Who Amung Us

Minggu, 28 Maret 2021

Aku Punya Masalah Tidur



Sebetulnya bukan masalah. Hanya kebutuhan yang lebih besar akan tidur. Dibandingkan orang orang di sekitar ku, aku paling banyak tidur. Setidaknya aku butuh tidur 8 jam sehari untuk bisa optimal beraktivitas esok harinya.

Yang masih aku cemaskan, kaya apa ya besok kalau sudah berumah tangga? Bagaimana caraku mengatur waktu supaya aku tetap waras?

Aku butuh tidur untuk menyeimbangkan energi. Dulu, aku nggak masalah dengan tidur 3 jam sehari. Bisa tetap full aktivitas, fit, aman. Tapi ternyata kekurangan tidur yang berlarut larut itu memicu penyakit. Dan sejak sakit itu menderaku, aku tidak lagi bisa sembrono tidur seenaknya.

Aku sekarang tidak bisa memaksakan diri. Ngotot sedikit, sakit menyambut. Nekat lembur, tanpa kontrol yang ketat, manik atau depresi menanti. Tergantung apa yang aku alami. Kesuksesan, pengakuan, penghargaan, jika aku tidak mengontrol diri, bisa memicu manik. Kegagalan, permasalahan, konflik, jika tidak segera dikelola pun sebaliknya, memicu depresi. Oh aku kini rapuh sekali.

Aku tidak pungkiri, kini ku terima ini sepenuh hati sebagai bagian dari diriku, bahwasanya aku ODB. Dan itu berarti, aku butuh untuk selalu mengontrol diri. Paham kapan saatnya harus mengerem emosi. Paham kapan harus minum obat. Paham kapan aku mulai capek. Paham kapan harus istirahat. Paham kapan harus kontrol. Paham kapan harus curhat. Paham kapan harus menggali lebih banyak informasi dari yang lebih ahli. Namun kadang aku lupa. Atau tidak peka.

Dan konsekuensinya, aku selalu butuh Caregiver. Beruntung sekarang aku tinggal di asrama. Selalu ada teman di sisi ku. Yang bisa menegurku, mengingatkan ku, menguatkan ku, mendengarkan ku, mengontrol ku jika sudah kebablasan. Ya walau terkadang kami juga seru-seruan menghabiskan malam. 

Apalagi sekarang. Aku punya teman sekamar yang amatlah menyenangkan. Kami satu frekuensi. Aku jadi merasa punya kandidat adik ipar, hehehey. Tunggu mereka besar, akan coba saling kuperkenalkan insyaallah. Siapa tahu kan?

Apa begini saja terus ya? Ini posisi nyaman. Tidak perlu konflik berarti. Yah, kalau takdir ku melajang hingga akhir usia, setidaknya sekarang aku tahu, dimana aku harus menghabiskan sisa usia itu. 

Tapi ya Allah, jika aku Kau takdirkan berkeluarga suatu saat nanti, entah itu kapan, berikanlah aku pasangan yang baik, mertua yang baik, keluarga besar yang baik, lingkungan yang baik, tetangga yang baik, anak-anak yang baik, dan mampukan aku menjalani peranku dengan baik. Meski saat ini aku belum bisa melogika, bagaimana caranya menjaga diri tetap waras jika berkeluarga. 

Tentu aku akan tidur paling akhir, karena aku istri dan ibu. Aku harus memastikan semua aman dan baik-baik saja. Aku tidak bisa lagi seperti sekarang, anak-anak asuhku masih sibuk belajar, bermain, bercerita,dsb, akunya tidur duluan. Kalau suami pulang malam, berarti aku harus selalu ada kan untuknya. Lalu di pagi buta, bukankah aku yang semestinya bangun pertama. Menyiapkan segalanya, membangunkan setiap orang di rumah. Habis Subuh, tidak ada lagi ceritanya tidur pagi, aku akan sibuk memandikan, memasakkan, menata-nata segalanya, mempersiapkan semua orang. Lalu aku akan sibuk dengan pekerjaan rumah tangga. Aku tidak terpikirkan untuk bekerja di luar rumah. Aku hanya ingin aktualisasi diri dan mengamalkan ilmu. Berbagi barangkali. Tapi tidak berstatus pegawai/pekerja. 

Sebab fitrah ku adalah dinafkahi. Aku sanguinis-koleris. Keras kepala. Ego tinggi ini entah apa bisa luntur nantinya. Aku khawatir tidak bisa menghormati suami sebagaimana mestinya jika malah aku yang menafkahi keluarga.

Pekerjaan rumah tangga tidak ada habisnya. Dan pula, pendidikan rumah harus terlaksana. Rumah adalah madrasah. Tempat pertama seorang anak akan belajar dan ditempa. Aku tidak mungkin leha-leha di saat seharusnya aku mendidik mereka sebaik-baiknya. Memasak lagi, beres-beres lagi, menyambut suami, melayani segala keperluan suami, mempersiapkan segala keperluan untuk esok hari. Lalu habislah satu hari. Besoknya begitu lagi. Besoknya lagi. Lagi. Dan lagi. 

Lantas apa kabar tidur 8 jam ku? Bisa tetap waras kah aku?

Kurang tidur bisa memicu penyakit ku. Berlipat kali bahayanya dibandingkan orang sehat. Ah biarlah Allah lagi yang menjawab. Dia lebih tahu yang terbaik buatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar