Who Amung Us

Senin, 03 Juli 2017

Ketemu Kamu

Aku sedang dolan ke Karst bareng keluargaku (macam kemarin H+3 lebaran 1438). Di sana indah, aku bermain sepuasnya, secapeknya. Di salah satu bagiannya, ada masjid lumayan besar untuk rehat dan munajat. Juga ada warung yang pengelolanya aku familiar.

Kesan awalnya negatif, aku merasa pernah kenal mbak-mbak itu dengan masakannya yang kurang enak, pembayarannya yang kurang fair, atau apa gitu. Salah satu mbaknya terkesan terlalu antusias menyambut kami dan seolah memaksakan kehendak.

Entah bagaimana ceritanya, mungkin karena kelamaan nunggu, aku ketiduran di masjid. Lalu rombonganku ninggalin aku. Aku kebangun di masjid, lalu makan di warung, sambil ditemani salah satu mbaknya. Ini salah satu percakapan yang aku masih ingat:

"Jadi sebenernya Karst iru sehat nggak sih mbak buat badan?"
"Oh, sehat banget!"
dsb.

Ada adegan aku nyari anting-antingku di kantor warung itu. Kayak ada surat pernyataan atau makalah tugas sekolah gitu yang tergeletak di meja kerja. Mataku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat-lihat. Mbak warung masuk ruangan. Duh, kepergok. Kubilang saja cari anting-anting, lalu aku dibantu.

Aku berdiri sendirian, keluarga sudah pulang duluan. Ada beberapa orang--mungkin regu pencari/penolong--datang mendekat. Salah satunya bilang mau mengantarku pulang. Aku mengangguk setuju (dari samping), dan sedetik kemudian aku berbalik sambil berkata, "Saya pakai motor saya, njenengan pakai motor sendiri, ya."

Pemuda itu tampak bimbang.  Lalu orang di sebelahnya, yang ternyata ABH (Weh, kok bisa ya ada ABH?!) mengenakan baju ungu tua kemerahan, mengangguk sembari berucap, "Iya, pakai motor sendiri-sendiri aja." Ditepuknya pundak pemuda tadi, lantas kami beranjak. 

Aku didekati laki-laki berjaket merah buluk, menyerahkan kacamata merahku (yang hilang November 2016) ke tanganku, tanpa kata dan tanpa melihat muka. Kacamata itu rasa-rasanya rusak, ada mur yang lepas atau masalah apa gitu, namun aku tidak terlalu memperhatikannya. Aku memperhatikan orangnya. Awalnya aku tidak mengenalinya, tapi lalu aku menyadari, itu kamu! Wah...

Ada satu insiden yang lalu membuatku berkata, "Kayaknya kita udah lama banget nggak bareng-bareng. Nggak kompak!"

Kemudian aku kehausan. Sementara, kita duduk-duduk di warung yang sepertinya beda dengan warung yang tadi. Ah, itu basecamp kalik. Kita duduk mengitari meja rendah berbentuk kotak, lesehan. Di meja itu terhampar toples-toples, dua gelas kosong, dan satu porong yang juga habis isinya. 

Aku benar-benar haus, jadi aku berinisiatif mencari air ke belakang. Kuambil gelas-gelas kosong dan porong itu dengan satu tangan. Tiba-tiba, mataku tertumbuk pada sebuah gelas lagi yang tadinya tidak kelihatan. Masih ada isinya. Kuulurkan tanganku satunya meraih gelas itu. Suasana mendadak serasa lebih hening, canggung gimana gitu. Kuperhatikan, sepertinya enak, ada bituran-butiran berukuran tanggung antara besarnya buliran delima dan bulir jeruk. Sepertinya baru diminum sedikit. Hausku makin menjadi-jadi. Langsung kuminum. Tepat saat seteguk minuman itu masuk ke mulutku, teman-temanmu yang tidak kukenal (kecuali ABH) itu menyorakiku bebarengan. "Ciyeeee....!"

Aku tidak berani menatap siapapun waktu itu. Dengan sok cuek, aku fokus melanjutkan meminumnya. Rasanya enak. Tapi secara spontan aku jadi berhati-hati, tidak berani kuhabiskan isi gelas itu. Kuminum secukupnya sampai hausku tertolong. Kuletakkan kembali gelas yang masih berisi separuh itu di tempatnya semula. Lalu aku beranjak berdiri mengisi dua gelas dan porong kosong tadi ke belakang, sambil merasakan banyak mata sedang mengawasiku.

Ada adegan lain lagi yang aku tidak ingat.

Dan aku terbangun dengan indah dari mimpi itu, dengan perasaan sedikit berdebar yang teramat indah. Perasaan dan sikapku tenang waktu bangun itu, tidak seperti biasanya yang panik, berkeringat, dan deg-degan berat saat bangun dari mimpi berkesan. 

Doaku tetap sama, semoga Dia menyelesaikan hubungan kita dengan ending yang indah : bersatu dengan nikah dan bahagia dunia akhirat, atau berpisah dengan indah, baik-baik, tanpa ada rasa saling tersakiti. Entah kita berjodoh ataukah tidak, semoga Allah berkenan mengakhirinya dengan indah.

Siluet dirimu, tiba-tiba saja bisa hadir dalam mimpiku. Tidak berarti apapun, sih. Hanya ingin kutuliskan, kubagi, dan semoga bisa kukenang suatu hari nanti.

Saat ini aku sedang lumayan netral. Ada sesuatu yang harus kusiapkan. Ini cukup menguras energi, dan memfokuskanku. Mengalihkanku dari gulana yang tempo hari sempat mengemuka. SEMOGA INI BAIK ADANYA. Berkah. Berkah. Dan sampai jumpa insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar