Who Amung Us

Sabtu, 29 Juli 2017

⁠⁠⁠LOGIKA 1/4 Bagian 2



Buku mantiq dasar ada 4, sesuai levelnya tulisan ini merangkum buku yang paling mudah dan dasar.

Tulisan ini merupakan tulisan kedua dalam tema tersebut, yang akan membahas hubungan kata kalimat, kebalikan, segiempat Aristo, dan Qiyas.

Jika pembaca menemukan kesalahan, penulis memohon maaf, dan silakan ditunjukkan kepada penulis supaya segera dikoreksi.

Semua yang ada disini adalah berdasarkan pemahaman penulis terhadap pengajaran Mantiq yang disampaikan oleh guru kami, Habib Ali bin Baghir Assegaf Lc M.A.

Untuk lebih jelasnya, silakan merujuk kepada rekaman kajian beliau di channel Youtube Jinan TV.

Semoga Allah menganugerahkan kebaikan yang mengalir kepada penulis, sang guru, dan pembaca sekalian. Amin.

Semoga bermanfaat. Aamiin.

@HafidzMaulanaZ
Penulis

URGENSI BERLOGIKA YANG BENAR

Mantiq adalah panduan berlogika yang benar.

Saya sebutkan kembali manfaat mempelajari mantiq:

1. Kita berlogika sebagaimana Ulama' zaman dahulu berlogika
2. Mempermudah memahami argumen lisan dan tulisan
3. Mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk mengkhatamkan kitab/buku
4. Mengetahui kesalahan atau kebohongan pernyataan seseorang
5. Lebih amanah menjalankan tugas yang berkaitan dengan argumen

Sebagai Da'i, Politikus, Lawyer, Hakim, Interogator, Penulis, Guru, Public Speaker, Orator, Pengamat, dan lain-lain anda lebih kuat dalam berargumen sehingga lawan-lawan anda tidak mampu mempermalukan anda menggunakan kata-kata anda sendiri.

Anekdot

Ayat "wa aqimushsholah" atau biasa diartikan "dan laksanakanlah sholat", biasanya digunakan untuk menunjukkan kewajiban shalat fardhu.

Pertanyaannya, bagaimana anda membuktikan bahwa "wa aqimushsholah" adalah sebuah perintah yang mewajibkan sholat tertentu saja, bukan semua sholat termasuk Dhuha dan Tahajjud?

Kalau anda tidak bisa membuktikannya, berarti anda perlu belajar Mantiq atau minimal baca tulisan kedua ini.

HUBUNGAN KATA-KALIMAT

Mobil Toyota Varios baru ini adalah milik Zaid.

Mobil Toyota Varios ini tidak ada bedanya dengan Toyota Varios baru yang lain. Tapi mengapa yang satu ini adalah miliknya Zaid, mengapa ketika dicuri dan dirubah bentuknya, mobil itu tetap merupakan milik Zaid?

Karena ada hubungan antara Zaid dan mobil tersebut.

Kalimat argumentasi, adalah kalimat yang menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Misalnya:

Kinanah adalah istrinya Zaid.
Manusia adalah makhluk yang bisa bernafas.
Semua murid belajar.
Hubungan antara uang suap dan proyek tertentu.

Hubungan adalah suatu hal yang abstrak, tidak tampak, oleh karena itu membutuhkan bukti.

Buku nikah adalah bukti adanya hubungan suami-istri antara Kinanah dan Zaid. Buku nikah itu sendiri bukanlah hubungan antara Zaid dan Kinanah.

Kalau misalnya warga menangkap Zaid bersama seorang wanita di hotel, bisa saja Zaid menyatakan wanita tersebut istrinya.

Jika Zaid bisa menunjukkan bukti hubungan tersebut, maka pernyataan Zaid benar dan jujur. Namun jika bukti yang ditemukan berkata sebaliknya, maka pernyataan Zaid salah dan bohong.

Manusia adalah makhluk hidup, tapi makhluk hidup belum tentu manusia, karena anjing juga makhluk hidup.

Apalagi Joni yang membunuh Surip, bukan Surip yang membunuh Joni.

Karena status orang pertama sebagai pelaku tidak dapat ditukar dengan status orang kedua sebagai korban, maka ada rumus berikut:

Subyek + Predikat + Obyek

Subyek dan obyek bisa berupa individu tertentu (Zaid, kursi itu, mejanya Zaid, kakak saya, dll) dan bisa juga merupakan istilah kolektif (beras merah, naga, tuhan-tuhan, mereka, manusia, murid, dll) yang bisa dilampiri jumlahnya (semuanya, sebagian, tidak ada satupun).

Predikat adalah sesuatu yang menghubungkan subyek dengan obyek. Hubungan tersebut bisa salah bisa benar, bisa jujur bisa bohong tergantung buktinya.

KEBALIKAN

Kalau kontradiksi adalah dua pernyataan berbeda yang tidak mungkin benar kedua-duanya, maka Kebalikan adalah dua pernyataan yang Obyek pernyataan 1 menjadi Subyek bagi pernyataan 2 dan sebaliknya, namun jika salah satu pernyataan benar maka yang lain juga pasti benar. Contohnya:

1. Semua manusia adalah makhluk bernafas
2. Sebagian makhluk bernafas adalah manusia

Manusia adalah subyek dari pernyataan 1, dan menjadi obyek pada pernyataan 2. Sebaliknya terjadi pada "makhluk bernafas".

Karena "makhluk bernafas" lebih banyak individunya daripada manusia, maka hanya sebagian dari makhluk bernafas yang merupakan manusia. Sedangkan semua manusia merupakan makhluk bernafas.

Pernyataan 1 dan 2 apabila dihubungkan untuk membuat hubungan baru, maka pernyataan yang subyeknya lebih luas dari subyek pernyataan yang lain disebut Premis Mayor. Sedangkan pernyataan satunya disebut Premis Minor. Premis akan digunakan pada pembahasan Qiyas setelah ini.

Supaya tidak bingung, ini contohnya Qiyas:
1. Semua manusia adalah makhluk hidup. (Premis Minor)
2. Semua makhluk hidup adalah ciptaan Allah. (Premis Mayor)
3. Maka, semua manusia adalah ciptaan Allah. (Hubungan Baru)

Kembali ke topik kebalikan.

Kebalikan tidak membahas pernyataan yang dibolak-balik sama saja, contohnya:

1. Semua yang ganjil tidaklah genap
2. Semua yang genap tidaklah ganjil

Ini adalah usaha yang sia-sia, tidak memunculkan kesimpulan atau bukti baru, oleh karena itu hal yang dibolak-balik kesimpulannya sama, tidak perlu dibolak-balik.

Kebalikan berfungsi untuk mempermudah pembuktian kebenaran suatu pernyataan, dengan membuktikan pernyataan yang lain yang ada buktinya. Contohnya:

Ayat Al Qur'an, "Kalau seandainya ada tuhan-tuhan yang lain selain Allah, niscaya hancurlah langit dan bumi." digunakan untuk membuktikan kebenaran pernyataan "Tidak ada tuhan kecuali Allah."

Karena langit dan bumi tidak hancur, maka pernyataan "ada tuhan lain selain Allah" adalah pernyataan salah.

Kebalikan dan Kontradiksi sering digunakan bersama, saya kasih contoh lagi:

Joni membunuh Farid. Kita tahu dari ciri-ciri jasadnya bahwa Farid mati terbunuh, Joni adalah orang yang kemungkinan besar bersama Farid ketika waktu kematiannya, tapi kita tidak yakin 100%.

Kebalikannya adalah:

"Tidak mungkin Farid dibunuh oleh selain Joni". Kontradiksi dengan "Ada satu orang yang kemungkinan membunuh Farid, dan dia bukan Joni."

Jika tidak ada orang lain yang berkemungkinan membunuh Farid selain Joni, maka Joni lah tersangkanya.

Macam kemungkinan dari Kebalikan:

1. Semua S + P O kebalikannya Sebagian O + P S
Contoh:
Semua manusia butuh makan kebalikannya Sebagian yang butuh makan adalah manusia.

( "+" adalah tanda pernyataan positif, contohnya; Andi makan. Sebaliknya "-" adalah negatif, contohnya; Andi tidak makan. SPO adalah Subyek Predikat Obyek)

2. Semua S - P O kebalikannya Semua O - P S
Contoh:
Semua batu tidak bernafas kebalikannya Semua yang bernafas bukan batu.

Berarti manusia bukan batu, binatang bukan batu, tumbuhan bukan batu.

3. Sebagian S + P O kebalikannya Sebagian O + P S
Contoh:
Sebagian alat musik bisa bersuara sendiri kebalikannya Sebagian yang bersuara sendiri adalah alat musik

# Sebagian itu apa saja yang bukan Semua dan bukan Tidak Ada Satupun, Sebagian itu bisa satu, bisa banyak, bisa sedikit.

4. Sebagian S - P O tidak memiliki kebalikan.

Sesi Pembuktian
Pernyataan bisa benar bisa salah tergantung buktinya, sekarang kita lihat aplikasinya pada Kebalikan.

Perlu diingat bahwa pada kebalikan, asal satu pernyataan benar atau jujur, kebalikannya pasti benar pula. Tapi apa yang terjadi jika satu pernyataan terbukti salah atau bohong?

1. Semua S + P O ini pernyataan bohong. Maka kebalikannya Sebagian O + P S pasti salah. Dan pasti Semua O - P S.
Contoh:
Semua singa punya sayap, lho ternyata salah, berarti pernyataan "Ada yang bersayap itu singa" pasti salah, dan tidak mungkin ada dari yang bersayap itu singa.

2. Semua S - P O ini pernyataan bohong. Maka kebalikannya Semua O - P S mungkin salah mungkin benar. Karena ada kemungkinan ketiga yaitu Sebagian O + P S
Contoh:
"Semua tuhan adalah berhala." Lhoh ternyata ini pernyataan salah, maka kebalikannya "Semua berhala bukanlah tuhan" belum tentu salah belum tentu benar, perlu ada bukti tambahan.

3. Sebagian S + P O ini pernyataan bohong. Maka kebalikannya Sebagian O + P S pasti salah. Dan Semua O - P S pasti benar .
Contoh:
Sebagian singa bisa berbicara, ini ternyata salah. Maka "Sebagian yang bisa berbicara adalah singa" juga pasti salah. Yang pasti benar tidak ada satupun yang bisa berbicara adalah singa.

SEGIEMPAT ARISTO

Diciptakan oleh Aristoteles dan diadopsi oleh Ulama' Islam, meskipun ada sebagian Ulama' yang menyangsikan Aristo sebagai penciptanya, melihat rendahnya peradaban ilmu pengetahuan di Yunani ketika itu. Itu karena riwayat Aristo yang menjelajah di negeri luar Yunani, termasuk ke Mesir dan Palestin yang ketika itu ditinggali umat Muslim dari Bani Israil, kemungkinan ilmu ini diambil dari negeri tersebut.

Segiempat Aristo menganalisa hubungan pembuktian dari empat bentuk argumen dasar, semua positif, semua negatif, sebagian positif dan sebagian negatif.

Jika ini terbukti salah, pasti itu salah, atau mungkin salah, dll. Jika ini terbukti benar, pasti itu begini dan begini.

Aristo membaginya menjadi 4 jenis hubungan dengan 6 cabang secara total. Lebih mudah langsung saya praktekkan 6 hubungan tersebut:

1A. Semua + <> Sebagian -
Disebut hubungan Kontradiktif.
Contohnya; semua makan apel <> sebagian tidak makan apel
(Baca saja "<>" sebagai "atau", dan setelah ini disebut pernyataan 1 <> pernyataan 2)

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti salah.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 pasti salah.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti benar.

1B. Semua - <> Sebagian +
Disebut hubungan Kontradiktif.
Contohnya; semua tidak makan apel <> sebagian makan apel.

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti salah.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 pasti salah.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti benar.

2. Semua + <> Semua -
Disebut hubungan Kontras.
Contohnya; semua makan apel <> semua tidak makan apel

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti salah.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 pasti salah.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 belum tentu benar.

3. Sebagian + <> Sebagian -
Disebut hubungan Subkontras
Contohnya; Sebagian makan apel <> sebagian tidak makan apel.

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 belum tentu benar.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti benar.

4A. Semua + <> Sebagian +
Disebut hubungan Subalternatif.
Contohnya; Semua makan apel <> sebagian makan apel.

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti salah.

4B. Semua - <> Sebagian -
Disebut hubungan Subalternatif.
Contohnya; Semua tidak makan apel <> sebagian tidak makan apel.

Bila pernyataan 1 benar, pernyataan 2 pasti benar.

Bila pernyataan 1 salah, pernyataan 2 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 benar, pernyataan 1 belum tentu benar.

Bila pernyataan 2 salah, pernyataan 1 pasti salah.

QIYAS SEDERHANA

Qiyas digunakan untuk membuat pernyataan baru dari pernyataan lain yang sudah ada.

Contoh:

Semua S(a) + P O(b)
Semua S(b) + P O(c)
Sama dengan:
Semua S(a) + P O(c)

Semua murid belajar.
Semua yang belajar lulus.
Sama dengan:
Semua murid lulus.

Obyek dan predikat pada pernyataan pertama menjadi subyek dan predikat pada pernyataan kedua. Maka bisa kita buat kesimpulan dengan pernyataan ketiga.

Disederhanakan rumusnya:
Semua (a) + (b)
Semua (b) + (c)
=
Semua (a) + (c)

Qiyas ada banyak sekali di kehidupan kita, mulai teori ilmu pengetahuan sampai ilmu fiqih menggunakannya.

Contoh Qiyas; pengharaman narkoba mengambil dari hadits pengharaman khamr, rumus percepatan gravitasi, jari-jari bumi, interogasi hukum, dan banyak lagi.

Qiyas Sederhana membahas 4 bentuk Qiyas dasar. Yaitu;

1. Qiyas tingkat 1 (paling dasar):
(a) (b)
(b) (c)
= ?
Contoh Kami semua adalah mahasiswa Unair, semua mahasiswa Unair belajar PKN, jadi kami semua belajar PKN.

2. Qiyas tingkat 2 (lebih mudah dari tingkat 3):
(b) (a)
(b) (c)
= ?
Contoh Semua mahasiswa Unair belajar Bahasa Indonesia, semua mahasiswa Unair belajar PKN, jadi sebagian "yang belajar Bahasa Indonesia" belajar PKN.

3. Qiyas tingkat 3 (lebih sulit dari tingkat 2):
(a) (b)
(c) (b)
= ?
Contoh Semua warga Somalia bukanlah warga Unair, semua dosen Unair adalah warga Unair, jadi semua warga Somalia bukan dosen Unair.

4. Qiyas tingkat 4 (bentuk paling sulit dan jarang dipakai, bahkan sebagian Ulama' berpendapat bentuk ini tidak ada):
(b) (a)
(c) (b)
= ?

Untuk memastikan kebenaran kesimpulan dari suatu pernyataan bentuk ke 4, 3 dan 2, kita perlu mengembalikannya ke dalam bentuk di tingkat yang lebih rendah yang lebih sederhana dengan menggunakan Kebalikan dan Kontradiksi.

Karena kesimpulan harus menggunakan rumus:

(a) (b) + (b) (c) =
(a) (b) + (b) (c) =
 (a) (c)

Maka misalnya:

Tingkat 2 ke tingkat 1:

(b) (a) + (b) (c) =
((b)(a)dibalik) + (b) (c) =
(a) (b) + (b) (c) =
(a) (b) + (b) (c) =
 (a) (c)

Contoh:
Semua mahasiswa Unair belajar Bahasa Indonesia, semua mahasiswa Unair belajar PKN.

Menjadi:

Sebagian yang belajar Bahasa Indonesia adalah Mahasiswa Unair, semua mahasiswa Unair belajar PKN.
Jadi sebagian "yang belajar Bahasa Indonesia" belajar PKN.

Syarat Bentuk Satu

Bentuk Satu memiliki syarat berikut agar dapat ditarik kesimpulan:

1. Premis minor tidak boleh negatif
2. Kesimpulan harus menyatakan semua/sebagian (a) positif/negatif (c).
3. Positif negatif mengacu pada adanya tidaknya negatif di premis mayor, jika ada berarti kesimpulan juga negatif.
4. Semua/sebagian, ditentukan oleh premis minor. Jika premis minor sebagian, maka kesimpulan juga harus sebagian. Jika premis minor semua, maka kesimpulan juga harus semua.
5. Premis mayor harus menyatakan semua, jika hanya menetapkan sebagian maka tidak dapat disimpulkan. Lihat contoh:

Semua monyet adalah makhluk.
Semua makhluk adalah ciptaan Tuhan.
MAKA
Semua monyet adalah ciptaan Tuhan.

Semua monyet adalah makhluk.
Semua makhluk bukan batu.
MAKA
Semua monyet bukan batu.

Semua monyet adalah makhluk.
Sebagian makhluk bisa berfilosofi.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Semua monyet adalah makhluk.
Sebagian makhluk tidak bisa memanjat pohon.
MAKA
TIDAK BISA DISIMPULKAN

Semua monyet bukan batu.
Semua batu punya warna.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Sebagian monyet bisa matematika.
Semua yang bisa matematika bisa menjawab 1+1.
MAKA
Sebagian monyet bisa menjawab 1+1.

Sebagian monyet bukan batu.
Semua batu punya warna.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Semua monyet bukan batu.
Semua batu bukan cairan.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Syarat Bentuk Dua

Bentuk Dua memiliki syarat berikut agar dapat ditarik kesimpulan:

1. Premis minor tidak boleh negatif
2. Kesimpulan harus menyatakan sebagian (a) positif/negatif (c).
3. Positif negatif mengacu pada adanya tidaknya negatif di premis mayor, jika ada berarti kesimpulan juga negatif. Lihat contoh:

Semua monyet adalah makhluk.
Semua monyet bisa bernafas.
MAKA
Sebagian makhluk bisa bernafas.

Semua monyet adalah makhluk.
Semua monyet bukan batu.
MAKA
Sebagian makhluk bukan batu.

Semua monyet adalah makhluk.
Sebagian monyet bisa matematika.
MAKA
Sebagian makhluk bisa matematika.

Semua monyet adalah makhluk.
Sebagian monyet tidak bisa matematika.
MAKA
Sebagian makhluk tidak bisa matematika.

Semua monyet bukan batu.
Semua monyet bisa bernafas.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Sebagian monyet bisa matematika.
Semua monyet bisa bernafas.
MAKA
Sebagian yang bisa matematika bisa bernafas.

Sebagian monyet bukan batu.
Semua monyet bisa bernafas.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

Semua monyet bukan batu.
Semua monyet bukan ciptaan berhala.
MAKA
TIDAK DAPAT DISIMPULKAN

#jika ada pertanyaan silakan hubungi saya Hafidz (081330101681) atau nonton penjelasan yang lebih lengkap kepada Habib dan Guru kami, Habib Ali bin Baghir Assegaf di channel Youtube Jinan TV.

Hafidz Maulana Zulkarnain
Mahasiswa Unair di Tulungagung
Admin Forum Diskusi Lintas Agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar