggup menyelesaikan soal-soal.
Sebaliknya kita, kita diajari soal-soal fiqh dan tidak memahami rumusnya, oleh karena itu kita tidak mampu menyelesaikan permasalahan diluar yang diajarkan guru kita.

Dengan cara berpikir, cara berlogika, dan rumus yang sama dengan para Ulama', minimal kita jadi lebih mudah memahami tulisan-tulisan mereka. Dengan itu;

2. Mempermudah belajar ilmu agama.
Dengan kerangka berfikir yang baik, kita dapat lebih mudah mengerti argumen-argumen yang disampaikan, dan menafsirkan sesuai apa yang dimaksud sang penulis atau penyampai materi. Sehingga:

3. Waktu belajar lebih longgar.
Kita sering mengulang-ulang bacaan karena tidak paham makna tulisan yang kita baca, apalagi jika tulisan tersebut menggunakan bahasa arab atau asing. Apalagi jika penulis melakukan kesalahan atau kalimatnya saling berkontradiksi sedangkan kita tidak tahu mana yang salah?

4. Mengetahui kesalahan atau kebohongan pernyataan seseorang.
Kalau tidak logis ya pasti salah, kalau bertentangan antara kalimat A dan kalimat B ya pasti ada salah satu diantaranya yang salah atau bohong. Masalahnya, apakah kalimatnya yang tidak logis atau kita yang tidak logis? Kalimatnya yang bertentangan atau pemahaman kita yang salah? Jalan berlogika kita apakah sudah benar? Lha wong definisi logika, bedanya berfikir dan berkhayal saja kita tidak tahu!

5. Lebih amanah menjalankan tugas yang berkaitan dengan argumen.
Kata-kata anda lebih logis, lebih mudah diterima akal, dan anda bisa membedakan mana kalimat yang ambigu atau kontradiksi dan mana kalimat yang jelas.

Sebagai Da'i, Politikus, Lawyer, Hakim, Interogator, Penulis, Guru, Public Speaker, Orator, Pengamat, dan lain-lain anda lebih kuat dalam berargumen sehingga lawan-lawan anda tidak mampu mempermalukan anda menggunakan kata-kata anda sendiri.

Anekdot
Ada tiga orang yang tertangkap polisi, dua orang pasti berbohong dan satu orang pasti pembunuh berantai, satu orang pasti jujur, masalahnya kita tidak tahu siapa yang siapa.

Si A bilang, "Si B dan si C semuanya pembohong."
Si B bilang, "Aku pembohong? Yang jelas aku tidak membunuh. Si A pembunuhnya."
Si C bilang, "Aku mau bohong, tapi si B pembunuhnya. Coba tanya si A!"

Kalau anda tidak bisa menemukan bahwa si B pembunuhnya, berarti anda perlu belajar mantiq atau minimal baca tulisan ini.

PERNYATAAN

"Pernyataan" adalah sesuatu kalimat yang bisa ditentukan jujur (benar), dan
bohong(salah)nya.

"Aku tidak pernah selingkuh sayang!"

"Kamu bohong! Aku lihat tadi kamu bonceng perempuan lain di jalan!"

Sesuatu kalimat baru bisa disebut pernyataan kalau kalimat itu menetapkan sesuatu.

Bukan pertanyaan:
Kamu Hafidz kan?

Bukan perintah:
Tolong berhenti!

Bukan mengigau:
Kamu HafidzdzdzsNsks

Bukan ekspresi:
Aaah! Tidaaak! (Tertabrak)

Dan apabila pernyataan itu tidak jelas, harus dicari makna yang paling jelas.

Metafor:
Dia dijuluki Harimau Bulutangkis
*Makna "harimau" disitu bukan hewan harimau, namun lain, mungkin pemberani atau pemenang.

Ambigu:
Pukul sepuluh!
*Bisa bermakna waktu (jam sepuluh), bisa bermakna hantam sepuluh kali. Harus dicari makna sebenarnya.

Bilangan tidak disebut:
Kami ini adalah pembela pembela rakyat!
*Rakyat mana? Rakyat Afrika? Rakyat miskin? Koruptor juga rakyat! Kalau tidak jelas ini termasuk jenis kalimat seluruhnya atau sebagian, maka lebih aman menafsirkannya sebagai kalimat sebagian. Misal:
Murid kami hari ini belajar.
*yang pasti, sebagian murid belajar, mungkin ada beberapa yang melamun atau absen.

Masalah yang sering terjadi dalam perdebatan:

1. Makna kata yang dimaksud tidak sama.
Misal:

"Dia itu munafik, dia jahat!"

"Yo ndak to, munafik itu maknanya mengatakan beriman tapi hatinya kafir."

"Coba lihat KBBI! Munafik itu perkataan ndak sesuai perilaku."

"Lhoh, yang dipakek ya harus definisi menurut kitab agama dong, wong anda menghubungkan munafik dengan kejahatan. KBBI itu bukan kitab kejahatan dan kebaikan, pahala dan dosa!"

Maka solusi dari masalah "beda makna" ini adalah kembali merujuk ke referensi yang disepakati umum, yang relevan dengan makna tersebut. Misal
KBBI, kamus istilah, Undang-Undang, atau kitab suci. Makna yang sesuai dengan referensi tersebutlah, merupakan makna yang benar.

Dulu juga ada perdebatan sopir yang ngetem dengan polisi, masalah "berhenti" dan "parkir".

2. Out of Topic
Contohnya:
Di ILC pas pembahasan PERPU atau " PERPPU?":

"Agama tidak boleh dibuat alat politik!"

"Maaf ya, malam ini kan kita mbahas pro dan kontra perppu. Yang pro ini menganggap perppu darurat untuk membubarkan ormas yang mengancam NKRI. Yang kontra ini menganggap bahwa tidak ada unsur darurat, dan ini tanda-tanda pemerintahan otoriter, karena menghilangkan proses pengadilan. Lha anda kok ngomong gitu hubungannya dimana?"

Maka pengetahuan tentang kontradiksi dan kebalikan (yang akan dibahas setelah ini) penting agar terhindar dari perdebatan tidak tepat target, akhirnya waktu habis tanpa muncul kesimpulan.

3. Memperdebatkan contoh bukan memperdebatkan kaidah:

"Merdeka itu bebas dari segala macam penjajahan, termasuk penjajahan ideologi, penjajahan norma, dan hak manusia untuk memilih kepercayaan! Contoh bangsa yang benar-benar merdeka itu bisa kita lihat di arab saudi."

"Lho pak, di arab saudi itu perempuan itu dijajah, dia dirampas haknya untuk menyetir!"

"Lhoh itu kan supaya dia kemana-mana ada sopirnya, ada mahramnya yang mengamankan dia!"

Akhirnya kita panjang lebar membahas menyetir dan Arab Saudi, padahal masalah yang perlu kita selesaikan adalah definisi kemerdekaan.

Maka solusinya adalah kita lebih fokus kepada membuktikan kebenaran/kesalahan "kaidah". "Contoh", fungsinya sebagai penjelasan, kalau tidak jelas cukup minta ganti contoh yang lain.

4. Bukannya berargumen malah berfilsafat:

"Islam dan kristen itu seperti membandingkan farenheit dan celsius. Menurut saya argumen anda tidak berbobot!"

"Anda ini sedang berargumen atau berfilsafat, maksud anda itu apa? Yang jelas dong kalo berargumen!"

"Maksudku, menilai perilaku orang kristen dari sudut pandang Islam itu salah, ndak sesuai. Kayak ngukur pake farenheit dan celsius!"

"Eh mas, yang namanya neraka panas, mau diukur pake farenheit atau celsius ya tetep wae panas. Cobak kamu ngeluh ke malaikat, 'aku kok dimasukne neraka panas?' Malaikate njawab, 'lha menurutku iku dingin kok!'"

Argumen itu semestinya menjelaskan, menerangkan, membuat orang yang ndak tahu menjadi tahu, bukan malah nambah bingung. Anda ini guru bukan dukun, anda ini lawyer bukan peramal, anda ini da'i bukan penyair.

Orang tidak mengakui argumen anda dari seberapa indahnya kata-kata anda, tapi dari seberapa jelasnya argumen anda dan seberapa banyaknya ilmu mereka yang bertambah karena anda!

Ilmu adalah pemahaman. Kalau anda belum paham, namanya belum berilmu. Kalimat, tulisan, hafalan, contoh-contoh, itu semua hanya sarana untuk mencapai ilmu.

Oleh karena ilmu adalah pemahaman, maka orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang paling paham tentang Allah (Ulama)!

KONTRADIKSI

Kontradiksi adalah pernyataan yang berlawanan dengan kalimat anda.

Kalau pernyataan anda terbukti benar, kontradiksinya pasti salah. Kalau kontradiksinya terbukti benar, pernyataan anda yang salah. Kalau dua-duanya bisa benar, berarti bukan kontradiksi. Contoh:

"Pilih mana kristen yang jujur atau muslim koruptor?"

"Eleh eleeh, itu mah bukan kontradiksi atuh. Ya milih muslim yang jujur lah! Kalo kamu pilih sabar tapi suka selingkuhan apa tukang misuhi kamu tapi setia?"

PERHATIKAN, dua duanya dari kontradiksi tidak mungkin ada secara bersamaan; namun bisa tidak ada secara bersamaan.

Contoh:
Baju polos ini putih

Kontradiksi:
Baju polos ini hitam

Kemungkinan dua duanya benar tidak mungkin, tapi mungkin saja keduanya salah misal karena baju polos ini hijau.

Oleh karena itu anda bisa mengetahui kebenaran kalimat anda dengan membuktikan kesalahan pernyataan orang lain, yang berkontradiksi dengan kalimat anda.

Dan sebaliknya anda bisa mengetahui kesalahan pernyataan anda dengan membuktikan kebenaran pernyataan yang berkontradiksi dengan anda.

Contoh kalimat anda:
Semua singa memiliki rambut

Maka kontradiksinya:
Ada singa yang tidak memiliki rambut

Karena kalau ada singa yang tidak memiliki rambut, berarti pernyataan "semua singa berambut" salah.

Dan kalau benar semua singa berambut, maka pernyataan "ada singa tidak berambut" salah.

Nah, untuk memahami kontradiksi kita harus memahami empat macam pernyataan dasar:

1. Seluruhnya positif, setelah ini kita sebut A (huruf besar) dan + (positif) jadi A+.

Contohnya semua mahasiswa lulus.

2. Seluruhnya negatif, setelah ini kita sebut A (huruf besar) dan - (negatif) jadi A-.

Contohnya tidak ada mahasiswa yang lulus, atau semua mahasiwa tidak lulus.

3. Sebagian positif, setelah ini kita sebut a (huruf kecil) dan + (positif) jadi a+.

Contohnya ada mahasiswa lulus.

4. Sebagian negatif, setelah ini kita sebut a (huruf kecil) dan - (negatif) jadi a-.

Contohnya ada mahasiswa tidak lulus.

5. By person. Contohnya Mas Budi lulus, atau Mas Bejo tidak lulus. Atau kursi itu kayu.

Dan untuk menyatakan bahwa dua kalimat kontradiksi atau bukan, dia harus sama dalam 7 hal, termasuk jenisnya, macamnya, waktunya, tempatnya, dll.

Intinya yang dibicarakan ini haruslah hal yang sama.

Jadi kontradiksi itu ada enam:

1. Semua positif (A+) kontradiksinya sebagian negatif (a-).

Contohnya semua rakyat dibela, kontradiksinya, ada kok rakyat yang tidak dibela.

JIKA (A+) benar/jujur maka (a-) pasti salah/bohong, jika (a-) benar maka (A+) pasti salah, jika A+ salah maka a- pasti benar, jika a- salah maka A+ pasti benar.

2. Semua negatif kontradiksinya sebagian positif.

Contohnya semua laki-laki tidak ada yang bisa dipercaya, kontradiksinya, aku laki-laki yang bisa dipercaya.

JIKA (A-) benar/jujur maka (a+) pasti salah/bohong, jika (a+) benar maka (A-) pasti salah, jika A- salah maka a+ pasti benar, jika a+ salah maka A- pasti benar.

3. By person positif kontradiksinya by person negatif.

Contohnya hafidz itu namamu, kontradiksinya, bukan kok saya Michael.

Kontradiksi sebagian:
4. Seluruhnya positif (A+) kontradiksi seluruhnya negatif (A-).

Contohnya semua lulus, kontradiksi dengan semua tidak lulus.

Dikatakan kontradiksi sebagian karena:
Jika (A+) benar/jujur maka (A-) pasti salah/bohong, jika (A-) benar maka (A+) pasti salah.

NAMUN jika A+ salah maka A- belum tentu benar, dan jika A- salah maka A+ belum tentu benar.

Contohnya:
Semua yang ada di ruangan ini adalah manusia. Ternyata pernyataan ini salah/bohong.

Maka belum tentu semua yang ada di sini bukan manusia, barangkali hanya sebagian saja yang bukan manusia.

5. By person tapi beda jenis.

Buaya Surabaya itu hijau polos (A1), kotradiksinya, Buaya Surabaya itu putih polos (A2).
Kandang itu tingginya 10cm (A1), kontradiksinya, kandang itu tingginya 10meter (A2).

Jika (A1) benar/jujur maka (A2) pasti salah/bohong, jika (A2) benar maka (A1) pasti salah.

NAMUN jika A1 salah maka A2 belum tentu benar, dan jika A2 salah maka A1 belum tentu benar.

Karena barangkali ada opsi ketiga (A3).

Kontradiksi bila bohong:
6. Anda bisa mengetahui kebenaran suatu pernyataan dengan membuktikan kesalahan kontradiksinya.

Misal:
A. Seluruhnya positif ini bohong/salah, maka sebagiannya pasti negatif, dan mungkin seluruhnya negatif.

Contohnya, Pak Bokir mengaku bahwa pernyataannya tentang "semua anggota DPR terlibat korupsi e-KTP" adalah bohong. Berarti, pasti kenyataannya ada dari anggota DPR yang tidak terlibat korupsi, dan mungkin saja semuanya tidak terlibat.

B. Seluruhnya negatif ini bohong/salah, maka sebagiannya pasti positif, dan mungkin seluruhnya positif.

C. Sebagian positif ini bohong/salah, maka seluruhnya pasti negatif, dan pasti sebagiannya juga negatif* (lihat catatan).

Contohnya, ada anggota DPR yang dipenjara. Lho ini ternyata bohong!

"Berarti si Budi anggota DPR tidak dipenjara?"

"Tidak dipenjara. Tidak ada yang dipenjara..."

D. Sebagian negatif ini bohong/salah, maka seluruhnya pasti positif, dan pasti sebagiannya positif* (lihat catatan).

*Satu dari "seluruhnya" (A), juga masuk kategori "sebagian" (a). Contohnya:

"Semua orang lulus nak."

"Salah pak! Ada satu kok yang ndak lulus."

*Jika seluruhnya positif, pasti sebagiannya juga positif. Contoh:

"Semua yang hadir di kuliah hari ini tertidur."

"Berarti Joni juga tertidur?"

"Tentu saja!"

*Jika seluruhnya negatif, maka sebagiannya juga negatif.

🍈🍑🍑🍈🍑🍍🌽🥕🍆🍑🍍🌽🥒

Food(t)note:

@ Salah dan benar, jujur dan bohongnya pernyataan anda tidak ada hubungannya dengan dosa.

Contoh: Berbohong terkait rasa makanan yang dibuat Istri itu tidak berdosa.

@ Pernyataan anda disebut salah atau bohong jika tidak sesuai dengan Nafsul Amr (kenyataan).

@Penjelasan mengenai apa itu Nafsul Amr membutuhkan waktu yang lain.

🥜🥐🍯🍳🍯🥐🥐🥚🍯🥚🧀🍤🍖

KEBALIKAN

Masih kuat lanjut? Nanti aja lah biar ndak bosan, biar yang diatas ini dipahami dulu.

Masih ada Bab Kebalikan, Bab Hubungan Kata Kalimat, Kotak Aristo ( Aristoteles orang Yunani) dan Bab Qiyas yang insya akan saya terangkan di tulisan kedua, jika respon pembaca positif.

#jika ada pertanyaan silakan hubungi saya Hafidz (081330101681) atau nonton penjelasan yang lebih lengkap kepada Habib dan Guru kami, Habib Ali bin Baghir Assegaf di channel Youtube Jinan TV.

Hafidz Maulana Zulkarnain
Mahasiswa Unair di Tulungagung
Admin Forum Diskusi Lintas Agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar