(Memoar Perantau Magelang Asal Klaten)
Awal Maret, pengingat kalenderku berdering dering. Sebulan lagi, 1 April, batas maksimal aku memperpanjang masa berlaku SIM ku. Sengaja kupasang pengingat jauh-jauh hari supaya longgar mengatur waktu nya. Juga buat nyiapin anggaran nya.
Awalnya sempat mikir, aku bikin SIM nya barengan aja ah sama kontrol rutin ke dokter. Tapi ditimbang timbang, kayaknya waktunya nggak bakalan nyukup 1 hari jadi deh kalau urusan nya 2 macam gitu. Terus mulai deh cari solusi. Pasang status WhatsApp, japri tanya-tanya info SIM ke temen-temen, curhat di grup keluarga, browsing google. Lalu cari waktu yang tepat, sebelum terlambat.
Dari berbagai sumber itu, beragam jawaban yang didapat. Ada teman yang bilang kudu nyiapin biaya 220.000, 185.000, 175.000.. yah, sekitar itulah. Mak jegagik. Perasaan dulu pertama kali bikin SIM baru cuman 240.000. sekarang perpanjangan aja nyampe segitu.
Di grup keluarga, Ibuk sempat mendebat berdasarkan informasi dari internet, biaya perpanjangan SIM hanya 75.000. bapak dan adik sempat juga menebak, kisaran biaya sampai dua ratus ribuan itu mungkin pakai calo.
Okelah, aku akan pastikan sendiri. Hari ini akhirnya aku berangkat. Mumpung ada kesempatan, sudah izin sama atasan semalam, dan kali ini tidak perlu pakai surat izin. Tapi gawatnya, di pagi buta, datang tugas mendadak untuk menggantikan jadwal jaga UCO. 2 permintaan. Yasudah, sepertinya memang lagi banyak yang berhalangan, aku bantu bantu dulu nggak masalah.
Selepas mengawas, baru kucari lagi info tepatnya apa saja yang harus kubawa, dan di mana tempatnya yang harus kutuju. Beruntung ada mbak Vita, mbak Yanti, mbak Janah yang dengan enteng tangan menginformasikan berbagai hal yang kubutuhkan. Hanya perlu bawa KTP dan SIM asli, lalu difotokopi.
10.21 Akupun ke BMT, mengambil uang gaji yang sengaja kusisihkan khusus untuk memperpanjang SIM ini. Aku berangkat dari Pabelan 1, gerbang SMA. Menuju ke area Kota Mungkid, menyusuri deretan bangunan-bangunan kantor pemerintahan.
Mampir dulu isi bensin di Pom Mendut. Jaga-jaga kalau harus kemana-mana, soalnya bensin udah lumayan mepet. Pas lihat ada kios fotokopi di sekitar seberang BNI Mungkid, aku mampir fotokopi KTP dan SIM masing masing rangkap 2. Aku belum tahu sih tepatnya butuh berapa. Habis seribu. Sekarang rata-rata di mana mana fotokopi per lembar 250 rupiah.
Melewati bangjo masjid An Nuur, aku jalan semakin pelan. Mengamati kiri dan kanan jalan sampai ketemu tulisan LPK Jaya Barokah di kanan jalan. Samping LPK itu ada bangunan kecil yang pelataran nya banyak motor,dijaga tukang parkir. Ini persis deskripsi dari Mbak Yanti tadi. Aku pun menyeberang, parkir, dan langsung kelihatan berbagai petunjuk untuk memperpanjang SIM.
Aku masuk ruangan paling kiri, yang ada tulisan pendaftaran dan tes kesehatan. Antri 1 orang saja sambil menyiapkan fotokopi KTP dan SIM ku, aku sudah dipanggil. Ditanyai langsung mau memperpanjang SIM C. Setelah ku konfirmasi, langsung aku disuruh mengukur tinggi badan di alat pengukur, dan ternyata aku 152. (Duh, berubah lagi skalanya. Bikin SIM pertama pas masih ABG dulu, aku 154. Pas tes kerja di PT KAI, aku 149, langsung disuruh pulang, nggak lulus. Sekarang 152. Hhhh)
Lalu aku diminta menimbang berat badan di timbangan sebelahnya, 76. Oh noooo.
Lalu diminta masuk ke ruangan di balik pintu. Di sana aku dipersilakan duduk di kursi merah, lalu dites mata. Pertamanya diminta menutup 1 mata, dan tulisan yang ditunjukkan lumayan kecil. Aku kesulitan membaca hurufnya. Lalu ukuran huruf dinaikkan dan dilihat pakai 2 mata langsung. Lancar. Lalu pindah kursi dan ditanya-tanyai riwayat kesehatan. Setelahnya, aku diminta bayar 50.000 dan diberi surat keterangan kesehatan.
Pindah ke ruangan di deretan tengah. Ada air mineral kemasan di kardus, dan buku tamu. Aku langsung masuk, menyerahkan fotokopi KTP dan SIM beserta surat keterangan kesehatan sebelumnya. Antri. Lalu aku dipanggil, diberi soal tes psikologi dan lembar jawab nya. Ku kerjakan saja. Soal-soalnya tidak sulit. Gambaran umum saja. Aku berusaha jujur, ada beberapa item pertanyaan yang kujawab dengan jawaban negatif, sebagaimana adanya. Untung nggak banyak. Banyakan positifnya tetep. Setelah soal dan LJ ku serahkan, aku diminta menunggu sebentar, lalu dipanggil. Diminta bayar 50.000 dan diberi surat hasil tes psikologi. Setelahnya, aku diarahkan untuk menuju ke gedung SIM loket 1.
Ternyata gedung SIM itu ada di dalam Polres Magelang, dan tempatnya terpisah 100 meter dari lokasi tes itu. Parkir 2x deh, soalnya bapak parkiran tes udah mau tutup sebentar lagi. Daripada saling merepotkan, ya Udin, kubayar ongkos parkir nya, dan kulajukan motorku menuju parkiran SIM dalam Polres. Lingak-linguk sebentar, ada banyak petunjuk dipasang dimana mana. Mudah saja menemukan gedung SIM yang dimaksud. Di pelatarannya, ada bapak polisi sedang memperagakan ujian praktik mengemudikan motor, di lintasan 8. Ada mas-mas bermasker hitam berdiri memperhatikan bapak itu di dalam area lintasan.
Gedung SIM itu tinggi lantainya, ada tangga pendek, dan ada akses jalan miring untuk yang berkursi roda. Aku langsung masuk ke gedung SIM, mengedarkan pandangan sesaat, menuju loket 1. Tidak ada orang. Aku berdiri sebentar di situ, lingak-linguk lagi, sampai ada bapak-bapak berkemeja biasa masuk ke loket 1 itu dan membantuku. Berkas kuserahkan, bapaknya menatanya di map, lalu aku diarahkan untuk mengisi formulir di kursi tunggu, dan membayar di kantin.
Kucari spot yang paling adem terkena jalur tolehan kipas besar. Duduk di situ, merogoh tas, mencari pulpen, minum sepuasnya, lantas mengisi formulir. Selesai, barang-barang ku bereskan, ku siapkan uang 75.000, menuju kantin.
Di kantin, ada ibu polisi duduk di kursi makan, mejanya penuh alat tulis. Sepertinya di situlah pembayarannya. Mengantri 1 orang yang sedang menyelesaikan transaksi, aku pun dipanggil. Berkas ku serahkan, ibunya menandai beberapa hal, lalu menyebutkan biayanya 75.000 untuk perpanjangan SIM C, ditambah 3000 untuk biaya top up e-money yang dipakai untuk membayar biaya perpanjangan SIM itu. Baiqlah, yang 75 di tangan ku serahkan, lalu rogoh-rogoh tas lagi, mencari 3000. Selesai, berkas diberikan kepada ku lagi. Aku diarahkan ke loket 2.
Di loket 2, berkas kuserahkan, dikonfirmasi kembali akan memperpanjang SIM, lalu aku diminta menunggu di tempat mengisi formulir tadi. Aku duduk di tempat yang sama, yang banyak angin nya. Tidak lama, ada bapak polisi memanggil ku dan ibu di belakang ku untuk ke ruang foto. Mengantri sebentar, ada yang sedang dibicarakan, yaitu anak yang belum genap 17 tahun,mau bikin SIM. 17 tahun nya masih besok Agustus. Maka ibu dan anak itu dipahamkan baru boleh datang kembali pada Agustus untuk mengambil SIM nya.
Aku dipanggil! Dikonfirmasi data terbaru ku, nama, TTL, alamat, termasuk pekerjaan (data pekerjaan ku berubah dong dalam 5 tahun ini). Lalu pengambilan sidik jari, tanganku dibasahi hand sanitizer, lalu setiap jari ditempelkan ringan ke sebuah alat kotak berlayar hijau. Setelah itu, tanda tangan di alat kotak berlayar terang. Kemudian foto.
Aku pakai jilbab pink kali ini. Mukaku berminyak, sudah siang, dan aku tidak mengantisipasi jika harus foto SIM hari ini juga. Kupikir tadi kan sudah siang, jadi aku tanya tanya dulu aja prosedur nya gimana, sambil nyicil nyiapin dokumen yang dibutuhkan. Surat-surat tes itu. Eeeeh, jadinya begini. Malah kebeneran sih, sehari bisa langsung jadi. Walaupun dengan jilbab pink, wajah klumut. (Padahal semalam udah berencana mau pakai jilbab merah dan sebelum foto wajib kudu skincare an dulu. Minimal peeling, masker,dan pelembab/krim. Sukur sukur pas mau foto sempet bedakan tipis, biar bening.) Ahahah, namanya aja aku.
Habis foto, mbak polisi mengarahkan ku untuk menunggu di belakang. Aku pun duduk di kursi tunggu tadi. Tapi eh, celingak-celinguk, kok temen ngantri ku tadi nggak ada. Bener nggak ya aku nunggu di sini? Akhirnya aku ke ruangan utama tadi, thingak-thinguk mencari petunjuk dimana loket selanjutnya. Sampai kemudian ada bapak polisi keluar dari salah satu loket, ku cegat, ku tanyai. Ternyata yang dimaksud belakang itu di luar, guys. Ahahahaha. Nggak berani tanya sama petugas di loket foto tadi, karena walaupun ramah, tapi kelihatan sekali kalau mereka sibuk.
Aku pun keluar, menuju loket pengambilan SIM. Malu-malu kutanyakan SIM ku. Bu polisi dengan wajah penuh senyum bilang, "Tadi saya panggil panggil lho mbak"
Hehe, ku jawab jujur.. "nggak tau belakang itu sini Bu, saya malah ke tengah tadi"
Lalu aku berterimakasih dan berpamitan. Sambil kulihat SIM ku, kulihat fotonya maksudnya, aku berjalan menuju parkiran. Waktu tertera di HP pukul 11.55. Ambil motor di parkiran, mahar dua ribu lagi. Beres urusan SIM, aku pulang ke asrama. Lalu menuliskan ini semua.
Total 200.000 keluar hari ini untuk memperpanjang SIM. Ini situasi ku di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, akhir Maret tahun 2021, ya, Guys.
20.000 untuk isi bensin 🤐
1000 untuk fotokopi (ternyata yang dibutuhkan fotokopi KTP 3 dan SIM 1)
50.000 untuk tes kesehatan
50.000 untuk tes psikologi
2000 untuk parkir di lokasi tes
75.000 untuk biaya pembuatan SIM yang masuk ke penerimaan negara bukan pajak
3000 untuk top up e-money yang buat bayar 75.000 ke negara itu
2000 untuk parkir di Polres
Sisanya masih ada recehan buat beli susu ultra rasa Taro 😂
(((Mau nyelipin foto ultra milk rasa Taro di sini, tapi bingung caranya, soalnya pakai HP ini. Dulu ada pilihan nya sisipkan foto. Sekarang pindah ke mana yak?)))
Mbareng tak pikir pikir, aku ncen Ra bakat dadi wartawan yaw.
Adoh adoh ngurus Perpanjangan SIM, direwangi pamit atasan, disengkakke pas Ono sak umprit wektu luang.. critane arep gawe konten blog.. eh lha, dokumentasi yang ada di HPku malah karton ultra milk penyet kegencet-gencet 😀
Alhamdulillah, bisa memperpanjang SIM dengan cepat dan dekat, tanpa harus pulang kampung dulu. KTP ku masih Klaten, bikin SIM di Magelang ternyata bisa bisa aja kok. Gampang juga dan biaya standar, nggak perlu calo sama sekali.
Fixed cost buat memperpanjang SIM di bulan Maret 2021 ini kurang lebih 50.000 untuk tes kesehatan, 50.000 untuk tes psikologi, 75.000 untuk biaya perpanjangan SIM. Jadi, Fixed cost nya sekitar 175.000. Biaya serba serbi nya tergantung pada kearifan lokal daerah masing-masing dan kondisi pribadi masing-masing, hihi. (Soalnya ada yang pakai laminating SIM, ada yang pakai asuransi lakalantas, dan entah apa lagi. Aku tadi sih ada biaya 3000 itu buat biaya transfer lah gampangnya)
Tadi, saat bingung ambil SIM nya dimana itu, aku malah menangkap tulisan, layanan perpanjangan SIM di kantor Polres Kabupaten Magelang, standar waktu nya 68 menit. Wow. Ada standar nya, Guys! Alhamdulillah sekarang kepolisian semakin ramah dan profesional. Di balik segala kekurangan, ada kebaikan nya juga.
Oya, dalam perjalanan menuju parkiran tadi, dari lantai 2 salah satu gedung, terdengar bapak-bapak polisi rame-rame kompak sholawatan. Nyeesss di hati.
Satu hal saja yang kusesalkan. Kenapa hari ini aku bikinnya. Karena jadinya masa aktif SIM ku kepotong maju sepekan. Untuk 5 tahun-5 tahun ke depan. Aturan emang tadi aku nanya dulu sih. Balik lagi nyeleseiin urusan pekan depan pas ulang tahun aja. Jadi gampang nginget-inget nya. Tapi yaudah, Alhamdulillah ala kulli hal. Ini yang terbaik, takdir Allah. Siapa tahu besok-besok dalam pekan ini mendadak sibuk kan? Sekarang udah beres SIM nya, nggak perlu dipikirkan lagi.
Well, aku nulis ini seperempat hari sendiri! Kalian baca berapa menit? Hehe