Who Amung Us

Minggu, 28 Mei 2017

Time Does Fly

https://bukanhoax.com/kajian-tentang-waktu-edisi-tahun-baru/

Mengurus sampah
Wortel, timlo... Antara pedas ataukah tidak
Menarik nafas kuat-kuat, menghembusnya dengan cepat
Kepala ngeper if something stressing you out
Melipat karpet, tikar, bendera
Gulungan charger As*s kembali dalam gulungan (i know it needs effort, not just like usual)
Membuang sisa aqua dari gelasnya dengan colokan jari
Menatap langit yang sedang biru, atau berjingga-lembayung
Helm
Sepatu
Tisu
Mengingatkanku kamu
Aish, menyedihkan
Semua memori itu sangat personal
Berhaga bagiku, entah denganmu
Kubagi saja biar lega
Dan sekarang tiba-tiba sudah sekarang
Tidak pernah ada langkah mengawali
Bahkan dengan rela melepas pergi
Kapanpun, kemanapun, tak berwenang menahan
Sepertinya ada prinsip yang sama-sama kita pegang
Kita saling melindungi dengan ini
Biar kata melukai diri sendiri
Tapi kalau berarti semua tetap terjaga
Maka tak apa
Semoga kita bertemu di surga
Bukan berarti bersama di dunia tidak kuinginkan
Berusaha yakin
Konsistensi pada kebaikan akan mengantar pada takdir baik
Kita belum tahu apa mau-Nya
Aku tak tahu apa kau baik untukku
Maka biar
Toh entahlah...
Aku benar-benar merasa mencintai
Tapi nyatanya aku belum benar-benar tahu
Bagaimana caranya mencintai
mu
Dan yang lebih utama
I have no idea
Apa aku baik untukmu, apa kita baik untuk kita, untuk dunia
Time does fly
Baanyak yang berubah
Ada yang hilang dariku
Ada juga yang muncul sudah beberapa waktu
Penyakit itu
Aku maklum kalau siapapun akan step back
Kau layak bersama dengan yang lebih baik
Aku tak yakin bisa melakukan yang terbaik
Entah itu apa adanya aku, ataupun aku yang mencoba membersamaimu
Best wishes for you
Cukup itu

Selasa, 23 Mei 2017

Memoar Cinta Lidah Buaya

Bersamamu... aku kembali percaya bahwa kita bisa menerapkan semua teori baik yang kita pernah tahu dan pahami keunggulannya. Hanya butuh usaha yang sedikit lebih keras untuk 'mengondisikan' segala sesuatunya. Kalau sudah di tangan kita, niscaya sifat bertanggung jawab yang ada dalam diri setiap kita akan menuntun kita meakukan segalanya dengan baik. Halang rintang pasti ada, tapi kita akan bisa melaluinya. Ohoho, kenapa ya aku tiba-tiba sebegini optimis.

Bertemu denganmu, aku seperti menemukan kembali sosoknya yang dulu rela 'ngojek' berbulan-bulan, yang lantas kemudian tiba-tiba menghilang. Ah, mungkin waktu itu akunya aja yang nggak sadar sinyal-sinyal, padahal barangkali udah dikasih ancang-ancang. Aku ingat dia yang geleng-geleng lihat pakaianku, lalu membongkar penutup kepala yang kupakai, membentuknya ulang dengan lebih baik, lalu lembut memasangkannya kembali di kepalaku. Aku terdiam, tertegun, terpana. Belum pernah ada yang melakukan itu sebelumnya. Rasanya aku begitu disayang dan dikasihi. Kenangan indah itu semoga tak akan terlupakan.

Lalu sekarang,tiba-tiba aku memilikimu.? Agak gimana gitu memikirkannya. Ah, kuceritakan saja kronologi kejadian waktu itu.

Jum'at ba'da dhuhur, aku berangkat ke tempatmu seperti biasanya, namun kali ini agak kemrungsung. Ada misi khusus ngeprint sebelum ke tempatmu, biar sekalian jalan gitu. Sebetulnya waktu saat itu tidak begitu longgar, makanya aku agak buru-buru. Yang buru-buru hatiku, kalau fisik sih biasa aja.

Di pertigaan itu, ada mbah-mbah naik sepeda jengki yang entah kenapa nyebrang tapi gak mulus blas. Otomatis aku ngerem dan berpikir untuk menghindar. Sayang posisinya serba nanggung, nggak di agak kiri, nggak juga di agak kanan. Mbahnya juga nggak jelas arahnya, mau banting kiri apa banting kanan. Remku tidak cukup pakem untuk berhenti tepat waktu. Mbahnya juga entah kenapa malah lurus lempeng tanpa usaha penyelamatan diri. Roda kami bertemu. Kami bertabrakan lembut. Jatuh.

Aku menemukan diriku dalam posisi seperti push up di atas motorku yang terkapar, ada yang menetes dari mesin, membasahi aspal. Mbahnya sempat jatuh juga, tapi langsung bisa berdiri. Sepedanya, duh, roda depan penyok-penyok. Susah payah aku bisa bangun, gemetaran. Motorku kuberdirikan. Posisi masih di tengah jalan. Jalannya sepi, dan memang lagi sepi. Tidak ada orang lain. Kusapa mbahnya, Kuperiksa lagi sekilas keadaan yang bisa kelihatan. Sepertinya tidak apa-apa, cuma roda depan sepedanya itu..

Lalu ada motor datang, aku yang masih gemetar berusaha menepikan motorku supaya mereka bisa lewat. It's ok. Mereka malah merubung. Dan banyak orang lain kemudian ikut merubung, pada kenal mbahnya soalnya. Kami berusaha memperhatikan rasa badan masing-masing, adakah cidera yang muncul. Aku merasakan tidak nyaman di bibir bawah sebelah kiri, telapak tangan, lengan atas, pinggul, paha, dan kaos kakiku bolong. Jempol kakiku rupanya kena juga. Mbahnya bilang nggak apa-apa, hanya paha kanan dalamnya terkena gemuk sepeda. Aku juga bilang nggak apa-apa sambil mengulum bibir bawah, dan terasa ada sesuatu, sepertinya luka. Kulihat di spion, ulala, bibirku nyonyor, kucoba bersihkan sedikit darahnya pakai ujung kerudung (duh, alangkah joroknyaaa).

Omong punya omong, urusan dianggap beres dengan kesimpulan sepeda mbahnya akan diperbaiki dan ongkos bengkelnya akan kuganti. (Syok rasanya ketika empat hari kemudian ibu-ibu gendut anaknya mbah itu datang ke rumah, minta uang 700 ribu buat beli sepeda baru sekenan karena sepeda yang kemarin 'nggak bisa diperbaiki'. Sedangkan Dua hari sebelumnya aku sempat papasan sama mbahnya di rel, beliau naik motor dari arah jombor. Heemmmm) Soal kesehatan, diurus sendiri-sendiri karena sepertinya tidak ada masalah besar.

Aku lanjut datang ke tempatmu tanpa ngeprint lebih dulu. Acara sudah berjalan. Lalu di tengah-tengah jeda, ketika anakmu rewel caper dan yang lain semua diam, aku nyeletuk aja ngisi waktu, bercanda bilang habis tabrakan.

Teman-teman merespon dengan cara masing-masing. Kau spesial. Setelah tahu duduk perkaranya, kau tawarkan mengobatiku. Aku mengiyakan. Kau masuk ke dalam beberapa saat, dan muncul lagi dengan membawa benda-benda istimewa.

...Insyaallah bersambung ke Memoar Cinta Lidah Buaya #2...

Nikmate dodolan iku refreshing


Nikmate dodolan iku refreshing
Melaju bersama Ksatria Legendaris-ku
Bertemu langit luas, awan pohon & persawahan
Dibelai angin, dipeluk rintik gerimis

Menyapa berbalas sapa, silaturahim
Bertemu wajah baru, mengakrabi yang lainnya
Senyum berbalas senyum

Ikhtiar Dia hargai
Rizki semoga terus Dia Tambahi

220117, sore di Jalanan pulang

Jumat, 19 Mei 2017

Menumbuhkan Fitrah Iman Anak

⁠⁠⁠Melewatkan usia emas utk menumbuhkan fitrah iman pada anak itu sungguh menjadikan berat menumbuhkannya di usia setelahnya..

Mengulang proses demi proses dg target usia mungkin seperti kejar tayang. Padahal menumbuhkan itu kudu alami, butuh proses, butuh kesabaran dll. Tidak sekedar membiasakan utk sholat, tapi menumbuhkan ghiroh iman dr dlm hati anak2 kita.

Bagi anak2 yg di usia di atas 10 th mendengar adzan masih harus dikejar2 sholatnya sm ortu, yg msh hrs diingatkan ortunya ini pertanda bahwa fitrah imannya tercederai dan tidak ditumbuhkan di masa emas 0-6 th.

Bagi anak2 yg dulunya ke masjid rajin, namun ketika dewasa dengar adzan menunda2.. mungkin fitrah imannya tercederai (self reminder iki).

Jadi sungguh mari maksimalkan usia 0-6 th ini..
Ada bbrp cara menumbuhkan fitrah imannya (syaratnya cuma 1 : berikan imaji positif pd anak ttg Robbnya, ttg rasulnya, ttg Din-nya) :

1. Ketika dengar adzan, tampakkan wajah sumringah, so surprise, bahwa adzan adl hal yg sangat kita tunggu2, kita sampaikan pada anak, "alhamdulillah...adzan..ayoo..siapa mau sholat bareng ayah or bunda...".
Jika perlu, peluk anak..yuk kita kumpul di surga, dg sholat tepat waktu.

Jangan ketika adzan terdengar, wajah kesal, wajah jengkel dan berkeluh..waduh adzan.

2. Ketika bersedekah pd fakir miskin, tunjukkan lagi wajah sumringah, bukan wajah terpaksa..hehehe..

3. Banyak2 sebut kehebatan Allah, bahwa "alhamdulillah, rizqi  Allah utk adik or kakak, Allah berikan sepeda ini". Atau Allah hebat ya.. menciptakan pelangi, bulan, bintang.

4. Bacakan kisah2 dr Al-Qur'an. Tentang pertemuan 2 laut yg tidak bercampur, menunjukkan kuasa Allah. Ttg kisah ashabul kahfi, ttg kisah gunung2 berjalan dll.
Sampaikan bahwa Allah sampaikan kisah itu semua di dlm Al-Qur'an.

5. Jangan matikan ghiroh iman mereka dg kata2 kita. Ketika anak2 sudah ingin ke masjid, jangan di tengah jalan kita katakan, "nak, gelap sekali di luar, kita di rumah saja ya, takut". Atau bahkan malah ditakut2i...

6. Ortu adalah teladan bagi anak2. Berikan keteladanan dg sholat tepat waktu, dekat dengan Al-Qur'an, amal2  sholih lainnya.
Ketika perjalanan dengar adzan, hayuuk berhenti sebentar dan sholat.

7. Menginapkan anak pada keluarga sholih. Bukan pondok pesantren ya yg dimaksud. Tp keluarga siapa yg kita ortu hatinya bergetar melihat kesholihahnya, disitu kita bisa titip bbrp hari..

Hal2 diatas dr kisah2  selama ini didengar dr para pelaku HE, yg akhirnya jadi referensi bagi sy utk anak kedua yg saat ini usia 2 th, dan  utk si sulung 6 th yg dulu sy masih fakir ilmu..

Dan lain sebagainya...
Mungkin ayah bunda semua punya tips menumbuhkan fitrah iman anak...
Ayoo sharing disini...

Bunda Esa
#FBE
#fitrahiman
#selfreminder

Dari WA, 040517

Mewujudkan Generasi Mulia

Pergerakan wanita dalam mewujudkan generasi mulia

Oleh Farhat Naik
Aryaduta Hotel Makassar
10 April 2017

Kita semua wanita tentunya mau punya anak,
tapi anak seperti apa ? Dan kualitas anak spti apa ?
Hal-hal yg diprioritaskan pada masa sekarang, antara lain :
- memiliki kualitas hati dan pikiran yg benar sbg muslimah
- menjadi muslimah yang kuat, bukan hanya ilmu iptek melainkan juga Al Quran dan Sunnah

Banyak orang tua sukses sbg profesional (dokter, profesor, astronot, pengacara dll) tetapi ada jg diantara mereka yg tidak sukses menjadi ayah dan ibu yang baik. Untuk mencetak generasi yang mulia maka dibutuhkan :

1. Kualitas muslimah yg kuat

Kuatkan iman, maka seluruh generasi akan menjadi generasi yg sukses. Apa visi kita ? Pada 20, 30, 50 thn kedepan. Kita mau dikelilingi anak seperti apa dan orang spt apa ? Dan apa tujuan hidup kita?

Sebagai contoh, jika ibunya sibuk dg Al Quran dan Sunnah maka anaknya akan ikut sibuk pula dg Alquran dan sunnahnya. Begitu pula, jika ibunya sibuk dg whatsapp, chit chat, medsos, menonton film/drama/sinetron; maka begitu pula anaknya.

Pikirkanlah, apa yg ingin anda berikan pada ummat?

2. Mencintai Allah Subhana wa ta'ala

Jika iman telah kuat, maka kita akan semakin mencintai Allah. Dengan mangajari anak kita mencintai Allah, maka dalam darahnya akan mengalir cinta kepada Allah sedari kecil.  Dengan demikian kelak anak2 kita tidak akan melakukan hal2 yg dibenci Allah, karena telah tertanam kuat rasa cinta didalam hatinya.

3. Kembali pada Al Quran dan Sunnah

Dengan mendekat pada Al Quran maka kita bisa menjadi generasi terbaik. Sebagaimana firman Allah,

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik" (Qs Ali Imran 110).

Setiap diri kita adalah pemimpin di rumah-rumah kita. Maka jika kita tidak membuat rencana bagi diri kita, maka orang lain yg membuatnya. Jika kita tidak mengubah (memperbaiki) iman kita, maka org lain yg akan mengubahnya.

Kita membutuhkan generasi yg kembali pada Al Quran dan Sunnah. Menjadi ibu adalah pekerjaan yg sangat penuh akan tanggung jawab dalam mewujudkan generasi mulia. Dan hanya Al Quran dan sunnah lah sumber petunjuk terbaik utk kehidupan.

4. Memahami Sirah Nabi Muhammad Shallallahualaihi wasallam

Ajarkan anak kita Sirah Nabawiyah. Berikan edukasi nilai-nilai kehidupan Rasulullah Shallallahualaihi wasallam, dengan ini kita akan mengasuh anak kita jauh dari style glamor (mewah) para artis/penyanyi yg tidak memberikan contoh yg baik.

Dan Nabi Muhammad Shallallahualaihi wasallam adalah suri teladan tertinggi terbaik yg ada di muka bumi.

Jangan ikuti kaum kafir! Jangan mengidolakan kaum kafir, apalagi mengikuti gaya hidup mereka.

5. Mempelajari kehidupan Sahabiyah

Kenalkan anak kita pada karakter sifat para sahabat Abu Bakar Ra., Umar bin Khattab Ra., Usman bin Affan Ra., dan Ali bin Abi Tholib Ra. Serta istri-istri Rasulullah Shallallahualaihi wasallam, khadijah, aisyah, hafsha, ummu salamah, shofiyyah dll. Jadikan mereka sebagai khazanah mengajarkan nilai-nilai islami.

6. Fokus pada tujuan

Hidup tidak hanya sekedar makan, minum, tidur, bekerja. Kita harus punya tujuan akhir, dan fokus mengarahkan anak-anak kita. Jika kita tidak fokus maka kita menyia-nyiakan waktu.

Seperti kisah perawi hadist ternama, Bukhori. Beliau terlahir buta dan dibesarkan oleh ibunya seorang diri. Dan ibunya memiliki tujuan hidup, supaya anaknya mjd pemimpin besar. Walaupun buta, ibunya selalu mengajarkan mengenai hadits2 dan ibunya tdk putus harapan selalu meminta hal tsb kpd Allah dan beliau meminta anaknya diberi penglihatan.

Suatu hari anaknya dpt melihat dan saat ini imam bukhari hadits shohihnya tercatat ribuan dan ada 50% hadits beliau pelajari wkt berumur 5 thn. Berkat tujuan hidup yg fokus dari Ibundanya, kini Bukhori dikenang sepanjang masa.

Sebagaimana imam syafi, imam ahmad bin hambal dll. Keempat imam ini dibesarkan oleh single mother yg disiplin (baik single parents atau ibu yg ditinggal suaminya berjihad). Kunci suksesnya yaitu ibunya memiliki tujuan hidup dan DISIPLIN.

Bila sang ibu fokus, maka akan menghasilkan anak yang fokus pula, yaitu fokus pada visi misi dan tujuan hidup.

7. Hubungan keluarga yg baik dan kuat

Rumah tangga yg harmonis adalah hadiah terbaik yang bisa anda berikan bagi anak-anak anda. Darimana anda bisa memulai mendidik anak anda?

Dimulai dari anda memilih calon istri anda. Wanita dipilih karena kecantikan, keturunan, harta dan yang paling baik adalah yg kuat agamanya.

Dan bagaimana wanita memilih lelaki?
Carilah laki-laki yang bertaqwa.
Taqwa nilainya = 1, bila bertaqwa dan tampan nilainya = 10, bila bertaqwa, tampan dan keturunannya baik nilainya = 100, dan bila bertaqwa, tampan, keturunan baik, dan milyuner maka nilainya = 1000.

Lalu bagaimana jika tidak bertaqwa tetapi tampan, keturunan ningrat dan milyuner??
Maka nilainya -1000. Selamat menikmati..😐

Seperti contoh, Firaun yang memiliki segalanya kecuali satu, yaitu keimanan. Maka istrinya Asiyah lebih memilih untuk bersama Allah Di surga. Demi menjaga tauhidnya terhadap islam.

8. Cinta Ibu/Motherhood

Berapa lama anda di training menjadi ibu? Ibu adalah pekerjaan paling mulia yg tidak membutuhkan training (pelatihan). Namun anda harus tau, bagaimana untuk menjadi ibu/istri yang baik.

Yang paling utama adalah mempelajari Al Quran. Wanita adalah bagaikan mesin tercanggih, maka pelajari petunjuk penggunaannya. Dan Al Quran adalah satu2nya buku petunjuk untuk mencetak generasi yang mulia. Maka pelajari petunjuknya agar dapat menggunakan mesinnya dg baik dan benar.

Sebagaimana anda memiliki gadget yang canggih tetapi bila anda tidak tau bagaimana menggunakannya sesuai petunjuk, maka apalah gunanya??

Pelajarilah Al Quran dg akal (hati) yg serius dan benar, karena kita akan mencetak generasi penerus. Dan tak lupa berdoa "Rabbana hablana min azwajina wa dzuriyatina qurrota'ayyun waj'alna lil muttaqina imamaa".

9. Sekolah islami
Jika kalian sibuk tdk punya wkt yang banyak, maka
masukkan anak2 ke sekolah islam. Namun, beri hak pada anakmu 15 smpai 20 mnt yang berkualitas setiap hari untuk memantau pemahannya dari sekolah mengenai islam.

Jika anda memiliki TV dirumah, pastikan anda hanya memiliki channel TV Islami. Karena TV itu pembodohan bagi anak2 krn dia tdk mengajak anak berinteraksi, tp TV memasukkan banyak hal di kepala anak tanpa diskusi.

Jadikan waktu dirumah utk bermain dan berdiskusi dgnya, jangan tinggalkan anak dg TV/Hp/tablet.
Anda tau Steve jobs ?
Dia yg menciptakan Iphone/Ipad, namun dia tidak memberikan anaknya Iphone/Ipad. Karena dia tau hal itu buruk bagi anak-anak. Dan Steve jobs, baru memberikan anak2nya gadget setelah berumur 17th. Disaat anak2nya sudah bisa menyaring yg baik dan buruk.

10. Doa Ibu

Doakan anak kita kebaikan, kapanpun, bahkan disaat kita marah. Seperti Imam besar Masjidil Haram, saat kecil ia sangat nakal, namun Ibundanya selalu mendoakan semoga kelak ia menjadi imam dimasjidil haram. Dan Allah mengabulkannya.

11. Terhubung dengan Allah Subhanawata'ala

Hanya menyembah dan mencintai Allah. Cintai dg hati yg tulus. Jika kita mencintai yg Allah benci, maka kita harus membersihkannya dr hati kita. Sebagaimana Firman Allah,

Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (Qs. At Taubah : 24).

Jika anda mencintai uang, pakaian bermerk, perhiasan dan kehidupan mewah maka anda akan menjadi budak dunia.

Namun jika anda menginginkan kebebasan (freedom) dari perbudakan dunia, maka cintailah Allah sepenuh hatimu.

semoga bermanfaat
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤⁠⁠⁠⁠

Dari WA, 24042017

Melatih Daya Juang Anak



By: Muktia Farid

💐💐💝💐💐

Kadang, meskipun sebenarnya orangtua mampu memberikan fasilitas atau apa pun yang diminta oleh anak-anak, kita memang perlu menahannya untuk tidak mendapatkan dengan instan.
Memberikan pembelajaran bahwa sesuatu kudu diperoleh dengan usaha dulu, bukan modal minta. “Jer Basuki Mawa Bea”, begitu pepatah jawa menyebutkannya. Supaya anak akan lebih menghargai yang lalu didapatkannya. Karena dia juga ikut merasakan susahnya mendapatkan hal tersebut.

Dalam skala kecil, saya dan suami melatihkan ini pada anak-anak sebisa mungkin. Waktu anak-anak masih SD dulu ingin sepeda, kami tanya berapa uang tabungan yang dia punya. Dan mereka baru bisa membelinya pasca lebaran untuk menggenapkan tabungannya, karena lebaran kan dapat angpaw lumayan 😀

Saat jam tangan atau kacamata mereka rusak atau hilang, saya minta kumpulin uang dulu dari jatah jajan sampai bisa beli sendiri. Cari yang sesuai kocek, kacamata cengdem pun silakan. Ayah ibu tak akan membelikan gantinya karena itu bagian dari resiko yang harus kamu tanggung.

Semoga ini bukan berarti kejam. Tapi dalam rangka melatih daya juang.

Ada satu cerita menarik dari putri sulung teman yang kini mengambil studi di Jepang. Kalau dari sisi finansial, keluarga pengusaha ini lebih dari mampu untuk membiayai kuliah anaknya di belahan bumi manapun, dengan biaya sendiri. Tapi sang ibu, yang sudah saya kenal sejak lama, memiliki cara pandang berbeda. Berikut ceritanya di laman sosmed.

🍃

Menapaktilasi kehidupan sehari-hari Athira di perantauan, kami sambangi juga tempat Athira baito (part time job).

Suginoi Hotel, hotel terbesar dengan fasilitas terlengkap di Oita perfecture adalah tempat Athira belajar bekerja paruh waktu sejak datang ke kota ini sampai sekarang. Berawal di bagian restoran cepat saji, loker handuk di bagian onsen, sampai life-rescue di bagian aqua park.

Anak ini tak pernah mengeluh apa pun kepada kami, sampai akhirnya ketika kami bertemu rekan-rekan kerjanya yang rata-rata usianya jauh di atasnya (seusia Eyangnya) barulah mereka bercerita bahwa Athira sungguh tangguh menghadapi berbagai cobaan di tempat kerja, baik itu mengatasi bullying & fitnah senior kerja yang membencinya, mengambil jam lembur pada saat teman-temannya libur, diminta menggantikan jam kerja temannya yang sedang absen, tetap kerja dengan tertatih-tatih ketika kakinya terkilir selama 2 pekan, pulang kerja sampai tengah malam yang kadang shuttle bus dari hotel juga selalu penuh sampai ke kota, belajar / baca buku di ruang istirahat yang hanya seluas kamar mandinya di Indonesia & kadang mengajari baca Qur’an rekan kerjanya yang baru menjadi muallaf di ruang tersebut.

Mendengar kesaksian rekan-rekan kerja Athira, ayahnya langsung menitikkan air mata. Justru saya yang menenangkan ayahnya bahwa insya Allah dia akan menjadi wanita perkasa seperti Eyang Utinya. Selama ini Ayahnya keberatan, selalu mengingatkan saya supaya dia tak usah baito, yang penting konsen kuliah. Tapi saya yang bersikeras bahwa dia harus belajar baito.

Dan ternyata, ketekunan serta kejujuran & ketegasannya di tempat kerja selama ini membuatnya dipercaya menjadi supervisor di bagian onsen (pemandian air panas yang mewajibkan pengunjungnya bugil, tetapi strictly terpisah laki-laki & perempuan).

Dan sudah beberapa rekan kerjanya yang tertarik dengan ritual ibadah Athira serta tak pernah ada yang menghalanginya lagi ketika dia ingin sholat.

Saya sempat berfoto dengan ibu berhijab yang adalah muallaf asli Jepang. Ketika berpisah saya mengucapkan “sayonara” beliau malah mengucapkan “ma’assalaamah”. Beliau sudah seperti ibu sendiri bagi Athira, malah sepertinya kelembutannya jauh melebihi ibu kandungnya, saya 😀

Saya juga berfoto dengan ibu-ibu jepang tanpa hijab. Dia adalah ibu manager yang kata Athira baiknya luar biasa & bijaksana menghadapi masalah Athira dengan rekan yang mem-bully-nya. Dia & suaminya sedang tertarik belajar Islam dengan Athira.

Pesan Ayah-Bunda pada Athira di akhir pertemuan: “Tebarlah kebaikan di mana saja kakimu berpijak, Nak. Allah yang akan menilai. Kerasnya hidup yang kau lalui sekarang akan bermanfaat untuk hidupmu di masa sekarang & masa depan. Karena masih banyak manusia seusiamu yang jauh lebih sulit hidupnya…” (*)

Kisah yang menarik dan menggetarkan. Semoga anak-anak kita tumbuh dengan memiliki daya juang tinggi untuk meraih masa depan 💜

(*) dikisahkan oleh lulu basmah, seorang ibu muda.

☘☘💝☘☘

https://muktiberbagi.wordpress.com/2017/04/22/melatih-daya-juang-anak⁠⁠⁠⁠

Senin, 08 Mei 2017

Hidup = Upaya

Bulan lalu nonton Silver Linings Playbook dan Infinity Polar Bear, atas inisiatifku sendiri. Tahun lalu sempat nonton A Beautiful Mind atas rekomendasi seorang teman.

Ketiganya mengandung moral cerita yang lumayan, dan penggambaran kehidupan orang-orang yang kurang beruntung (dalam hal tertentu) namun diberkahi (dalam hal lain).

Sejatinya dalam hidup tidak ada kesempurnaan. Yang ada hanya upaya menyempurnakan rasa rela dan menerima..apapun kondisi yang Tuhan berikan pada kita.

Hidup ini Upaya untuk mendaki terus-menerus menuju alam kesempurnaan manusia..menuju tempat dimana kita bisa bertemu dengan wajah Tuhan Yang Maha Indah.. Hidup ini upaya sekuat-kuatnya untuk memberikan yang terbaik supaya Dia ridha.

Ya, hidup ini upaya.

Lihat kisah orang-orang yang melegenda. Sejarah mencatat mereka, karena upaya yang mereka lakukan sepanjang hidupnya, dan upaya orang-orang di sekitar mereka yang peduli. Helen Keller. Sybil. Kartini. Dan masih banyak lagi nama.

Masing-masing membuat upaya terbaiknya. Sesuai dengan zamannya, sesuai dengan masalah yang dihadapi, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Begitupun setiap manusia yang lainnya. Ada zaman, ada masalah, dan ada potensi yang bisa diboost untuk menjadi solusi.

Tidak harus hal sebesar yang diperjuangkan Kartini. Setiap individu punya skalanya sendiri-sendiri. Cukup mulai dengan diri sendiri, selesaikan masalah yang ada dalam diri kita sendiri..lalu kalau sudah, beranjaklah. Ada orang yang butuh waktu seperempat, setengah, atau seluruh hidupnya untuk menyelesaikan masalah dalam dirinya sendiri, berdamai, dan bekerja sama dengan seluruh yang ada dalam dirinya ..sampai kemudian beranjak mengurus hal-hal kecil dan besar di luar dirinya.

Itu sah-sah saja. Tidak ada yang menuntut kita jadi hebat, jadi cepat, jadi menarik atau apapun itu. Cukup jalani apa yang ada di hadapan kita hari ini, atur rencana untuk esok hari, dan persiapkan jika ternyata tak ada lagi esok hari.

Mungkin sebaiknya tulisan ini kusudahi, daripada semakin tidak terarah dan hilang fokus. Mengulangi inti: hidup adalah kesempatan untuk memberi upaya terbaik kita, dalam apapun kondisinya.

Klaten, 5 Mei 2017
Di kasur ibuk, ba'da isya

Selasa, 02 Mei 2017

Berpuisi #2

Pergilah
Yang di sini tak cukup baik
Angin kan meniup, meniada
Ombak menyapu pasir
   berikut istananya
Titik-titik air kan bertemu sesamanya
   membawa serpih yang pergi
   Melarut, meniada
Dan yang tak pergi semakin dewasa
Mengingatmu... mengingat saat-saat terbaik
Biarlah pergi
Selamat jalan
Selamat tinggal
Rela
Semoga yang akan datang lebih baik

140417