Mau aku peluk?
Ijabin dulu dong!
^_^
Who Amung Us
Sabtu, 21 Oktober 2017
Sabtu, 07 Oktober 2017
Puisi #9
Santunmu
Senyummu
Ruhul mas'uliyah itu
Kau yang menyuapkan sedotan teh manis panas itu
Saat aku terkapar tak berdaya
Menjadi kenangan abadi
Aku selalu merasa spesial
Mungkin sih karena geerku saja
Tapi dari caramu memperlakukanku
Aku selalu merasa spesial
Istimewa, benar adanya
Keluarga terdekatku ada yang sakit
Kau jenguk
Bahkan kau gerakkan teman-teman agar ikut
Kau pernah menawarkan uang saku untuk pegangan
Saat malam seusai acara di panti asuhan
Suatu hari di ramadhan 2011
Kau berkali kali menawarkan diri untuk menjemputku
Tapi karena egoku, ingin kujaga sekuat tenaga supaya tidak ada apa apa diantara kita
Sayangnya usaha itu ternyata sia sia
Terlanjur ada sesuatu di hatiku
Adakah engkau tahu?
Untukmu...
Datanglah...
Jadilah hero buatku...
Tak perlu dengar pengaruh syaithan yang hendak menghambat langkahmu..
Jemput aku..
Kita tidak tahu, berapa lama waktu tersisa untuk kita
Senyummu
Ruhul mas'uliyah itu
Kau yang menyuapkan sedotan teh manis panas itu
Saat aku terkapar tak berdaya
Menjadi kenangan abadi
Aku selalu merasa spesial
Mungkin sih karena geerku saja
Tapi dari caramu memperlakukanku
Aku selalu merasa spesial
Istimewa, benar adanya
Keluarga terdekatku ada yang sakit
Kau jenguk
Bahkan kau gerakkan teman-teman agar ikut
Kau pernah menawarkan uang saku untuk pegangan
Saat malam seusai acara di panti asuhan
Suatu hari di ramadhan 2011
Kau berkali kali menawarkan diri untuk menjemputku
Tapi karena egoku, ingin kujaga sekuat tenaga supaya tidak ada apa apa diantara kita
Sayangnya usaha itu ternyata sia sia
Terlanjur ada sesuatu di hatiku
Adakah engkau tahu?
Untukmu...
Datanglah...
Jadilah hero buatku...
Tak perlu dengar pengaruh syaithan yang hendak menghambat langkahmu..
Jemput aku..
Kita tidak tahu, berapa lama waktu tersisa untuk kita
Nasehat untukku: Calon Ibu
~ Poin-Poin Nasihat Ustadzah Aan Rohana, MAg untuk Ibu & Keluarga ~
Tugas Ibu :
1. Tanggung jawab terhadap anaknya
2. Mendirikan shalat malam
3. Mengkhatamkan quran setiap bulan
4. Pandai menjaga keikhlasan dan sabar
5. Qudwah Hasanah (menjadi contoh) dan doa
6. Memperluas wawasan
Anak akan melihat pengorbanan seorang ibu, jadi tanpa disuruh si anak akan mendahulukan ibunya.
Allah akan murka kpd ibu yg tidak mendidik anaknya utk dekat dg Qur'an, dan Allah.
Al A'raf 172.
Tanggung jawab ibu sangat besar utk mengembalikan anaknya dalam keadaan suci.
Ibu berfungsi menyiapkan jalan anak menuju surga.
Landasan mendidik anak adalah harus berasal dari Allah. Oleh krn itu jangan jauhkan anak dari qur'an.
Kita terlambat , jika mengajari anak membaca qur'an sejak SD atau mengajarkan anak menghafal qur'an sejak SD. Krn seharusnya kita mengisi miliyaran sel otak anak dgn qur'an sejak dalam kandungan.
Usia anak TK sudah seharusnya dilatih untuk sholat di masjid. Imam al Asybahani usia 5 tahun sudah bisa menjadi imam di masjid.
Hidup adalah ujian utk menjadi yg terbaik. Al Mulk ayat 2.
Ibu tdk pantas tidur 8 jam sehari. Sepertiga malam terakhir bangun utk mohon ampun pd Allah dan menyiapkan anak2nya.
Al Muzammil ayat 1 - 6.
Ibu yg bangun sholat malam dan baca qur'an sebelum Shubuh, diberikan kemampuan rohani utk melaksanakan apa yg diperintahkam Allah.
Bila kita ingin menjadi ibu dr anak2 yg besar maka usaha ibu jg harus lebih besar.
Kebaikan diberikan : kata2 yang menyentuh, langkah yang mantap, nasehat yg berbobot.
Kita hrs menjd ibu yg berbobot/ berkualitas yang bisa menjadi daya tarik di hadapan Allah agar Allah memberikan kemampuan pd kita tanpa banyak bicara ini itu kpd anak. Bicara sedikit tp sampai ke hati anak.
Anak usia 4 th harus bisa baca Qur'an. Setahun selesai bila tiap hari diajarkan.
Ketika ibu telah berkeinginan dg kuat maka Allah akan berikan jalan.
Imam Syafii dr Mesir diletakkan ibunya di Mekkah pd usia 4 th. Anak harus dimotivas. Kata2 ibu mustajab. Berhati2 bila berkata2 apabila menghadapi anak yg tidak patuh. Krn kata2 buruk yg diucapkan pada anak berulang2 akan menjadi kepribadiannya.
Mendidik anak harus dgn CINTA. Ikhlas tidak berharap apa2 dr anak. Marah membuat tubuh stress 6 jam.
Sikap ibu :
1. Bertanggung jawab
2. Sholat malam
3. Khatam qur'an setiap bulan, satu hari 1 juz.
4. Memberiksn keteladanan.
Ibu adalah teladan selama 24 jam. Bgaimana membuat anak cinta qur'an kalau ibunya tdk membaca qur'an.
Orang yg selalu memperdengarkan quran di rumahnya :
1. Allah Akan memberikan banyak kebaikan di dalam rumah (termasuk penghuni di dalamnya)
2. Dilapangkan jiwa keluarga Nya (dijauhkan dari emotional sehingga menjadi keluaga samara)
3. Dihadiri Oleh para malaikat
4. Dihindari dari syaitan
Sebelum mendidik anak, perbanyak berdzikir dan beristighfar. Mendidik dgn kacamata iman bukan nafsu.
Surat 8 : 2
"Bila disebut nama Allah akan bergetar hatinya."
Ya Allah tampakkanlah kpd kami kebenaran sebagai kebenaran yg nyata dan berikan kemampuan utk dpt mengikuti kebenaran itu, tampakkanlah yg batil itu sbg kebatilan yg nyata dan berikan kemampuan utk menjauhinya.
Bangunkan anak utk sholat Shubuh. Jika menolak, basahi matanya dg air, gendong bila perlu, siapkan sajadahnya.
Lakukan yg terdepan. Ketika anak lain baru bangun. Anak kita sdh sholat, dan baca qur'an.
Banyak beristighfar utk membersihkan diri agar cahaya Allah dpt masuk ke dalam hati. Krn apabila kotor cahaya tidak dapat masuk.
Surat 32 ayat 24
"dan kami jadikan diantara mereka para pemimpin"
Sikap ibu yang akan mencetak anak2 menjadi orang 'besar', adalah yg sbb :
1. Selalu mencari Hidayah , dalam perintah Allah (Al Quran dan sunnah sbg pedoman hidup)
2. Bersikap sabar terus menerus sampai menutup mata (3:146-148)
3. Yakin kepada ayat2 Allah
4, siap berkorban dan berjuang
Menjadi ibu yg sabar 32:24.
SABAR menjadi syarat ortu mencetak generasi pemimpin. Ibu yg emosi cenderung anaknya sulit diatur.
Ciri SABAR :
-Tdk gampang menyerah .
- Tdk lemah semangat.
-Tidak lemah fisik
Jangan mengucapkan kata2 yg menurunkan idola anak2 kita thd kita.
Banyaklah istighfar utk mendapat kekuatan 11:52.
Juga baca "laa hawla walaa quwwata illaa billah" , agar lebih kuat.
Jangan mengeluh krn dpt mengurangi atau menghapus pahala kita.
Baca subhanallah 33, hamdalah 33, takbir 34 sebelum tidur, untuk mensmbah kekuatan.
Bila minta tolong kpd anak katakan dgn alasan yg baik. "Bunda mau ngaji, nak bisakah bantu bunda. spy bunda dapat pahala baca qur'an, dan kamu dapat juga pahalanya"
Janganlah mengungkit pekerjaan serta kelelahan kpd anak dan suami. Lakukan dgn ikhlas agar bertambah pahala jihad sbg ibu.
Jangan katakan sesuatu yg tidak baik di depan anak2 kita yg akan menurunkan rasa idola anak kpd kita,
Hendaknya Banyak beristighfar bila lelah, Allah akan menambah kekuatan kita
Jangan buka kelemahan kita dalam keluarga kita. Misal kekurangan suami jangan dibuka ke mertua atau ipar2. Membuka kelemahan tanda tidak sabar.
Tidak mudah putus asa. Bila berat menghadapi anak, minta kpd Allah. Minta kpd yg punya. ALLAH mampu mengembalikan apapun dgn kun fayakun.
Jangan memvonis dan mengatai anak sebagai anak nakal saat anak msh kecil.
Ibu yg terdzolimi mustajab kata2 dan doanya..
Sholat hajat dgn khusu', shaum senin kamis, shaum Nabi Daud membuat kita memiliki mental yg kuat dlmenghadapi betbagai cobaan dan tantangan.
Bila Allah sdh mengubahnya menjadi shaleh kita akan terkejut dan kagum.
Anak investasi akhirat bagi kedua org tuanya.
Derajat yg paling tinggi akan dirasakan oleh orang tuanya. Bila sudah meninggal maka setiap org tua mengharapkan doa dr anak yg sholeh.
Jangan memvonis anak sebelum dewasa sebelum menutup mata. Terus berusaha dan beristighfar....
Jangan salahkan anak2...hendaknya lakukan introspeksi diri. Karena anak dilahirkan dlm keadaan fitrah.
Ibnu Hajar, pesantren 5 th tidak menghasilkan apa2, ortu tidak mempersoalkan sekolahnya. Setelah 8 th tidak bisa dikembangkan lagi. Si anak dipulangkan. Di jalan pulang melihat batu yg ditetesi air. Tergerak hatinya kembali ke pesantren dan belajar dg sungguh2... akhirnya berhasil menjadi ulama dan penulis besar.
Yakin kpd ayat2 Allah. Jangan ragu sedikitpun. (2:124)
Syarat ibu mencetak generasi qur'an
1. Berpedoman pd hukum Allah
2. Sabar
3. Yakin kpd ayat2 Allah
4. Banyak berkorban.
Nabi Ibrahim melaksanakan semua perintah dg sempurna.
Ujian harus dilalui dg sempurna.
Utk menjadi ibu yg mampu mencetak generasi Qur'ani hrs lulus semua ujian.
Rasulullah memaafkan budaknya sampai 70 kali dalam sehari.
Taat kpd suami dan mengakui hak2nya adalah jihad.
Gagal tidak jadi mujahidah krn tidak sabar, dan tidak ikhlas.
Gampang dirusak keikhlasan oleh anak kecil. Berarti ibunya tidak cerdas.
5. Pandai menjaga keikhlasan
Ikhlas adalah amal hati yg berat.
Ikhlas ada 3 : sebelum beramal, ketika beramal, setelah beramal.
Ibu harus meninggalkan hal2 yg tidak berguna. Tidak asal berbicara.
Qaf 50: 18. Setiap kata dicatat malaikat.
Ciri Ikhlas :
1.Tidak bertambah amalnya ketika dipuji
2. Tidak berkurang amalnya ketika dicaci
3. Istiqomah diwaktu ramai dan sepi
Ikhlas dan sabar harus disempurnakan dalam mendidik anak2.
Faktor sukses dlm mendidik anak adalah: ikhlas, sabar , contoh yg baik dan doa yg tdk pernah putus.
Ibu harus memiliki pengetahuan yg luas agar mampu mengimbangi tumbuh kembang anak mengikuti kemajuan yg ada..
-----------------------
Astaghfirullah.
Dari dr. Dyah Listyorini
Tugas Ibu :
1. Tanggung jawab terhadap anaknya
2. Mendirikan shalat malam
3. Mengkhatamkan quran setiap bulan
4. Pandai menjaga keikhlasan dan sabar
5. Qudwah Hasanah (menjadi contoh) dan doa
6. Memperluas wawasan
Anak akan melihat pengorbanan seorang ibu, jadi tanpa disuruh si anak akan mendahulukan ibunya.
Allah akan murka kpd ibu yg tidak mendidik anaknya utk dekat dg Qur'an, dan Allah.
Al A'raf 172.
Tanggung jawab ibu sangat besar utk mengembalikan anaknya dalam keadaan suci.
Ibu berfungsi menyiapkan jalan anak menuju surga.
Landasan mendidik anak adalah harus berasal dari Allah. Oleh krn itu jangan jauhkan anak dari qur'an.
Kita terlambat , jika mengajari anak membaca qur'an sejak SD atau mengajarkan anak menghafal qur'an sejak SD. Krn seharusnya kita mengisi miliyaran sel otak anak dgn qur'an sejak dalam kandungan.
Usia anak TK sudah seharusnya dilatih untuk sholat di masjid. Imam al Asybahani usia 5 tahun sudah bisa menjadi imam di masjid.
Hidup adalah ujian utk menjadi yg terbaik. Al Mulk ayat 2.
Ibu tdk pantas tidur 8 jam sehari. Sepertiga malam terakhir bangun utk mohon ampun pd Allah dan menyiapkan anak2nya.
Al Muzammil ayat 1 - 6.
Ibu yg bangun sholat malam dan baca qur'an sebelum Shubuh, diberikan kemampuan rohani utk melaksanakan apa yg diperintahkam Allah.
Bila kita ingin menjadi ibu dr anak2 yg besar maka usaha ibu jg harus lebih besar.
Kebaikan diberikan : kata2 yang menyentuh, langkah yang mantap, nasehat yg berbobot.
Kita hrs menjd ibu yg berbobot/ berkualitas yang bisa menjadi daya tarik di hadapan Allah agar Allah memberikan kemampuan pd kita tanpa banyak bicara ini itu kpd anak. Bicara sedikit tp sampai ke hati anak.
Anak usia 4 th harus bisa baca Qur'an. Setahun selesai bila tiap hari diajarkan.
Ketika ibu telah berkeinginan dg kuat maka Allah akan berikan jalan.
Imam Syafii dr Mesir diletakkan ibunya di Mekkah pd usia 4 th. Anak harus dimotivas. Kata2 ibu mustajab. Berhati2 bila berkata2 apabila menghadapi anak yg tidak patuh. Krn kata2 buruk yg diucapkan pada anak berulang2 akan menjadi kepribadiannya.
Mendidik anak harus dgn CINTA. Ikhlas tidak berharap apa2 dr anak. Marah membuat tubuh stress 6 jam.
Sikap ibu :
1. Bertanggung jawab
2. Sholat malam
3. Khatam qur'an setiap bulan, satu hari 1 juz.
4. Memberiksn keteladanan.
Ibu adalah teladan selama 24 jam. Bgaimana membuat anak cinta qur'an kalau ibunya tdk membaca qur'an.
Orang yg selalu memperdengarkan quran di rumahnya :
1. Allah Akan memberikan banyak kebaikan di dalam rumah (termasuk penghuni di dalamnya)
2. Dilapangkan jiwa keluarga Nya (dijauhkan dari emotional sehingga menjadi keluaga samara)
3. Dihadiri Oleh para malaikat
4. Dihindari dari syaitan
Sebelum mendidik anak, perbanyak berdzikir dan beristighfar. Mendidik dgn kacamata iman bukan nafsu.
Surat 8 : 2
"Bila disebut nama Allah akan bergetar hatinya."
Ya Allah tampakkanlah kpd kami kebenaran sebagai kebenaran yg nyata dan berikan kemampuan utk dpt mengikuti kebenaran itu, tampakkanlah yg batil itu sbg kebatilan yg nyata dan berikan kemampuan utk menjauhinya.
Bangunkan anak utk sholat Shubuh. Jika menolak, basahi matanya dg air, gendong bila perlu, siapkan sajadahnya.
Lakukan yg terdepan. Ketika anak lain baru bangun. Anak kita sdh sholat, dan baca qur'an.
Banyak beristighfar utk membersihkan diri agar cahaya Allah dpt masuk ke dalam hati. Krn apabila kotor cahaya tidak dapat masuk.
Surat 32 ayat 24
"dan kami jadikan diantara mereka para pemimpin"
Sikap ibu yang akan mencetak anak2 menjadi orang 'besar', adalah yg sbb :
1. Selalu mencari Hidayah , dalam perintah Allah (Al Quran dan sunnah sbg pedoman hidup)
2. Bersikap sabar terus menerus sampai menutup mata (3:146-148)
3. Yakin kepada ayat2 Allah
4, siap berkorban dan berjuang
Menjadi ibu yg sabar 32:24.
SABAR menjadi syarat ortu mencetak generasi pemimpin. Ibu yg emosi cenderung anaknya sulit diatur.
Ciri SABAR :
-Tdk gampang menyerah .
- Tdk lemah semangat.
-Tidak lemah fisik
Jangan mengucapkan kata2 yg menurunkan idola anak2 kita thd kita.
Banyaklah istighfar utk mendapat kekuatan 11:52.
Juga baca "laa hawla walaa quwwata illaa billah" , agar lebih kuat.
Jangan mengeluh krn dpt mengurangi atau menghapus pahala kita.
Baca subhanallah 33, hamdalah 33, takbir 34 sebelum tidur, untuk mensmbah kekuatan.
Bila minta tolong kpd anak katakan dgn alasan yg baik. "Bunda mau ngaji, nak bisakah bantu bunda. spy bunda dapat pahala baca qur'an, dan kamu dapat juga pahalanya"
Janganlah mengungkit pekerjaan serta kelelahan kpd anak dan suami. Lakukan dgn ikhlas agar bertambah pahala jihad sbg ibu.
Jangan katakan sesuatu yg tidak baik di depan anak2 kita yg akan menurunkan rasa idola anak kpd kita,
Hendaknya Banyak beristighfar bila lelah, Allah akan menambah kekuatan kita
Jangan buka kelemahan kita dalam keluarga kita. Misal kekurangan suami jangan dibuka ke mertua atau ipar2. Membuka kelemahan tanda tidak sabar.
Tidak mudah putus asa. Bila berat menghadapi anak, minta kpd Allah. Minta kpd yg punya. ALLAH mampu mengembalikan apapun dgn kun fayakun.
Jangan memvonis dan mengatai anak sebagai anak nakal saat anak msh kecil.
Ibu yg terdzolimi mustajab kata2 dan doanya..
Sholat hajat dgn khusu', shaum senin kamis, shaum Nabi Daud membuat kita memiliki mental yg kuat dlmenghadapi betbagai cobaan dan tantangan.
Bila Allah sdh mengubahnya menjadi shaleh kita akan terkejut dan kagum.
Anak investasi akhirat bagi kedua org tuanya.
Derajat yg paling tinggi akan dirasakan oleh orang tuanya. Bila sudah meninggal maka setiap org tua mengharapkan doa dr anak yg sholeh.
Jangan memvonis anak sebelum dewasa sebelum menutup mata. Terus berusaha dan beristighfar....
Jangan salahkan anak2...hendaknya lakukan introspeksi diri. Karena anak dilahirkan dlm keadaan fitrah.
Ibnu Hajar, pesantren 5 th tidak menghasilkan apa2, ortu tidak mempersoalkan sekolahnya. Setelah 8 th tidak bisa dikembangkan lagi. Si anak dipulangkan. Di jalan pulang melihat batu yg ditetesi air. Tergerak hatinya kembali ke pesantren dan belajar dg sungguh2... akhirnya berhasil menjadi ulama dan penulis besar.
Yakin kpd ayat2 Allah. Jangan ragu sedikitpun. (2:124)
Syarat ibu mencetak generasi qur'an
1. Berpedoman pd hukum Allah
2. Sabar
3. Yakin kpd ayat2 Allah
4. Banyak berkorban.
Nabi Ibrahim melaksanakan semua perintah dg sempurna.
Ujian harus dilalui dg sempurna.
Utk menjadi ibu yg mampu mencetak generasi Qur'ani hrs lulus semua ujian.
Rasulullah memaafkan budaknya sampai 70 kali dalam sehari.
Taat kpd suami dan mengakui hak2nya adalah jihad.
Gagal tidak jadi mujahidah krn tidak sabar, dan tidak ikhlas.
Gampang dirusak keikhlasan oleh anak kecil. Berarti ibunya tidak cerdas.
5. Pandai menjaga keikhlasan
Ikhlas adalah amal hati yg berat.
Ikhlas ada 3 : sebelum beramal, ketika beramal, setelah beramal.
Ibu harus meninggalkan hal2 yg tidak berguna. Tidak asal berbicara.
Qaf 50: 18. Setiap kata dicatat malaikat.
Ciri Ikhlas :
1.Tidak bertambah amalnya ketika dipuji
2. Tidak berkurang amalnya ketika dicaci
3. Istiqomah diwaktu ramai dan sepi
Ikhlas dan sabar harus disempurnakan dalam mendidik anak2.
Faktor sukses dlm mendidik anak adalah: ikhlas, sabar , contoh yg baik dan doa yg tdk pernah putus.
Ibu harus memiliki pengetahuan yg luas agar mampu mengimbangi tumbuh kembang anak mengikuti kemajuan yg ada..
-----------------------
Astaghfirullah.
Dari dr. Dyah Listyorini
Sabtu, 30 September 2017
Mempertahankan Rumah Tangga
MATERI KELUARGA SAMAWA :
Mempertahankan Rumah Tangga adalah Seni Memainkan Peran
بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَه
MEMASUKI sebuah pernikahan bukan hal yang mudah. Kita ditempa begitu banyak pelajaran hidup yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Ada yang langsung siap dengan berbagai kondisi, tak jarang juga yang terkaget-kaget dengan 'pelajaran baru' yang asing baginya.
Usia tidak secara otomatis bisa menjadi patokan suatu kedewasaan. Justru pengalaman dan yang lebih penting memiliki nyali tuk mengarunginyalah yang membuat kita lebih bisa bertahan. Tak jarang pernikahan yang sudah dewasa dan ekonomi mapan pun tak menjadi jaminan pernikahan itu langgeng dan minim perselisihan.
Tentu setiap pasangan berbeda menyikapi problematika rumah tangganya. Masalah satu dengan lainnya tak bisa di generalisir.
Misalnya sama-sama masalah ekonomi yang tak cukup.
Si istri ridha membantu suaminya walaupun kemudian pendapatan si istri lebih besar dan mereka tak mempermasalahkannya.
🔹Ada lagi dengan latar yang sama, si istri merasa seperti sapi perahan hingga cuma dia saja yg berusaha. Walau sebenarnya suami juga sudah berusaha.
Dan pada kasus yang sama justru si suami merasa 'kelaki-lakiannya terganggu' karna si istri harus ikut mencari nafkah.
Ada juga si istri yang lebih besar penghasilannya itu membantu suaminya,dan keluarga mereka tak masalah justru dari pihak keluarga perempuan merasa keberatan dan mengusik ketenangan keluarga kecil mereka.
Kalo mau ditarik garis peran yang sebenarnya, memang idealnya yang mencari nafkah adalah suami dan itu hukumnya wajib. Jika seorang istri ridha apapun yang didapatnya tanpa mengeluh kurang, ya tentu tak perlu lagi si istri membantu mencari nafkah tambahan.
Tapi jika keluarga itu merasa perlu peran istri untuk membantu perekonomian keluarga dan tak mempermasalahkan penghasilan istri lebih besar, tentu ini tak menjadi konflik karna saling membangun satu sama lain.
Tapi jika suami tak mampu mencukupi kebutuhan keluarga tapi si istri terus saja merasa dia yang lelah mencari tambahan, sebaiknya berfikir ulang, tujuan apa sebenarnya yang ingin dibangun.
Ya, semua jalan adalah pilihan. Itu baru dari contoh ekonomi. Tapi konflik ekonomi masih banyak lagi. Termasuk life style dan lain-lain.
Belum lagi jika permasalahan keluarga yang lainnya. 'Rumput tetangga lebih hijau'. Dan masih banyak lagi.
Mempertahankan rumah tangga adalah seni. Seni memainkan peran. Banyak lelakon yang kita perankan. Memiliki komitmen dalam rumahtangga sebagai rule yg sakral tuk dilanggar, salah satu cara mempertahankan rumahtangga. Bagaimana jika di langgar padahal tetap ingin mempertahankan rumahtangga? Masing-masing pihak harus legowo tuk kembali membangun komitmen awal lagi. Maka, tak perlu mengungkit hal yang sudah disepakati tuk tutup buku. Namun ini butuh waktu recovery. Jika tak mampu dan tetap terluka, maka jangan berharap rumahtangga itu mampu bangkit dari permasalahan sesudahnya.
Apapun keputusan yang kita ambil, renungkan panjang, baik buruknya, sehingga tak lagi menjadi penyesalan yang tak berkesudahan. Karena sejatinya, rumah tangga merupakan proses belajar yang tiada henti dan tanpa lelah. Sehingga mempertahankannya adalah kelulusan setelah kehidupan.
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•
Wallaahu A'lam Bish-Showwaab...
Wallaahu Waliyyut Taufiq
Semoga bermanfaat bagi Penulis dan bagi Para Pembaca Yang Budiman. Baarokallaahu Fiikum. Hadanallaahu Wa Iyyaakum Jamii'an. Yassarallaahu Lanal Khairo Haitsuma Kunna...
سبحا نك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
•═════ஜ✽✿۩❁۩✿✽ஜ═════•
~ Abu Hashif Wahyudin Al-Bimawi ~
Bone - Sulawesi Selatan
Kamis, 8 Muharrom 1438 H / 28 September 2017 M
Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala
•┈••••┈••• ◈✹🍁☝
Mempertahankan Rumah Tangga adalah Seni Memainkan Peran
بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَه
MEMASUKI sebuah pernikahan bukan hal yang mudah. Kita ditempa begitu banyak pelajaran hidup yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Ada yang langsung siap dengan berbagai kondisi, tak jarang juga yang terkaget-kaget dengan 'pelajaran baru' yang asing baginya.
Usia tidak secara otomatis bisa menjadi patokan suatu kedewasaan. Justru pengalaman dan yang lebih penting memiliki nyali tuk mengarunginyalah yang membuat kita lebih bisa bertahan. Tak jarang pernikahan yang sudah dewasa dan ekonomi mapan pun tak menjadi jaminan pernikahan itu langgeng dan minim perselisihan.
Tentu setiap pasangan berbeda menyikapi problematika rumah tangganya. Masalah satu dengan lainnya tak bisa di generalisir.
Misalnya sama-sama masalah ekonomi yang tak cukup.
Si istri ridha membantu suaminya walaupun kemudian pendapatan si istri lebih besar dan mereka tak mempermasalahkannya.
🔹Ada lagi dengan latar yang sama, si istri merasa seperti sapi perahan hingga cuma dia saja yg berusaha. Walau sebenarnya suami juga sudah berusaha.
Dan pada kasus yang sama justru si suami merasa 'kelaki-lakiannya terganggu' karna si istri harus ikut mencari nafkah.
Ada juga si istri yang lebih besar penghasilannya itu membantu suaminya,dan keluarga mereka tak masalah justru dari pihak keluarga perempuan merasa keberatan dan mengusik ketenangan keluarga kecil mereka.
Kalo mau ditarik garis peran yang sebenarnya, memang idealnya yang mencari nafkah adalah suami dan itu hukumnya wajib. Jika seorang istri ridha apapun yang didapatnya tanpa mengeluh kurang, ya tentu tak perlu lagi si istri membantu mencari nafkah tambahan.
Tapi jika keluarga itu merasa perlu peran istri untuk membantu perekonomian keluarga dan tak mempermasalahkan penghasilan istri lebih besar, tentu ini tak menjadi konflik karna saling membangun satu sama lain.
Tapi jika suami tak mampu mencukupi kebutuhan keluarga tapi si istri terus saja merasa dia yang lelah mencari tambahan, sebaiknya berfikir ulang, tujuan apa sebenarnya yang ingin dibangun.
Ya, semua jalan adalah pilihan. Itu baru dari contoh ekonomi. Tapi konflik ekonomi masih banyak lagi. Termasuk life style dan lain-lain.
Belum lagi jika permasalahan keluarga yang lainnya. 'Rumput tetangga lebih hijau'. Dan masih banyak lagi.
Mempertahankan rumah tangga adalah seni. Seni memainkan peran. Banyak lelakon yang kita perankan. Memiliki komitmen dalam rumahtangga sebagai rule yg sakral tuk dilanggar, salah satu cara mempertahankan rumahtangga. Bagaimana jika di langgar padahal tetap ingin mempertahankan rumahtangga? Masing-masing pihak harus legowo tuk kembali membangun komitmen awal lagi. Maka, tak perlu mengungkit hal yang sudah disepakati tuk tutup buku. Namun ini butuh waktu recovery. Jika tak mampu dan tetap terluka, maka jangan berharap rumahtangga itu mampu bangkit dari permasalahan sesudahnya.
Apapun keputusan yang kita ambil, renungkan panjang, baik buruknya, sehingga tak lagi menjadi penyesalan yang tak berkesudahan. Karena sejatinya, rumah tangga merupakan proses belajar yang tiada henti dan tanpa lelah. Sehingga mempertahankannya adalah kelulusan setelah kehidupan.
•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•
Wallaahu A'lam Bish-Showwaab...
Wallaahu Waliyyut Taufiq
Semoga bermanfaat bagi Penulis dan bagi Para Pembaca Yang Budiman. Baarokallaahu Fiikum. Hadanallaahu Wa Iyyaakum Jamii'an. Yassarallaahu Lanal Khairo Haitsuma Kunna...
سبحا نك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
•═════ஜ✽✿۩❁۩✿✽ஜ═════•
~ Abu Hashif Wahyudin Al-Bimawi ~
Bone - Sulawesi Selatan
Kamis, 8 Muharrom 1438 H / 28 September 2017 M
Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala
•┈••••┈••• ◈✹🍁☝
Renungan Copas WA
[09:48, 1/10/2017] +62 856-4703-7462: 🤔
RENUNGAN
Hidup selalu terbungkus oleh banyak lapisan. Kita hanya melihat lapisan luar & tidak tahu isi dalamnya...
Kita hanya melihat, wah.... pengusaha itu hebat, rumahnya besar, mobilnya mewah, hidupnya bahagia sekali...
... Padahal dia lagi stress & hidupnya penuh hutang, kerja keras hanya buat bayar bunga pinjaman, semua asetnya sudah jadi milik bank...
Huaaa... pasangan anggun yg hadir di acara reuni itu begitu serasi & mempesona, mrk pasti hidup harmonis & bahagia...
Padahal hidup mrk penuh dgn kebencian, saling menuduh, menghianati & menyakiti, bahkan sudah dlm proses perceraian & bagi harta...
Lihat pemuda itu, lulusan Harvard dgn nilai cumlaude, pasti mudah dpt kerja, gaji besar, hidupnya pasti bahagia...
Padahal dia kena PHK sudah 10x, jadi korban fitnah di lingkungan kerjanya. Sudah 2 bulan belum dapat job baru...
Woww... Ibu muda itu, selalu ke pub clubbing & diskotik, dia punya byk waktu, gak perlu pusingin kerjaan rumah, hidupnya enjoy banget, dia pasti bahagia....
Padahal batinnya hampa & kesepian, jiwanya merintih. suaminya tak pernah menghargai & mengasihinya...
Lihat tetangga kita anaknya sudah besar2 semua, bapak ibunya sudah boleh santai & tenang, mrk pasti bahagia, namun kenyataannya org tua mrk tak pernah bisa tidur nyenyak, anak2nya tak berbakti, suka judi & narkoba.
Kita selalu tertipu oleh keindahan di luar & tdk tahu realita yg di dalam.
Sesungguhnya semua keluarga punya masalah. Semua org punya cerita duka. Begitulah hakekat hidup.
Janganlah menggosip tentang masalah org, sebenarnya siapapun tidak mau mengalami masalah tp manusia tak luput dr masalah.
Jangan mengeluh krn masalah. Hayatilah makna dibalik semua masalah maka semua masalah akan membuat hidup menjadi bermakna!
Jangan bandingkan hidupmu dgn orang lain, krn orang lain belum tentu lebih bahagia dari kita......
SEBUAH MASAKAN, menjadi SEDAP, karna
DIMASUKKAN bumbu-bumbu yg "dipilih" oleh KOKI yg memasaknya.
Begitupun, SEBUAH KEHIDUPAN, menjadi INDAH karna MASUKNYA ORANG-ORANG yg Tuhan "ijinkan" dalam kehidupan seseorang.
Ada yg MASUK spt KUNYIT, walau penampilan nya jelek, tapi sanggup memberi "WARNA INDAH" yg sulit dilupakan.
Ada yg MASUK spt BAWANG MERAH yg semakin lama bersamanya, semakin banyak
"AIR MATA" yg tertumpah.
Ada yang MASUK, spt LADA walau nampak kecil halus, tapi memberi "KEHANGATAN”.
Ada juga yg MASUK, spt CABAI, yg "menipu"
dengan warnanya yg menarik tapi membuat "KERINGAT" bercucuran DAN PEDIH.
Ada yg keras dan harus digilas, ada yg lembut dan cukup ditaburkan. Ada yg hadir hanya sebagai pengharum dan ada juga yg hadir untuk menentukan rasa.
JAGALAH dan JANGAN SIA-SIAKAN..
Mereka yg MASUK memberi KEBAIKAN dalam hidupmu ..!
SYUKURILAH dan JANGANLAH MEMBENCI..
mereka yg MASUK "menyakiti" hidupmu, karna, merekapun juga "berperan" MENYEDAPKAN pribadimu.!
SEMUANYA ITU, Tuhan ijinkan "MASUK", untuk MERUBAH, segala yg "tidak baik" yg ada dalam pribadimu, Utk MENJADI lebih BAIK..! Tuhan mengolahmu dan membentukmu untuk jadi sajian yang sedap bagi semua orang. Namun kehadiran dirimu juga turut menjadi penyedap bagi hidup orang lain.
Hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat, jadi jangan hanya melihat apa yang terlihat...
Jangan mudah menyimpulkan dari apa yang terlihat..
Ayo, mulai sekarang bersyukur senantiasa dengan apa yang ada pada kita...
Stop Comparing ... !!!
RENUNGAN
Hidup selalu terbungkus oleh banyak lapisan. Kita hanya melihat lapisan luar & tidak tahu isi dalamnya...
Kita hanya melihat, wah.... pengusaha itu hebat, rumahnya besar, mobilnya mewah, hidupnya bahagia sekali...
... Padahal dia lagi stress & hidupnya penuh hutang, kerja keras hanya buat bayar bunga pinjaman, semua asetnya sudah jadi milik bank...
Huaaa... pasangan anggun yg hadir di acara reuni itu begitu serasi & mempesona, mrk pasti hidup harmonis & bahagia...
Padahal hidup mrk penuh dgn kebencian, saling menuduh, menghianati & menyakiti, bahkan sudah dlm proses perceraian & bagi harta...
Lihat pemuda itu, lulusan Harvard dgn nilai cumlaude, pasti mudah dpt kerja, gaji besar, hidupnya pasti bahagia...
Padahal dia kena PHK sudah 10x, jadi korban fitnah di lingkungan kerjanya. Sudah 2 bulan belum dapat job baru...
Woww... Ibu muda itu, selalu ke pub clubbing & diskotik, dia punya byk waktu, gak perlu pusingin kerjaan rumah, hidupnya enjoy banget, dia pasti bahagia....
Padahal batinnya hampa & kesepian, jiwanya merintih. suaminya tak pernah menghargai & mengasihinya...
Lihat tetangga kita anaknya sudah besar2 semua, bapak ibunya sudah boleh santai & tenang, mrk pasti bahagia, namun kenyataannya org tua mrk tak pernah bisa tidur nyenyak, anak2nya tak berbakti, suka judi & narkoba.
Kita selalu tertipu oleh keindahan di luar & tdk tahu realita yg di dalam.
Sesungguhnya semua keluarga punya masalah. Semua org punya cerita duka. Begitulah hakekat hidup.
Janganlah menggosip tentang masalah org, sebenarnya siapapun tidak mau mengalami masalah tp manusia tak luput dr masalah.
Jangan mengeluh krn masalah. Hayatilah makna dibalik semua masalah maka semua masalah akan membuat hidup menjadi bermakna!
Jangan bandingkan hidupmu dgn orang lain, krn orang lain belum tentu lebih bahagia dari kita......
SEBUAH MASAKAN, menjadi SEDAP, karna
DIMASUKKAN bumbu-bumbu yg "dipilih" oleh KOKI yg memasaknya.
Begitupun, SEBUAH KEHIDUPAN, menjadi INDAH karna MASUKNYA ORANG-ORANG yg Tuhan "ijinkan" dalam kehidupan seseorang.
Ada yg MASUK spt KUNYIT, walau penampilan nya jelek, tapi sanggup memberi "WARNA INDAH" yg sulit dilupakan.
Ada yg MASUK spt BAWANG MERAH yg semakin lama bersamanya, semakin banyak
"AIR MATA" yg tertumpah.
Ada yang MASUK, spt LADA walau nampak kecil halus, tapi memberi "KEHANGATAN”.
Ada juga yg MASUK, spt CABAI, yg "menipu"
dengan warnanya yg menarik tapi membuat "KERINGAT" bercucuran DAN PEDIH.
Ada yg keras dan harus digilas, ada yg lembut dan cukup ditaburkan. Ada yg hadir hanya sebagai pengharum dan ada juga yg hadir untuk menentukan rasa.
JAGALAH dan JANGAN SIA-SIAKAN..
Mereka yg MASUK memberi KEBAIKAN dalam hidupmu ..!
SYUKURILAH dan JANGANLAH MEMBENCI..
mereka yg MASUK "menyakiti" hidupmu, karna, merekapun juga "berperan" MENYEDAPKAN pribadimu.!
SEMUANYA ITU, Tuhan ijinkan "MASUK", untuk MERUBAH, segala yg "tidak baik" yg ada dalam pribadimu, Utk MENJADI lebih BAIK..! Tuhan mengolahmu dan membentukmu untuk jadi sajian yang sedap bagi semua orang. Namun kehadiran dirimu juga turut menjadi penyedap bagi hidup orang lain.
Hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat, jadi jangan hanya melihat apa yang terlihat...
Jangan mudah menyimpulkan dari apa yang terlihat..
Ayo, mulai sekarang bersyukur senantiasa dengan apa yang ada pada kita...
Stop Comparing ... !!!
Minggu, 24 September 2017
Tak Jelas Judulnya
Satu per satu,
Yang pernah ku perhitungkan
Melangkah lebih dulu
Pilihan yang tersisa tinggal sedikit
Kamu tetap yang terbaik
Serasa mengerucut
Jika saja hidup ini seperti permainan game sederhana,
Mungkin kita akan berakhir bersama
Tapi entah
Hidup ini diatur oleh Yang Maha Kuasa
Dan aku tak berdaya, hanya ikut alur takdirNya
Kita akan berakhir bagaimana?
Positif ataupun negatif,
Semoga semua tetap bahagia
Yang pernah ku perhitungkan
Melangkah lebih dulu
Pilihan yang tersisa tinggal sedikit
Kamu tetap yang terbaik
Serasa mengerucut
Jika saja hidup ini seperti permainan game sederhana,
Mungkin kita akan berakhir bersama
Tapi entah
Hidup ini diatur oleh Yang Maha Kuasa
Dan aku tak berdaya, hanya ikut alur takdirNya
Kita akan berakhir bagaimana?
Positif ataupun negatif,
Semoga semua tetap bahagia
8 AGRESIVITAS PADA ANAK
Cinta Anak
8 AGRESIVITAS PADA ANAK
1. Menjambak
Rambut menjadi sasaran empuk sikap agresif anak, karena lazimnya mudah dilihat, dijangkau, dipegang, dan ditarik-tarik oleh anak. Apalagi jika rambut yang dimiliki “lawannya” panjang dan lebat.
Penanganan :
Orang tua hendaknya menanyakan kepada anak, mengapa ia tega menjambak rambut temannya. Bisa saja anak merasa kesal, misalnya karena pandangannya saat menonton teve terhalang oleh rambut si teman tersebut. Akhirnya, tak ada jalan lain, ia menjambak rambutnya.
Rambut menjadi sasaran empuk sikap agresif anak, karena lazimnya mudah dilihat, dijangkau, dipegang, dan ditarik-tarik oleh anak. Apalagi jika rambut yang dimiliki “lawannya” panjang dan lebat.
Penanganan :
Orang tua hendaknya menanyakan kepada anak, mengapa ia tega menjambak rambut temannya. Bisa saja anak merasa kesal, misalnya karena pandangannya saat menonton teve terhalang oleh rambut si teman tersebut. Akhirnya, tak ada jalan lain, ia menjambak rambutnya.
2. Memukul
Inilah cara yang paling sering dilakukan anak untuk menunjukkan agresivitasnya. Apalagi selama ini banyak film beraroma keras yang ditontonnya di televisi. Tak heran jika anak merasa kesal, ia mengungkapkannya lewat cara memukul.
Penanganannya :
Cegah perilaku tersebut. Saat anak mau memukul, orang tua harus segera menangkap tangannya, lalu katakan, “Memukul itu tindakan yang tidak baik, karena bisa menyakiti. Jangan kamu lakukan itu, ya?” Beri juga batasan apa saja yang boleh dan tak boleh dilakukan saat bermain bersama teman-temannya.
Jelaskan pula, kalau ia menginginkan mainan yang ada di tangan temannya, mintalah secara baik-baik. Bukannya mendorong atau memukul sang teman. Demikian pula jika permainan itu harus mengantre, maka orang tua menjelaskan kepada nak bahwa dirinya harus antre terlebih dulu.
Jika anak tetap juga memukul, maka orang tua harus segera membawa anak pulang ke rumah. Jangan tunggu sampai dia melakukannya 2 atau 3 kali, baru orang tua bereaksi. Anak harus tahu peraturan yang dikatakan orang tua berlaku konsisten.
Ajak anak untuk berdialog. Jelaskan, dia boleh bermain mobil-mobilan lagi, asal dia berjanji tidak mengulangi tindakan agresifnya. Cara ini jauh lebih efektif daripada orang tua berteriak-teriak atau bahkan memukul anak.
Inilah cara yang paling sering dilakukan anak untuk menunjukkan agresivitasnya. Apalagi selama ini banyak film beraroma keras yang ditontonnya di televisi. Tak heran jika anak merasa kesal, ia mengungkapkannya lewat cara memukul.
Penanganannya :
Cegah perilaku tersebut. Saat anak mau memukul, orang tua harus segera menangkap tangannya, lalu katakan, “Memukul itu tindakan yang tidak baik, karena bisa menyakiti. Jangan kamu lakukan itu, ya?” Beri juga batasan apa saja yang boleh dan tak boleh dilakukan saat bermain bersama teman-temannya.
Jelaskan pula, kalau ia menginginkan mainan yang ada di tangan temannya, mintalah secara baik-baik. Bukannya mendorong atau memukul sang teman. Demikian pula jika permainan itu harus mengantre, maka orang tua menjelaskan kepada nak bahwa dirinya harus antre terlebih dulu.
Jika anak tetap juga memukul, maka orang tua harus segera membawa anak pulang ke rumah. Jangan tunggu sampai dia melakukannya 2 atau 3 kali, baru orang tua bereaksi. Anak harus tahu peraturan yang dikatakan orang tua berlaku konsisten.
Ajak anak untuk berdialog. Jelaskan, dia boleh bermain mobil-mobilan lagi, asal dia berjanji tidak mengulangi tindakan agresifnya. Cara ini jauh lebih efektif daripada orang tua berteriak-teriak atau bahkan memukul anak.
3. Mencubit
Meskipun jarang, cubitan juga merupakan cara ampuh bagi anak untuk “berkomunikasi” dengan teman lainnya. Apakah ia menginginkan sesuatu, kesal atau melampiaskan reaksi emosinya.
Penanganan :
Sama denganmenangani perilaku memukul, yaitu denganmencegah danmemberi penjelasan bahwa perilaku tersebut sangatlah buruk. Ajari juga untuk mengungapkan keinginannya lewat kata-kata.
Meskipun jarang, cubitan juga merupakan cara ampuh bagi anak untuk “berkomunikasi” dengan teman lainnya. Apakah ia menginginkan sesuatu, kesal atau melampiaskan reaksi emosinya.
Penanganan :
Sama denganmenangani perilaku memukul, yaitu denganmencegah danmemberi penjelasan bahwa perilaku tersebut sangatlah buruk. Ajari juga untuk mengungapkan keinginannya lewat kata-kata.
4. Menggigit
Menggigit adalah salah satu bentuk refleks anak saat menghadapi ancaman yang dating kepadanya. Di usia ini, fase oral masih berpengaruh. Ia akan menemukan kenikmatan lewat gigitan mulutnya. Tak jarang pula, ada rasa penasaran tentang apa yang dihadapinya, “Seperti apa, sih, rasanya kulit? Mungkin manis.”
Penanganan :
Tanyakan pada anak, kenapa dia sampai menggigit, karena bukan tak mungkin penyebabnya adalah rasa lapar. Katakan kepadanya, “Kalau kamu ingin makan, bilang saja.”
Penting diperhatikan, jangan sekali-kali membalas gigitan anak dengan gigitan, karena orang tua secara tidak langsung mengajarkan cara balas dendam.
Pun, jangan sekali-kali menganjurkan anak untuk membalas apa yang telah dilakukan temannya. Kalau anak kita digigit, jangan memintanya untuk balas menggigit. Balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah.
Menggigit adalah salah satu bentuk refleks anak saat menghadapi ancaman yang dating kepadanya. Di usia ini, fase oral masih berpengaruh. Ia akan menemukan kenikmatan lewat gigitan mulutnya. Tak jarang pula, ada rasa penasaran tentang apa yang dihadapinya, “Seperti apa, sih, rasanya kulit? Mungkin manis.”
Penanganan :
Tanyakan pada anak, kenapa dia sampai menggigit, karena bukan tak mungkin penyebabnya adalah rasa lapar. Katakan kepadanya, “Kalau kamu ingin makan, bilang saja.”
Penting diperhatikan, jangan sekali-kali membalas gigitan anak dengan gigitan, karena orang tua secara tidak langsung mengajarkan cara balas dendam.
Pun, jangan sekali-kali menganjurkan anak untuk membalas apa yang telah dilakukan temannya. Kalau anak kita digigit, jangan memintanya untuk balas menggigit. Balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah.
5. Merusak Mainan
Ada juga anak yang bersikap agresif terhadap mainan. Jika dosodorkan satu kepadanya, maka ia akan segera mempreteli, merusak, bahkan membanting mainan tersebut. Gejalanya, semua mainan yang disodorkan tanpa ba-bi-bu magi akan langsung dirusaknya.
Penanganan :
Orang tua harus jeli melihat sikap seperti ini. Bukan tak mungkin hal itu dilakukan karena didorong rasa keingintahuan yang besar. Sikap ini jelas tidak berdampak negative, bahkan bisa mengasah kreativitas anak. Dengan cara begitu, anak jadi tahu komponen-komponen dalam mainan tersebut alias ia semakin tahu tentang mainannya. Penyebab lain, bisa saja anak sudah bosan dengan mainan-mainan tersebut.
Sebelumnya, orang tua harus memberi penjelasan saat menghadiahi anaknya mainan. Terangkan, mainan ini boleh dibongkar, tpai tidak boleh dirusak. Jika tidak, anak akan berpikir, semua mainan bisa diperlakukan seperti itu.
Ada juga anak yang bersikap agresif terhadap mainan. Jika dosodorkan satu kepadanya, maka ia akan segera mempreteli, merusak, bahkan membanting mainan tersebut. Gejalanya, semua mainan yang disodorkan tanpa ba-bi-bu magi akan langsung dirusaknya.
Penanganan :
Orang tua harus jeli melihat sikap seperti ini. Bukan tak mungkin hal itu dilakukan karena didorong rasa keingintahuan yang besar. Sikap ini jelas tidak berdampak negative, bahkan bisa mengasah kreativitas anak. Dengan cara begitu, anak jadi tahu komponen-komponen dalam mainan tersebut alias ia semakin tahu tentang mainannya. Penyebab lain, bisa saja anak sudah bosan dengan mainan-mainan tersebut.
Sebelumnya, orang tua harus memberi penjelasan saat menghadiahi anaknya mainan. Terangkan, mainan ini boleh dibongkar, tpai tidak boleh dirusak. Jika tidak, anak akan berpikir, semua mainan bisa diperlakukan seperti itu.
6. Menyakiti Binatang
Bisa terjadi, tangan dan kaki si batita seperti tak pernah mau berhenti menjahili binatang. Kadang memukul, menendang, menceburkannya ke air, bahkan mengikatnya di atas pohon.
Agresivitas semacam ini, yang menyasar benda-benda hidup, seperti binatang memang sudah harus diwaspadai. Bisa saja di lain waktu, ia menerapkan agresivitasnya pada manusia, dan terus menjalar hingga ia dewasa kelak. Bukan mustahilkalau dibiarkan, anak akan menemukan kesenangan terhadap apa yang dilakukannya, missal senang melihat ayam yang dilemparnya berciap-ciap kesakitan. Ini, sudah tidak wajar.
Penanganan :
Jelaskan kepada anak, binatang juga memiliki indera perasa seperti halnya manusia. Saat dipukul, dia juga akan merasa sakit, atau binatang juga merasa tidak nyaman jika diikat.
Bisa terjadi, tangan dan kaki si batita seperti tak pernah mau berhenti menjahili binatang. Kadang memukul, menendang, menceburkannya ke air, bahkan mengikatnya di atas pohon.
Agresivitas semacam ini, yang menyasar benda-benda hidup, seperti binatang memang sudah harus diwaspadai. Bisa saja di lain waktu, ia menerapkan agresivitasnya pada manusia, dan terus menjalar hingga ia dewasa kelak. Bukan mustahilkalau dibiarkan, anak akan menemukan kesenangan terhadap apa yang dilakukannya, missal senang melihat ayam yang dilemparnya berciap-ciap kesakitan. Ini, sudah tidak wajar.
Penanganan :
Jelaskan kepada anak, binatang juga memiliki indera perasa seperti halnya manusia. Saat dipukul, dia juga akan merasa sakit, atau binatang juga merasa tidak nyaman jika diikat.
7. Menjerit
Menjerit merupakan salah satu ekspresi anak dalam mengungkapkan emosi. Tak jarang perilaku ini dibarengi perilaku agresif lainnya, seperti menangis, memukul dan menggigit. Biasanya, muncul saat ia menginginkan sesuatu yang tidak bisa diraih, atau saat dirinya merasa tidak diperhatikan. Misalnya, saat anak minta dibelikan jajanan, mulanya ia hanya menarik-narik baju orang tua, tapi karena tidak direspon, ia akan menjerit seraya menggigit tangannya.
Penanganan :
Orang tua harus selalu merespon sikap anak. Jika ia menginginkan sesuatu, segera penuhi keinginannya. Jika orang tua memang menganggap permintaannya tidak perlu dipenuhi, berikan pejelasan kepadanya, seperti, “Wah, Ibu enggak bisa membelikanmu barang itu, karena terlalu mahal. Cari barang lain saja, ya?”
Menjerit merupakan salah satu ekspresi anak dalam mengungkapkan emosi. Tak jarang perilaku ini dibarengi perilaku agresif lainnya, seperti menangis, memukul dan menggigit. Biasanya, muncul saat ia menginginkan sesuatu yang tidak bisa diraih, atau saat dirinya merasa tidak diperhatikan. Misalnya, saat anak minta dibelikan jajanan, mulanya ia hanya menarik-narik baju orang tua, tapi karena tidak direspon, ia akan menjerit seraya menggigit tangannya.
Penanganan :
Orang tua harus selalu merespon sikap anak. Jika ia menginginkan sesuatu, segera penuhi keinginannya. Jika orang tua memang menganggap permintaannya tidak perlu dipenuhi, berikan pejelasan kepadanya, seperti, “Wah, Ibu enggak bisa membelikanmu barang itu, karena terlalu mahal. Cari barang lain saja, ya?”
8. Meludah
Walaupun jarang, sikap ini termasuk salah satu bentuk agresivitas yang dilakukan anak. Sikap demikian biasanya muncul pada saat ia melihat ancaman atau ketidaknyamanan terhadap dirinya. Sikap ini jelas negative, selain menjijikkan, juga dinilai sangat tidak sopan. Sikap ini biasanya diperoleh lewat peniruan dari lingkungan.
Penanganan :
Jika melihat kejadian tersebut, orang tua hendaknya memberikan penjelasan bahwa kebiasaan itu sangatlah buruk dan tidak pantas dilakukan. Jika tidak mempan juga, beri ia sanksi, misalnya dengan melarangnya bermain bersama mainan kesukaannya untuk sementara waktu.
Walaupun jarang, sikap ini termasuk salah satu bentuk agresivitas yang dilakukan anak. Sikap demikian biasanya muncul pada saat ia melihat ancaman atau ketidaknyamanan terhadap dirinya. Sikap ini jelas negative, selain menjijikkan, juga dinilai sangat tidak sopan. Sikap ini biasanya diperoleh lewat peniruan dari lingkungan.
Penanganan :
Jika melihat kejadian tersebut, orang tua hendaknya memberikan penjelasan bahwa kebiasaan itu sangatlah buruk dan tidak pantas dilakukan. Jika tidak mempan juga, beri ia sanksi, misalnya dengan melarangnya bermain bersama mainan kesukaannya untuk sementara waktu.
PENYEBAB AGRESIFITAS
a. Frustasi
"Usia 2 atau 3 tahun merupakan usia transisi awal, yang ditandai dengan keinginan besar pada diri anak untuk menjadi mandiri. Tapi di sisi lain, kemampuan bahasa anak belumlah optimal. Kemampuan verbal dan perbendaharaan kosakatanya masih terbatas. la tidak bisa mengungkapkan sesuatu yang diinginkan atau yang tidak diinginkan dengan jelas alias bahasanya tidak mudah dimengerti orang dewasa."
Nah, kedua perkembangan ini bak jurang pemisah yang menyebabkan anak terpaksa mengeluarkan jurus-jurus maut agresifnya. Cara itu diyakini anak sebagai cara yang paling mudah dan efektif dalam mengungkapkan emosi atau keinginannya. Misal, Andri menggigit Dina karena ia menginginkan mainan yang sedang dipegang oleh temannya itu. Atau, ia tak suka makanan yang disodorkan ibunya. Namun karena ibunya tidak segera mengganti makanan tersebut, akhirnya si anak melemparkan makanan dan piringnya kepada si ibu.
"Usia 2 atau 3 tahun merupakan usia transisi awal, yang ditandai dengan keinginan besar pada diri anak untuk menjadi mandiri. Tapi di sisi lain, kemampuan bahasa anak belumlah optimal. Kemampuan verbal dan perbendaharaan kosakatanya masih terbatas. la tidak bisa mengungkapkan sesuatu yang diinginkan atau yang tidak diinginkan dengan jelas alias bahasanya tidak mudah dimengerti orang dewasa."
Nah, kedua perkembangan ini bak jurang pemisah yang menyebabkan anak terpaksa mengeluarkan jurus-jurus maut agresifnya. Cara itu diyakini anak sebagai cara yang paling mudah dan efektif dalam mengungkapkan emosi atau keinginannya. Misal, Andri menggigit Dina karena ia menginginkan mainan yang sedang dipegang oleh temannya itu. Atau, ia tak suka makanan yang disodorkan ibunya. Namun karena ibunya tidak segera mengganti makanan tersebut, akhirnya si anak melemparkan makanan dan piringnya kepada si ibu.
b. Meniru
Anak umur 3 tahun ke bawah sangat suka meniru. Semua tenonena di dalam lingkungar dipotretnya sebagai acuan rntuk bersikap dan bertingkah-laku. Misalnya, saat melihat orang tua marah lalu memukul kakaknya, maka si kecil pun mencoba meniru perlakuan tersebut. la beranggapan, saat marah berarti saya boleh memukul, dong.
Anak umur 3 tahun ke bawah sangat suka meniru. Semua tenonena di dalam lingkungar dipotretnya sebagai acuan rntuk bersikap dan bertingkah-laku. Misalnya, saat melihat orang tua marah lalu memukul kakaknya, maka si kecil pun mencoba meniru perlakuan tersebut. la beranggapan, saat marah berarti saya boleh memukul, dong.
c. Eksistensi Tak Diakui
Sifat agresif juga bisa muncul karena tidak ada respon atas sikapnya. Saat anak menggigit orang tua karena kesal, orang tua justru tertawa-tawa melihat sikapnya. Cara ini jelas membuat anak bingung, apakah tindakan yang dilakukan itu positif atau justru berdampak negatif? "Akibatnya, pada kesempatan lain, anak juga akan menggigit temannya jika merasa kesal atau keinginannya tak terpenuhi."
Selain itu, agresivitas juga dilakukan jika cara-cara normal tidak ditangapi. Misal, "Ma Adek enggak suka film itu." Tapi ibunya cuek saja. Anaknya mengulangi lagi hingga kedua dan ketiga, tapi tidak juga dijawab. Akhirnya, "Prang!" si anak melemparkan botol kepada sang ibu atau memukul.
Sifat agresif juga bisa muncul karena tidak ada respon atas sikapnya. Saat anak menggigit orang tua karena kesal, orang tua justru tertawa-tawa melihat sikapnya. Cara ini jelas membuat anak bingung, apakah tindakan yang dilakukan itu positif atau justru berdampak negatif? "Akibatnya, pada kesempatan lain, anak juga akan menggigit temannya jika merasa kesal atau keinginannya tak terpenuhi."
Selain itu, agresivitas juga dilakukan jika cara-cara normal tidak ditangapi. Misal, "Ma Adek enggak suka film itu." Tapi ibunya cuek saja. Anaknya mengulangi lagi hingga kedua dan ketiga, tapi tidak juga dijawab. Akhirnya, "Prang!" si anak melemparkan botol kepada sang ibu atau memukul.
d. Ego Masih Besar
Anak usia ini masih memandang sesuatu dari sudut pandangnya sendiri (egosentris). Saat anak menginginkan sesuatu, semua harus terpenuhi. Demikian pula saat ada mainan di hadapannya, semua harus menjadi miliknya. Bila ada yang mengganggu atau melarang dan anak merasa tak senang, maka munculah jurus agresifnya, entah memukul, menjerit, atau dilampiaskan dengan sikap negatif lainnya. Kalau ditanya anak akan menjawab, "lni mainanku, kok, direbut, sih.”
Anak usia ini masih memandang sesuatu dari sudut pandangnya sendiri (egosentris). Saat anak menginginkan sesuatu, semua harus terpenuhi. Demikian pula saat ada mainan di hadapannya, semua harus menjadi miliknya. Bila ada yang mengganggu atau melarang dan anak merasa tak senang, maka munculah jurus agresifnya, entah memukul, menjerit, atau dilampiaskan dengan sikap negatif lainnya. Kalau ditanya anak akan menjawab, "lni mainanku, kok, direbut, sih.”
e. Tidak Tahu Akibat
Anak belum tahu bahwa sikap agresif tidaklah baik. la hanya tahu bahwa sesudah itu temannya pasti menangis, tapi hanya sebatas itu. Kalau penjelasan lewat kata-kata dirasa tidak mempan, berikan contoh konkret bahwa menggigit itu menyakitkan. lngat, memberi contoh tidak boleh sama dengan tindakan membalas yang harus dihindari. Gigitlah tangan anak dengan pelan, setelah itu beri penjelasan, "Tuh, digigit itu sakit, kan? Makanya jangan menggigit orang sembarangan."
Anak belum tahu bahwa sikap agresif tidaklah baik. la hanya tahu bahwa sesudah itu temannya pasti menangis, tapi hanya sebatas itu. Kalau penjelasan lewat kata-kata dirasa tidak mempan, berikan contoh konkret bahwa menggigit itu menyakitkan. lngat, memberi contoh tidak boleh sama dengan tindakan membalas yang harus dihindari. Gigitlah tangan anak dengan pelan, setelah itu beri penjelasan, "Tuh, digigit itu sakit, kan? Makanya jangan menggigit orang sembarangan."
f. Belajar Bertahan
Anak di usia ini sudah mulai belajar mempertahankan diri. Hal itu dilakukan jika ia merasa mendapat gangguan atau ancaman dari Iuar. Caranya, dengan menunjukkan perilaku-perilaku agresif. Misal, saat melihat mainannya diusik, ia akan merebutnya kembali. Kalau perlu dengan memukul atau mendorong si teman tersebut.
Anak di usia ini sudah mulai belajar mempertahankan diri. Hal itu dilakukan jika ia merasa mendapat gangguan atau ancaman dari Iuar. Caranya, dengan menunjukkan perilaku-perilaku agresif. Misal, saat melihat mainannya diusik, ia akan merebutnya kembali. Kalau perlu dengan memukul atau mendorong si teman tersebut.
g. Asyik Melihat Sebab Akibat
Anak usia ini kadang menikmati apa yang telah dilakukannya. Saat ia melihat teman tersebut menangis akibat ulahnya, saat itulah timbul rasa senangnya. Karena asyik, maka ia akan terus melakukan perbuatan tersebut. Terlebih bila orang tua membiarkan perilaku agresivitasnya. Padahal kebiasaan ini perlu diwaspadai karena keasyikan menyakiti orang lain akan berdampak negatif terhadap perkembangan mental anak. Bukan tidak mungkin, sifat ini akan terus terbawa hingga dewasa. Anak jadi senang menyakiti orang lain.
Anak usia ini kadang menikmati apa yang telah dilakukannya. Saat ia melihat teman tersebut menangis akibat ulahnya, saat itulah timbul rasa senangnya. Karena asyik, maka ia akan terus melakukan perbuatan tersebut. Terlebih bila orang tua membiarkan perilaku agresivitasnya. Padahal kebiasaan ini perlu diwaspadai karena keasyikan menyakiti orang lain akan berdampak negatif terhadap perkembangan mental anak. Bukan tidak mungkin, sifat ini akan terus terbawa hingga dewasa. Anak jadi senang menyakiti orang lain.
Sumber: Nakita No.213/V/Mei 2003
Otot Kebahagiaan
Pernah nggak anda dengar orang ngomong,"Wah ini orang masa kecilnya kurang bahagia!" Mungkin ngomongnya langsung kepada anda atau anda mungkin pernah bilang begitu juga kepada orang lain.
Kalau sampai ada yang ngomong gitu ke anak saya, sungguh saya akan protes. Karena segenap upaya telah saya lakukan kepada anak-anak kami untuk membahagiakan mereka. Tujuannya sederhana, agar otot bahagia mereka terlatih.
Jika otot bahagia sudah kekar, kuat dan terbentuk, maka otot semacam ini mampu mengangkat beban apapun. Orang semacam ini punya banyak memori bahagia dalam hidupnya. Hasilnya, ia terbiasa untuk menikmati hidup.
Apakah hanya jalan-jalan, piknik dan kasih hadiah?? Oooh tentu tidak. Saat anak pertama kami berusia 6 bulan, ia sudah terbiasa berziarah baik ke makam kakeknya, leluhur atau para ulama, usia 2 tahun, is sudah diajak ke kamp pengungsian saat banjir besar melanda Jakarta. Usia 3 tahun, ia sudah diajak mendaki gunung hingga ke puncak. Demikian pula kedua adiknya.
Jadi, apakah harus melulu ke mal, objek wisata dan jalan-jalan saja?? Nggak juga.
Mereka sering kami ajak berpetualang agar memiliki banyak memori baik dalam hidupnya. Kalau waktunya terbatas, seringkali kami hanya lepas di playground, mereka juga sering dilibatkan dalam aktifitas kami baik dalam maupun luar negeri. Saya ingin ajarkan mereka bahwa bekerja sembari senang-senang itu juga bisa.
Kami kenalkan dengan para tokoh, selebritis hingga ulama. Biarkan mereka terbiasa berada ditengah-tengah orang hebat. Kadang kami gilirkan siapa yang harus ambil tiket parkir, bayar tol, berbagi ke pengemis dan keliling tetangga membagikan bingkisan. Biarkan mareka terasah kecerdasan emosinya.
Kami kadang masuk hutan, mencari air terjun, memberi makan binatang, main masak-masakan sampai masak bareng-bareng (seringnya sih pesta seafood), itikaf di masjid, berlayar, karaokean, main hujan bareng dan hal-hal sepele lainnya.
Saya hanya ajak mereka untuk merasakan. Merasakan semua jenis moda transportasi. Perahu, kapal perang hingga becak dan bajai, segala merk Mobil. Abangnya keranjingan Lamborghini dan anak kedua kami bahkan pernah mengencingi Jaguar terbaru hehehe. Ajaklah ke pameran - pameran biarkan mereka melihat, merasakan, mengalami hal-hal baru.
Tapi ingat, jangan berikan kesempatan apapun yang berpotensi merusak kebahagiaan mereka. Sejak lahir, tak kami berikan sedikitpun kesempatan menyaksikan acara-acara di televisi. Tidak ada tivi menyala di rumah kami. Kecuali film yang sudah kami pilih di YouTube. Meskipun kadang mereka suka melihat tivi, tapi kami harus edukasi kembali perihal apa yang mereka tonton.
Kami hanya instruktur. Kami pelatih mereka agar otot bahagianya kokoh dan kuat. Waktu kita singkat, boleh jadi mereka sebentar lagi lebih sibuk dengan teman-temannya. Sementara fase terpenting dalam hidup mereka tak boleh hanya berisi gadget, tivi, mal, dan ingatan bahwa orang tuanya sibuk bekerja.
Salam Spektakuler!
[BULLYING] ANAK KITA : PELAKU, KORBAN ATAU PENONTON?
Sekitar sebulan yang lalu di Sukabumi-Jawa Barat, SR anak kelas 2 SD tewas dibully teman sebayanya. Berawal dari sering ejek, korban dan para pelaku menjadi sering terlibat perkelahian. Terakhir, korban tak hanya dipukuli. Ketika sudah terkapar, telinga korban disumbat menggunakan keripik dan disiram dengan minuman ringan.
http://kaltim.tribunnews.com/2017/08/09/sadis-anak-sd-jadi-korban-bully-teman-sebayanya-hingga-tewas-telinga-korban-disumbat-pakai-ini?page=3
Belum lagi nyeri dihati hilang, dua pekan yang lalu persisnya 4 September terjadi hal yang lebih parah di Bekasi. ST (7) dan BN (7) melakukan perbuatan tak senonoh terhadap teman perempuannya ketika jam istirahat sekolah. Korban sedang ke toilet untuk buang air, tapi mendadak kedua pelaku menerobos masuk dan mencabuli korban. Kemudian tiga temannya datang lagi namun tidak melerai, malah menonton.
Perbuatan cabul itu pun dilakukan beberapa menit hingga jam istirahat habis. Usai melakukan perbuatannya, pelaku mengancam jika korban melaporkan.
https://www.merdeka.com/peristiwa/2-bocah-sd-di-bekasi-cabuli-temannya-di-toilet-sekolah.html
Bagaimana perasaan Anda dan apa yang Anda pikirkan?
Lepas dari peristiwa diatas, dalam beberapa bulan terakhir ini, beberapa teman-teman dalam grup FB Parenting with Elly Risman and Family mengajukan pertanyaan tentang bullying dan berharap saya menulis tentang hal ini, karena mereka semakin kawatir terhadap anak-anak mereka menghadapi situasi sekitar yang semakin tidak bersahabat dan nyaman bagi anak anaknya.
APA ITU BULLYING?
Menurut Dan Olweus (www.Kidscape.Org.Uk), Bullying adalah:
Aktifitas berbentuk agresi/kekerasan dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental yang dilakukan secara berulang-ulang.
Jadi perilaku bullying ini benar-benar disadari oleh pelakunya. Mereka dengan sengaja melakukan kegiatannya untuk melukai & menanamkan ketakutan melalui ancaman dan menciptakan teror!
Masalahnya, pelaku ini usianya semakin muda, demikian juga korbannya: 7 tahun. Kenyataan inilah yang menggetarkan jiwa saya dan pastilah juga Anda, sesama orang tua.
YANG MANA ANAK KITA?
Bullying hanya terjadi bila ada : 3 Peran dan 1 Tragedi. Peran-peran tersebut adalah : PELAKU, KORBAN, dan PENONTON, yang untuk memudahkan dalam tulisan ini selanjutnya akan kita sebut sebagai PKP.
Pada umumnya banyak orang tua tidak langsung mengenali peran yang dilakukan oleh anak-anaknya. Bahkan ketika anak menjadi korban sekalipun ada orang tua yang baru sadar anaknya jadi korban ketika kondisinya sudah sangat parah. Apalagi kalau anaknya cuma jadi PENONTON! Yang tentunya sangat tidak mudah dikenali, terutama kalau komunikasi dalam keluarga terhambat, minimal tidak hangat dan tergesa-gesa.. Padahal sesungguhnya masing-masing peran jika tidak diatasi, ada efeknya bukan hanya sekarang tapi juga jangka panjang!
APA YANG JADI PENYEBAB ANAK BISA JADI P-K-P: PELAKU, KORBAN ATAU PENONTON?
Pertumbuhan dan perkembangan kita sebagai anak manusia, kata ahli ditentukan oleh 20% faktor turunan dan 80% faktor Lingkungan.
Jadi apapun anak kita: P-K atau P bisa saja kan ada unsur turunannya baik dari garis kita maupun pasangan kita. Tapi yang lebih menentukan adalah yang 80% yang terdiri dari unsur: KELUARGA, MEDIA , PEER GROUP, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT.
Marilah kita urai sedikit dari masing-masing aspek tersebut :
A. KELUARGA:
Kajian yang kami lakukan dari berbagai sumber, menunjukkan bahwa banyak sekali penyebab datang dari sumber keluarga yang bisa kita jadikan cermin untuk berkaca dengan diri kita sendiri.
1. Orang tua tidak siap jadi orang tua, banyak masalah dari masa lalu sehingga dalam mengasuh tidak sengaja mengulang secara otomatis kebiasan dari pengasuhannya sendiri di waktu kecil. Pengasuhan yang dilakukan tanpa ilmu yang memadai dan jarang dilakukan BERDUA suami istri. Umumnya anak disubkontrakkan ke tangan orang lain yang notabene kurang segala-galanya dibandingkan dengan orang tuanya sendiri. Jadi sejak awal anak sudah memiliki berbagai bentuk kecemasan, kurang kelengketan, perhatian dan kasih sayang. Semua tergesa-gesa. Masalah tak sempat teruraikan dan tertangani dengan seksama. Tahu-tahu anak sudah harus bersekolah.
2. Umumnya orang tua tidak sadar bahwa seharusnya mereka merumuskan dan menyepakati TUJUAN PENGASUHAN anak mereka sebagai penunjuk arah kemana anak ini akan dibawa dan anak yang bagaimana yang akan dihasilkan. Akibatnya mengasuh bagaimana lingkungan terdekat mengasuh anak mereka.. Kita hanyut bersama arus yang deras… ber-HP anak orang ber-HP juga anak kita. Punya peralatan games anak orang, begitu juga kita usahakan anak kita. Pengasuhan yang gak punya prinsip sama sekali!
3. Komunikasi BURUK : tergesa-gesa dan seadanya! Bagaimana bisa mengenali keunikan anak dan menyapanya, menyadari bahwa antara adik dan kakak saja berbeda tidak sempat. Itulah sebabnya kita tidak peka terhadap bahasa tubuh yang ditunjukkan anak, tak sempat menebak dan mendengarkan perasaan mereka, apalagi duduk membahasnya dengan dialog dari hati ke hati. Apa yang terjadi kalau kita bicara tak sengaja, kita menggunakan apa yang kami sebut sebagai 12 Gaya Populer Orangtua Berbicara Pada Anaknya, yaitu: Memerintah, Menyalahkan, Meremehkan, Membandingkan, Mencap/label, Mengancam, Menasehati, Membohongi, Menghibur, Mengeritik, Menyindir & Menganalisa.
Kalau anda sebagai anak, apa kira-kira perasaan Anda kalau bertahun-tahun orang tua Anda berkomunikasi dengan Anda seperti itu?
Kalau begitu Anda bisa mencatat sekarang di HP Anda: apa saja kemungkinan perasaan anak Anda sekarang ini?
Nah semua uraian diatas, kira kira akan mendorong anak kita menjadi Pelaku, Korban atau Penonton? Yang mana?
Belum lagi pada kenyataannya perkawinan tidak semuanya berjalan mulus.
Situasi rumah ada yang penuh stres: pertengkaran, agresi dan permusuhan.
Hubungan antar saudara yang buruk, perlakuan tak patut terhadap tenaga penunjang RT dan berbagai hal lainnya.
Kita lupa bahwa anak-anak belajar dari : Mendengar – Melihat - Merasa - Berbuat… baru Berfikir. Sesuai dengan tahapan perkembangan otaknya.
Dititik ini kita bisa menanyakan lagi pada diri sendiri apa yang terjadi di keluarga memproduksi anak yang mana dari P-K-P.
4. Pendidikan agama tidak dilakukan sendiri oleh orang tua, sehingga banyak sekali hal mendasar tentang keyakinan terhadap Allah, kecintaan pada Rasul dan Kitab sucinya tak terbentuk. Pembentukan akhlak, baik sesama manusia: Orang tua dan guru, teman dan yang lebih muda tak terajarkan dengan baik sesuai nash nya. Apalagi menyangkut akhlak dengan binatang dan isi alam lainnya. Perbuatan baik, dan tidak baik, Syurga dan Neraka tak sempat dibahas, ibadah yang baik tak sempat di contohkan. Hari habis dengan belajar, PR dan Les, PR dan Les. Hari berganti Minggu, bulan dan Tahun dan Tahun.. tahu tahu anak pra remaja!
5. Umumnya orang tua tak menyiapkan anaknya memasuki baligh. Tidak tahu bahwa hal itu terjadi lebih cepat karena gizi dan rangsangan dari media. Mereka akan berkilah : ”Aduh.. Gak nyangka cepet banget. Kirain masih setahun dua lagi?” Lha, emang persiapannya cuma seminggu? Apa yang terjadi? Anak ‘sexually active’ tanpa bekal sama sekali. Padahal hatinya padat dengan dendam kesumat dan berbagai perasaan negatif, banyak beban yang dirasa menekan. Apa yang terjadi?
Air laut saja tak bisa ditekan angin. Maka akan terjadi gelombang yang tinggi dan bergulung-gulung, menggulung apa saja dipermukaannya . Kalau sampai menghempas pantai, maka semua ditelannya! Itu air, bagaimana dengan jiwa dan rasa manusia.
B. MEDIA
Sudahlah begitu, dengan alasan cinta, kasian supaya nggak ketinggalan dari teman-temannya, kita fasilitasi anak-anak kita dengan berbagai macam games, HP, atau laptop yang dengan itu mereka bisa mengakses atau bermain games. Kalau tidak sanggup ya kasih uang Rp 3000 – 5000 untuk ke rental PS atau warnet. Luar biasa banyaknya games yang dimainkan anak yang sarat kekerasan. Tidak pantas kalau saya berikan contoh-contoh games tersebut di sini. Tapi kalau dalam seminar tentang ‘Bullying’ dan ‘Kecanduan Games’, ini saya bahas dengan cermat. Yang saya ingin jelaskan adalah karena banyak dan lamanya anak bermain games itu membuat mereka tidak bisa lagi membedakan mana: ”realitas dunia maya, mana reakitas dunia nyata”. Mereka melakukan apa yang mereka nikmati di dunia maya ke dunia nyata. Nonjok dan nendang terus. Mengapa? Karena kalau dalam permainan seperti smack down akan ada tanda “bip” dipojok atas yang menunjukkan warna. Kalau kuning tonjokan hanya : bahaya. Tapi kalu merah berarti pendarahan dalam. Penonton dalam games gak boleh dan gak bisa menolong, dia hanya menyaksikan saja. Ingat kasus anak perempuan yang dianiaya dalam kelas di Bukit Tinggi yang sangat viral? Mengapa teman lain dalam kelas itu tidak menolong, karena begitulah dalam permainannya. Ini baru satu media. Kalau kita bahas yang lain , tulisan ini harus berseri… Jadi, kita sedang memproduksi anak yang mana ? P-K atau P?
C. PEER GROUP
Selain belajar dari rumahnya, anak tentu belajar dari teman-temannya terutama di lingkungan rumah dan di sekolah. Tentu Anda semua bukan saja sudah paham dengan ini bahkan banyak yang anaknya telah mengalami pengaruh dan perlakuan buruk ini. Karenanya tidak perlu saya bahas lebih lanjut.
D. BERATNYA BEBAN PELAJARAN DI SEKOLAH
Bayangkan datang dari keluarga seperti itu, anak menghadapi pula beban berat sekolah, terutama kalau mereka baru 6 th sudah duduk di SD kelas 1. Aduhai berarti sejak usia 5 sudah les calistung dong. Anda sebagai ibu yang mendampingi anaknya belajar pasti tahu “berat”nya pelajaran sekarang!
Jam pelajaran yg jauh lebih panjang dari jam belajar Anda dahulu. Belum lagi ada sekolah yang masih membebani anak dengan PR dan Les. Kadang-kadang dari sekolah tidak ada PR, eh orang tuanya mewajibkan anaknya mengikuti les macam-macam dan umumnya LES MATA PELAJARAN lagi… Khawatir tidak sukses di masa depan dari sekarang bikin anaknya > kalau kue : ‘bantet’ duluan – bagaimana mau mekar dan suka atau cinta belajar?
Lha ini anak siapa ya? Bisa dan punya hak serta berani tidak ya anak ini, mengatakan: tidak, kasih alasan, atau melawan? Harus patuh kan? Jadi perasaannya bagaimana? Belum kalau ada pula perlakuan guru yang kurang patut bahkan ‘nakal’. Akan jadi apa anak kita? Kita sedang mencetak yang mana? : P-K atau P?
E. MASYARAKAT
Tidak usahlah jauh-jauh. Berita TV saja. Banyak orang tidak terpikirkan bertahun-tahun pemberitaan dan pembahasan tentang kejahatan dan tindak korupsi yang dilakukan menteri, pimpinan partai, anggota dewan, pejabat daerah, berbagai lapisan penegak hukum, tokoh masyarakat, artis dan lain-lain, berakibat apa pada jiwa anak-anak kita. Jangan bilang anak kita tidak menyaksikan apa yang terjadi pada sidang paripurna di dewan yang terhormat. Mana orang tua yang mau duduk dan menjelaskan dengan baik baik semua fenomena ini? Abis waktu dengan peer2 dan les2. Tidakkah kita bertanya pada diri sendiri :’Apa yang dipelajari anakku dari semua ini?” Apa kontribusi semua yang terjadi dimasayarakat kita terhadap perilaku anak kita? membentuk mereka jadi P-K atau P?
JENIS – JENIS BULLYING
Ada 6 jenis Bullying yaitu :
1. FAMILY BULLYING
2. SCHOOL BULLYING (Didalam maupun diluar sekolah)
3. BOARDING BULLYING
4. CYBER BULLYING
5. SEXUAL BULLYING
6. BULLYCIDE - BULLY ‘TILL SUICIDE ( Bully sampai bunuh diri!)
Anda tidak lupa khan sudah banyak anak kita baik yang terbunuh di sekolahnya atau di luar sekolah hampir setiap tahun ajaran baru? Dan mereka yang bunuh diri karena di bully seperti yang terakhir terjadi di Pakan Baru, yang dilakukan anak SMA karena tidak tahan diejek ayahnya mengalami gangguan jiwa.
JADI BAGAIMANA? APA YANG BISA KITA LAKUKAN?
Inilah mengapa sulit sekali bagi saya menjawab pertanyaan bagaimana menghindari anak kita agar tidak jadi korban. Pertanyaan ini menunjukkan bahwa si penanya:
1. Tidak punya perkiraan atau mungkin tidak mengetahui bahwa anaknya bukan hanya bisa jadi Korban tetapi juga berpotensi juga jadi Pelaku atau Penonton .
2. Tidak mudah untuk menguraikan dalam satu dua kalimat apa yang saja yang menjadi penyebab berbagai jenis bullying ini seperti yang saya jelaskan di atas, kan?
Langkah sederhana yang saya sarankan segera bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyelamlah kedalam diri & mengembaralah ke masa lalu, lihat apa yang terjadi pada diri Anda dan
b. Selesaikan urusan dengan diri sendiri dan bantu selesaikan urusan masa lalu pasangan Anda!
c. Sepakati : Pengasuhan berdua – Dual parenting
d. Rumuskan ulang Tujuan Pengasuhan dan sepakati. Jalankan- Evaluasi dan Perbaiki. Mengasuh harus punya prinsip. Jangan jadi orang kebanyakan!
e. Pulangkan ayah kerumahnya dan jadikan dia pemimpin yang memegang komando pendidikan agama anak-anaknya. Ayah harus ingat benar bahwa beliaulah yang akan mempertanggung jawabkan iman dan akhlak istri dan anaknya di Mahkamah Allah nanti. Ini juga yang mengharuskan kita mengubah dan memperbaiki pola pengasuhan anak laki-laki kita.
f. Persiapkan anak untuk Baligh. Jangan lupa, bila anak sudah baligh berarti dia sudah Mukallaf: berlaku hukum yang ditentukan Allah atas dirinya dan berarti mereka dewasa muda BUKAN REMAJA! Maka untuk itu apakah cukup persiapannya hanya seminggu?
g. Siapkan anak untuk bijak berteknologi. Anda jangan jadi orang tua yang latah memberikan perangkat teknologi karena orang lain melakukannya pada anaknya. Malu lah kalau jadi orang tua yang malas, cari gampang: agar bisa melanjutkan berkomunikasi dengan teman dan melakukan pekerjaan lainnya kasih saja HP ke anak. Belikan games biar dia asyik dengan HP jadi Anda tidak terganggu.
Mereka bukan saja melihat, belajar dan meniru kekerasan tetapi juga pornografi. Tidakkah sangat mungkin mereka pada usia 7 tahun melakukan sexual bullying seperti dilakukan anak SD kelas 2 di Bekasi yang sudah kita singgung diatas? Selain itu anak itu akan sangat mungkin mengalami disfungsi otak bagian depan karena pornografi yang sudah pasti merusak kemampuan mengendalikan diri, sehingga bisa bertingkah laku seperti binatang. Kalau diumpamakan mobil “REMnya BLONG”
Sungguh hidup adalah pilihan, kita punya hak sepenuhnya untuk melakukan pilihan tapi juga yang harus berani menanggungkan dan menjalani konsekuensinya.
Begitu dululah pembahasan kita tentang Bullying, Insha Allah kalau ada umur dan kesempatan akan kita sambung di lain waktu tentang bagaimana mengenali tanda-tanda apakah anak kita Pelaku, Korban atau Penonton? Apa dampaknya dan bagaimana tipsnya mengatasi Bullying dan menjadi sahabat anak menghadapi Bullying?
Saling doa ya
Salam hangat
Elly Risman
Kiat Dekat dengan Anak dan Mendidiknya
من يحب أن يقي أبناءه
من الأمراض النفسية فليتبع الخطوات هذه وسترى النتيجة...
Bagi anda yang ingin menjaga anak-anaknya dari penyakit kejiwaan, ikutilah beberapa kiat berikut ini dan Anda akan melihat hasil yang nyata.
برنامج بناء العلاقة مع الأبناء :
Program membentuk interaksi intensif dengan anak
١- عشرين دقيقة يومياً حوار مع الأبناء باعتبارهم أصدقاء ( بدون نصح ولا حديث عن المدرسة ولا توجيه ) .
1) Ngobrollah bersama anak2 20 menit per hari seperti layaknya ngobrol dengan seorang teman (tanpa memberi nasehat, tanpa membicarakan ttg sekolahan atau arahan apapun)
٢- التعبير عن مشاعر الود والحب من الأباء للأبناء من ٥ - ١٠ مرات يومياً .
2) Ungkapkan perasaan kasih sayang dari ayah terhadap anaknya 5-10 kali per hari.
٣- مدح الأبناء يومياً خمس مرات على سلوك إيجابي فعله .
3) Pujilah anak setiap hari 5x atas perilaku positif yang dilakukannya.
٤- مدح الأبناء يومياً خمس مرات على الشكل الخارجي ( ابتسامته - شعره- عينيه - أي شيء فيه ) .
4) Pujilah anak2 setiap hari 5x terhadap hal2 yang nampak (seperti senyumannya, rambutnya, matanya, atau yang lainnya)
٥- مرتان اسبوعيا مشاركة الابن نشاط خارج البيت حتى لو استغرق خمس دقائق ( مشي - رياضة - تمشيه - لفّه بالسيارة ) .
5) Seminggu 2x ikutsertakan anak2 pada aktifitas diluar rumah walaupun 5 menit (spt jalan2 dan olahraga)
٦- ثلاث دقائق يومياً لتثبيت القيم قبل النوم :
-كنت سعيداً عندما رأيتك اليوم تفعل كذا.
- مساعدتك لأختك الصغيرة كان جميلا منك.
- وفاءك بالاتفاق جميل.
6. Sebelum tidur, 3 menit setiap hari tanamkan nilai-nilai kepada anak seperti:
- Nak, ayah senang sekali hari ini kamu melakukan ini dan itu..
- Ayah senang kamu sudah membantu adik perempuanmu
- Ayah senang kamu jadi anak yang taat dan patuh.
٧- مرتان أسبوعياً عشاء مع العائلة في البيت أو خارجه يكون وقته طويل حتى يتم الحديث والتحاور مع العائلة بوقت أكثر .
7. Seminggu 2x makan malam bersama anggota keluarga baik didalam atau diluar rumah. Sebaiknya waktunya agak longgar sehingga obrolan dan diskusi dg anggota keluarga porsi waktunya lebih banyak.
٨- من (١-٣) دقائق يومياً [ كلي آذان صاغية ] وتتنفذ على النحو التالي:
-الجلوس مع الابن في مكان هاديء واطلب منه أن يقول كل ما يريد بلا قيود ولا نقاش ولا أرد عليه ولا أقاطعه ولا تعقيد وحينما تنتهي ٣ دقائق انتهت الجلسة.
8) 1-3 menit perhari lakukan hal berikut (dan anda menjadi pendengar setia):
- Duduklah bersama anak anda ditempat yang tenang dan persilahkan si anak untuk mengutarakan apapun tanpa ada tekanan atau diskusi. Tidak mengomentari atau memotong pembicaraannya. Setelah 3 menit berlalu selesai pula obrolan anda dengan anak anda.
٩- عبّر عن حبك لإبنك من خلال السلوكيات اليومية :
( خمس لمسات يومياً ) :
- اللمس على نهاية رأس الابن
وتعني " الرأفة والرحمة "
- وضع اليد على الرأس " الفخر"
- وضع اليد على الجبين "التهدئة"
- وضع اليد على الوجنتين" الشوق"
- مسكة اليد " تقوية العلاقة والحب"
- إذا كان غضبان أو وجود مشاعر سلبية "امسح بيدك على صدرة "
9. Ekspresikan cinta Anda pada anak atas perilaku2nya sehari-hari : (5 sentuhan perhari)
- Belailah kepala bagian belakang anak (sebagai bentuk kasih sayang)
- letakkan tangan di kepala anak (bentuk kebanggaan)
- letakkan tangan diatas kening anak (bentuk ketenangan)
- letakkan tangan dikedua pipi anak (bentuk kasih sayang)
- genggam tangan anak utk menguatkan hubungan & cinta anda
- kalau anaknya lagi marah atau ada perasaan kesal atau gak enak (tepuk dadanya secara lembut)
أربع قبلات يومياً :
-في الجبين " الاستقبال "
-في الرأس" فخر واعتزاز"
-في الخد " الشوق"
- في اليد "الاستقبال والشوق"
Empat ciuman setiap hari:
- kecupan kening saat menyambut kedatangan anak anda (pulang sekolah atau dari manapun)
- kecupan kepala anak utk menumbuhkan rasa percaya dirinya
- ciuman di pipinya sebagai ekspresi rasa rindu.
- ciuman di tangan untuk menyambut dan mengekspresikan sayang.
واربع ضمات احتضان متفرقه خلال اليوم .
Empat dekapan berbeda2 selama sehari
كان الرسول ﷺ قدوتنا في بناء العلاقة وكان نموذجاً رائعاً للتربية ؛
كان يقبّل فاطمة الزهراء كلما رآها وقبل جبينها ويدها واحتضنها في بيته وفي مسجده وأمام الصحابة.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , adalah suritauladan kita dalam membina hubungan dan menjadi contoh terbaik dalam mendidik anak.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu mencium Fathimah Az Zahraa setiap kali bertemu, mengecup keningnya, mencium tangannya dan mendekapnya di dalam rumahnya atau ketika di masjidnya dihadapan para sahabat.
أخيراً : ابني علاقة مع ابنك حتى يصبح بين يديك محباً مطيعاً وخلوقاً وباراً فبهذا البرنامج تبني شخصيته وتتعرف على ذاته وتقوي محبته وتصبح الأب النموذج الأمثل في نظره
وتتلاشى كل المدمرات للعلاقة التي كنت تمارسها من قبل أو كانت سبباً في اضطراب شخصيته أو عناده أو عنفه أو مراهقته المزعجة أو انحرافه أو سبباً للأمراض الناتجة من السلوك التي تم شرحها في المدمرات سابقاً .
Terakhir, jagalah hubungan dengan anak anda sehingga dia mencintaimu, mentaatimu dan berbakti kepadamu.
Dengan program ini anda sedang membangun kepribadian anak anda, mengenali sifatnya, meningkatkan kecintaannya dan Anda menjadi ayah teladan menurut pandangannya.
Semua hal2 yang merusak hubungan yang biasa anda lakukan atau penyebab labilnya kepribadian anak, keras kepala, masa pubernya yg mengganggu, penyimpangan moral dan sebab2 penyakit lainnya akan hilang dan lenyap (secara sendirinya).
قل لابنك أو ابنتك : شكرا إنك موجود فى حياتي..
Katakanlah kepada anak (laku/perempuan) anda: Terima kasih anakku kamu telah mengisi kehidupanku.
" كونوا لطفاء وأرسلوها لكل أب وأم "
Jadilah orang tua yg lemah lembut (pada anaknya)
Selamat mendidik, menyayangi dan mempraktekkan pada anak-anak, bismillah
Selasa, 19 September 2017
Manusia Setengah Dewa
Kemarin hari Ahad, anak-anak memutar beberapa lagu seperti biasa. Salah satunya lagu ini. Dan masuk ke alam bawah sadarku. Sampai hari ini masih terngiang-ngiang lagunya, dan kulantunkan s=di kala senggang.
Manusia Setengah Dewa
Iwan Fals
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Manusia Setengah Dewa
Iwan Fals
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan
Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau
Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa
Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Jumat, 15 September 2017
Ibu Lelah? Rehatlah
/2017] +62 856-4703-7462:
Semalam saat saya baru saja membuka laptop untuk membuat tulisan di hari ke 9,sebuah pesan masuk :
"Saya lelah mbak.Rasanya hanya saya yang harus bertanggung jawab untuk semuanya.Waktu rasanya begitu cepat,sementara saya melihat diri saya tidak mencapai apapun...saya minder kalau ketemu temen-teman lainnya,rasanya saya doang yang gini-gini aja..."
"saya merasa tidak bahagia..rasanya berputar putar terus di rutinitas yang sama.Di rumah rasanya hati saya gak tenang..tiap hari ada saja masalah yang dibuat oleh anak-anak.Anak-anak gak nurut kalau diberi tau..melawan terus,suami malah keliatannya lebih asik di luar rumah..."
•••
saya terpaku, membayangkan situasi yang terjadi di rumahnya.
Saya memperhatikan pola seperti ini sering sekali terjadi,dan mungkin sebagiannya pernah juga dialami oleh saya&jutaan ibu lainnya.
Ada rasa lelah yang sangat besar, yang pada akhirnya mengambil rasa bahagia ibu,dan lambat laun mengambil rasa bahagia seluruh anggota keluarga.
Saya tentunya tidak akan membahas kisah ibu tersebut di tulisan ini,tapi saya tergugah untuk menulis sebuah perspektif tentang kata "lelah"
Saya teringat sebuah nasehat yang dikiaskan dalam bentuk sebuah narasi antara iblis dan syetan :
"Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, rusaklah dulu ibunya!!"
beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis energi
jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya
biarkan ia merasa bahwa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya
setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri
sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki,
buatlah ia merasa minder dan merasa tidak berharga
jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya,
gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anak-anaknya, dari suaminya
goda lisannya untuk berkata kasar,
Hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura syurga dalam rumah
dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rusak…dari pintu seorang Ibu
....
Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu,
Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya syetan,
Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu,
Jangan biarkan syetan mengambil itu,
Jika kau lelah, rehatlah.
Jika kau lelah, berbagilah
Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri
jika kau pandai menghargai dirimu,
Ringankan tugasmu bu,
Jangan menekan dirimu terlalu keras,
Sesekali tak masalah rumahmu kotor
tak masalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan
Jangan terjebak dalam waktumu bu,
sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekedar rutinitas yang kau lakukan setiap harinya
rehatlah,
Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri,
Sekedar menepi, menepilah
beri waktu untuk dirimu sendiri,
Sekedar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya,
betapa manisnya keceriaan anak-anakmu,
betapa bertanggungjawabnya suamimu,
rasakan pelukannya,
ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya
Kau berharga ibu,jangan pernah lupakan itu.
•••
Kualalumpur Dini Hari
malam ini jadi malam penuh refleksi buat saya
bisa jadi kita pernah mengalami hal yang sama akan rasa lelah yang bertubi
tapi, saat mendengar masalah orang lain,kita semakin sadar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah
jika kita melihat peran ini sebagai beban,maka kita hanya akan sampai pada titik lelah
jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutinitas,kita tidak akan menemukan ruhnya
rewarding your self mom,
sungguh peranmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu
jangan biarkan syetan merusak bahagia dengan mengambil rasa sabar dan syukurmu
karena dari bahagiamu,tercipta ketahanan sebuah keluarga
sofiana indrasari
Semalam saat saya baru saja membuka laptop untuk membuat tulisan di hari ke 9,sebuah pesan masuk :
"Saya lelah mbak.Rasanya hanya saya yang harus bertanggung jawab untuk semuanya.Waktu rasanya begitu cepat,sementara saya melihat diri saya tidak mencapai apapun...saya minder kalau ketemu temen-teman lainnya,rasanya saya doang yang gini-gini aja..."
"saya merasa tidak bahagia..rasanya berputar putar terus di rutinitas yang sama.Di rumah rasanya hati saya gak tenang..tiap hari ada saja masalah yang dibuat oleh anak-anak.Anak-anak gak nurut kalau diberi tau..melawan terus,suami malah keliatannya lebih asik di luar rumah..."
•••
saya terpaku, membayangkan situasi yang terjadi di rumahnya.
Saya memperhatikan pola seperti ini sering sekali terjadi,dan mungkin sebagiannya pernah juga dialami oleh saya&jutaan ibu lainnya.
Ada rasa lelah yang sangat besar, yang pada akhirnya mengambil rasa bahagia ibu,dan lambat laun mengambil rasa bahagia seluruh anggota keluarga.
Saya tentunya tidak akan membahas kisah ibu tersebut di tulisan ini,tapi saya tergugah untuk menulis sebuah perspektif tentang kata "lelah"
Saya teringat sebuah nasehat yang dikiaskan dalam bentuk sebuah narasi antara iblis dan syetan :
"Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, rusaklah dulu ibunya!!"
beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis energi
jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya
biarkan ia merasa bahwa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya
setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri
sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki,
buatlah ia merasa minder dan merasa tidak berharga
jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya,
gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anak-anaknya, dari suaminya
goda lisannya untuk berkata kasar,
Hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura syurga dalam rumah
dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rusak…dari pintu seorang Ibu
....
Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu,
Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya syetan,
Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu,
Jangan biarkan syetan mengambil itu,
Jika kau lelah, rehatlah.
Jika kau lelah, berbagilah
Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri
jika kau pandai menghargai dirimu,
Ringankan tugasmu bu,
Jangan menekan dirimu terlalu keras,
Sesekali tak masalah rumahmu kotor
tak masalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan
Jangan terjebak dalam waktumu bu,
sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekedar rutinitas yang kau lakukan setiap harinya
rehatlah,
Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri,
Sekedar menepi, menepilah
beri waktu untuk dirimu sendiri,
Sekedar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya,
betapa manisnya keceriaan anak-anakmu,
betapa bertanggungjawabnya suamimu,
rasakan pelukannya,
ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya
Kau berharga ibu,jangan pernah lupakan itu.
•••
Kualalumpur Dini Hari
malam ini jadi malam penuh refleksi buat saya
bisa jadi kita pernah mengalami hal yang sama akan rasa lelah yang bertubi
tapi, saat mendengar masalah orang lain,kita semakin sadar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah
jika kita melihat peran ini sebagai beban,maka kita hanya akan sampai pada titik lelah
jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutinitas,kita tidak akan menemukan ruhnya
rewarding your self mom,
sungguh peranmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu
jangan biarkan syetan merusak bahagia dengan mengambil rasa sabar dan syukurmu
karena dari bahagiamu,tercipta ketahanan sebuah keluarga
sofiana indrasari
"Ya Allah...sakit sekali...linu sekali...rasanya tidak ada rasa sakit seperti yg ku rasakan"
Oleh : Ust. Abu Zaky Dwi Istanto
Seseorang menghubungi saya dan meminta saya utk meruqyah seorang santri penghafal Alqur'an di sebuah lembaga pendidikan Tahfidz Qur'an di Pondok Gede. Dg keluhan kanker tulang. Diagnosa di keluarkan oleh sebuah rumah sakit ternama
Segera saya datang ke pesantren tsb. Saya mundurkan semua janji yg sudah di buat krn ada penghafal qur'an yg sedang sakit. Untuk saya penghafal Qur'an adalah prioritas utama, karena Saya paling tidak tega melihat ada orang yg terhambat dalam menghafal ayat2 suci Allah, karena penyakit atau kebutuhan hidup yg lainnya. In syaa Allah akan saya bela2in utk datang dan membantu santri tsb, dimana saja, sekemampuan saya.
Setelah saya bertemu, benar saja, anak itu terkapar di kamarnya tidak dapat bangun dan hanya menahan sakit linu yg tidak tertahankan pada tulangnya.
Dalam hati saya berkata, "Ya Allah berat sekali ujian keimanan anak ini...di saat anak seusiamu sedang memburu sekolah menengah atas yg paling bonafit, tapi engkau wakafkan jiwa dan ragamu utk menghafal Alqur'an. Dan sekarang engkau sedang terkapar karena Dzat Yg Maha Kuasa sedang menguji cintamu kpd Nya, agar benar2 niatanmu dalam menghafal Alqur'an Lillahita'alaa semata".
Tak terasa air mata ini menetes.
"Siapa nama kamu nak...berapa usiamu...darimana asal mu", tanya saya.
"Ahmad Ustadz...15 tahun...saya dari desa terpencil di propinsi sumatra ***", jawabnya.
"Apa yg kamu rasakan saat ini?". Tanya saya
"Ustadz, linu sekali tulang2 persendian...linu sekali...linu-linu semua tulang saya...tolong bantu saya ustadz." Ahmad menjawab sambil menahan rasa sakitnya.
"In syaa Allah nak, saya bimbing utk ruqyah dan kita berdoa bersama agar Allah angkat semua penyakitmu. Karena bagi Allah mengangkat penyakit apapun sangat mudahnya", kata saya.
"Ahmad, adakah kamu pernah teringat ucapan2 orang2 terdekat kamu atau siapapun yg suka memuji atau mengucapkan kata2 yg tidak baik yg di utarakan ke dirimu", tanya saya.
" Ada ustadz, yaitu ucapan kedua orang tua saya. Selama saya sekolah dan mendapatkan nilai rendah, mereka selalu mengucapkan 'kamu anak tidak berguna, mau jadi apa kau dewasa nanti'..". Kata ahmad
"Tapi ustadz saya menyadari, kalau perkataan mereka utk kebaikan saya", kata ahmad sambil sesekali meringis kesakitan.
"Ya Allah, sudah dekatkah datangnya kiamat...karena ternyata ada diantara hamba Mu yg tidak dapat mengontrol ucapannya, yg mereka tujukan kpd buah hati mereka, buah cinta pernikahan mereka, yang mereka anggap ucapannya sebagai motivasi. padahal itu adalah 'ain yg terlontar kepada anaknya...Ya Allah, sadarkan orang tua Ahmad, beri hidayah Mu." ucap saya dalam hati.
"Ahmad cita2nya apa?" tanya saya.
Diapun menjawab " Memberikan jubah utk orang tua saya di saat semua manusia tidak berpakain, di padang mahsyar nanti".
Allahu Akbar...Allahu Akbar
"Ya Allah mulia sekali cita2mu nak. di balik kekerasan orang tuamu, engkau memiliki hati yg bersih dan tulus, kau abaikan perlakuan orang tuamu dan kau pertahankan pendirianmu utk mengejar cita2 mu, menghafal Alqur'an meskipun harus jauh dari kampung halaman". Ucap saya dalam hati.
"Ahmad saya akan membimbing kamu utk Tazkiyah, bisa ya", tanya saya.
"In syaa Allah saya akan mengikuti ustadz", jawabnya.
Sayapun memulai tahapan2 tazkiyah utk membersihkan sampah2 dalam hati kita, karena bila sampah ada dalam diri kita maka lalat pasti datang utk mengerumuni sampah itu.
Tahapan itu adalah
1. Niat ikhlash krn Allah
2. Bersyukur
3. Bertaubat
4. Menerima Taqdir Allah
5. Memaafkan manusia
"Ahmad sayang sama orang tuanya?". Tanya saya.
"Sayang sekali ustadz, bagiku orang tuaku adalah pelita hatiku. Orang tuaku adalah kehormatanku", jawabnya
"Kalau gitu kita do'a sama2 ya" kata saya.
"Ya Allah kami bersyukur atas nikmat yg Engkau berikan kpd kami, berupa
Orang tua kami yg baik...orang tua yg telah berjuang dg susah payahnya saat mengandung kami....orangtua yg telah berjuang dg susah payahnya, saat melahirkan kami"
"Ya Allah ampunilah kedua orangtua kami...berikan kpd orang tua kami, khusnul khatimah....dan jangan engkau biarkan orang tua kami merasakan sakit ketika nyawanya terlepas dari tubuhnya."
"Ya Allah, kami ridhai orangtua kami. Kami maafkan, orangtua kami....seburuk apapun ucapan orangtua kami...seburuk apapun perlakuan mereka terhadap diri kami...Ya Allah hari ini kami maafkan....tidak ada keberatan dalam hati kami sedikitpun, utk memaafkan mereka, utk meridhai mereka...kami ridhai ucapan dan perbuatan mereka...seberat apapun ucapan dan perbuatan mereka....kami maafkan.".
"Ya Allah, jika hari ini masih ada dalam hati kami kebencian terhadap mereka...Ya Allah hari ini kami hilangkan kebencian itu...Ya Allah berikan kpd mereka Khusnul Khatimah".
"Ya Allah dengan kebesaran Mu...dengan ke Agungan Mu, yg jiwa kami berada di tangan Mu... jika selama ini ada jin yg mengganggu kesehatan kami, menggangu kami dg sakit tulang ini...Ya Allah kami mohon keluarkan mereka dari tubuh kami....keluarkan mereka dari tulang kami".
"Wahai Jin yg ada di tulang kami. Silahkan keluar, dari tubuh kami...keluar dari raga kami...ukhruj ya 'aduwallah".
Kemudian membacakan ayat2 Ruqyah:
1. Alfathihah
2. Al Ikhlash
3. Al Falaq
4. Annas
5. Ayat Kursiy
6. Al Mulk 1-5
Alhamdulillah Ahmad pun reaksi dg muntah2 dahsyat.
Doa tadi kami ulang2...dan Ahmad mengikuti dg penuh penghayatan.
Setelah reaksi muntahnya selesai, ahmad merasakan ada sesuatu yg lepas dari dirinya. Dan Alhamdulillah dia sudah tidak merasakan linu2 lagi.
Dia pun mencoba utk bangkit dan bediri. Seraya mengucapkan " Alhamdulillah" berulang2. Dan diapun bediri serta berjalan kembali seperti sediakala.
Rasa haru dan bahagia terbersit di wajah ahmad dan kawan2nya. Yang ternyata mulai dari awal hingga akhir proses ruqyah ahmad di temani oleh kawan2nya sesama penghafal Qur'an, utk memberikannya dukungan.
Kanker adalah makhluq Allah yg dapat bekerja pada siapa saja. Jika kita meminta kpd Allah agar sel kanker lepas dari diri kita. Maka in syaa Allah dg mudahnya akan di hilangkan semua sakit kanker jenis apapun. Asalkan dalam meminta, kita sungguh2 dan tidak ada satupun yg dapat menahan do'a. Salah satu yg menahan doa adalah sampah di hati kita.
Terakhir saya meminta ahmad utk memeriksakan kembali penyakit kanker tulangnya, ke rumah sakit yg menyatakan dia sakit kanker utk pertama kalinya, agar dapat di ketahui hasil akhirnya.
Bagi ahmad dg dapat berdiri kembali dan dapat berjalan adalah karunia terbesar dari Allah karena dg nikmat itu dia dapat kembali ke masjid utk Sholat dan menghafal Alqur'an lagi. Sungguh sebuah pengharapan yg sangat sederhana sekali.
Alhamdulillah Allah sembuhkan ahmad dg kesembuhan yg sempurna. Seperti sediakala.
Nasihat utk saya peribadi dan kpd saudaraku semua, mari kita melangkahkan kaki kita ke masjid selagi masih bisa. Jika saat kita masih mampu tapi tidak melangkahkan kaki ke masjid, pasti suatu saat kita akan di gotong ke masjid.
Wassalamu'alaikum warahmatullohi wabarakatuh
Ruqyah Tazkiyah Indonesia
Perum Koperindag Blok C.21 Tahap 1, Rt 04/16 Desa Sumberjaya Tambun Selatan Bekasi
Bijak menghadapi :Tantangan pengasuhan sehari hari
Elly Risman-Full > Parenting with Elly Risman and family
Kali ini saya ingin mengajak anda para orangtua pembelajar untuk bersama menengok keseharian anak kita, dan kemudian untuk mengenali tantangan pengasuhan sehari hari dimana kita bergulat untuk membentuk anak anak kita menjadi anak anak yang seperti diperintahkan Allah yaitu anak anak yang utamanya menjadi penyembah Allah – Li ya’buduun.
“ Berapa usia anak anak anda kelas berapa mereka sekarang ?”
Saya ambillah contoh anak SD kelas rendah dulu, yaitu kelas -3. Dari sini nanti kita dengan mudah menaikan jejangnya dan juga memahami kemajemukan masalah yang kita hadapi sehari hari..
Mengenai jadwal ini sangat bergantung aturan di masing masing keluarga, jam masuk sekolah, jarak tempuh dan Kalau mau anak diajar dan dilatihkan sholat shubuh tepat waktu, berarti kita sudah coba membangunkan anak 10’ – 15’sebelum waktu sholat tiba, sekitar 03.50 atau pukul 04.00.
Kita buatlah jadwalnya sebagai berikut :
03.50 – 04.05 Bangun, siapa siap utk sholat
04.10 – 04.25 Sholat subuh, baca Qur’an atau bahas hal hal agama yg lainnya
4.25 - 6.30 Mandi siap siap, membantu tugas RT lainnya , sarapan . Mengulang pelajaran atau mengerjakan tugas RT atau bantu ibu atau bercengkrama dengan keluarga.
6.30 – 7.00 Berangkat sekolah
07.00 – 13.30 Disekolah
13.30 - 14.30 Pulang sekolah, sampai dirumah. Sangat tergantung jarak rumah – sekolah dan macet tidaknya jalan dan kendaraan yang digunakan.
Ini kurang lebih jadwal untuk kelas rendah. Semakin tinggi kelas anak semakin sore tibanya di rumah. Anak kelas 4-6 biasanya sampai dirumah berkisar atara jam 4- 5. Sementara anak SMP biasa sampai dirumah magrib atau bahkan malam hari. Apalagi kalau ada tugas berkelompok atau les tambahan . Riset kami menujukkan bahwa umumnya anak anak SD akan les 2-3 hari dalam seminggu, sementara anak SMP akan les lebih banyak hampir 5-6 hari dalam seminggu.
Orang tua yang terlalu cemas akan banyak hal dalam keberhasilam akademis anaknya dimasa depan atau yang terlalu sibuk sehingga sulit untuk punya waktu dengan anaknya akan mengatur jadwal les yang padat. Alasannya dari pada waktu digunakan tidak menentu lebih baik anaknya ikut ber macam macam les.
Marilah kita sadari berapa padatnya otak anak dengan berbagai tugas tersebut, berapa lelah jiwanya dan jerih badannya. Dini hari besoknya, dia akan menghadapi lagi hal yang sama. Terus dan terus dan terus…
Sudah lah capek, umumnya orang tua tak sanggup menerima bahasa tubuh yang menunjukkan kelelahan dan sikap yang agak malas malasan dan lama dalam menyelesaikan sesuatu yang disuruh. Apa lagi kalau berkilah, membantah, memprotes, berkata dengan nada tinggi, menolak melakukan atau mengerjakan sesuatu.
Wah bayangkanlah reaksi orang tua, apalagi mereka yang tadi seharian sudah habis tenaga dan emosinya terkuras diluar rumah, lepas dia bekerja atau sekedar aktifitas ‘killing time “saja.Memukul mungkin tak sembarang orang, tapi apa kabar dengan kata kata ?
Banyak yang tidak faham bahwa kata kata yang tajam walau dalam nada rendah menusuk kedalam jiwa, “verbal abuse” namanya. Kalau perasaan diabaikan bahkan di”iris dan dihunjam” juga atas nama kepuasan emosi ibu dan ayahnya, “emosional abuse” istilahnya.
Bagaimana anak tidak menumpuk lapisan emosi yang tinggi dalam dadanya yang sekali meledak bak air bah yang bobol tanggulnya.
Lupa, hal ini sudah berlangsung lama, sejak usia 6-7 tahun, atau mungkin lebih muda. Tak disadari hari telah berganti minggu , minggu berganti bulan. Bulan terlah beralih tahun dan tahun dan tahun….
Siapa yang mengerti beratnya beban fikir dan jiwa anak?. Dengan dalih masa depan yang masih sekitar 15 – 20 tahun lagi itu, sejak muda usia anak di pacu dan di dera untuk mempertahankan prestasinya sekuat yang dia bisa.. Bukan hanya badan, banyak yang tidak faham betapa jiwa anak dan remaja kita ini pun tak sempat bernafas.
Anda mungkin tidak percaya, bahwa 7 dari 15 pemerkosa Yuyun yg sempat saya temui bersama dengan dr Dewi Inong di penjara, menyatakan bahwa mereka menyimpan dendam pada ibunya: karena kata kata yang mereka terima terlalu menusukjiwa!.
Apa yang hilang dari pengasuhan ?
Banyak!.
1. Yang pertama adalah hilangnya kehangatan, kebersamaan dan
keceriaan anak anak dan remaja.
2. Cinta Belajar. Beban pelajaran dan waktu belajar yang padat kita kawatirkan telah mencederai semangat belajarnya. Mereka masih akan belajar belasan tahun lagi. Kalau sekarang sudah “bantat” karena lelah jiwa, dari mana akan diperolehnya semangat dan kecintaan menuntut ilmu dan untuk menyelesaikannya sampai jenjang yang tinggi?
3. Yang paling mahal yang hilang bila tak pandai pandai mensiasati adalah Dialog. Karena waktu yang sempit,pola bicara hanya perintah larangan dan komentar. Bagaimana akan menyampaikan pesan, membentuk kebiasan baik, menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan yang paling penting bagaimana bisa mengetahui kebutuhan utama anak dan mendengar dan memahami perasaannya?
Percakapan berpusar hanya pada masalah akademik semata.
4. Banyak hal hal esensial yang harusnya dibahas diajarkan pada anak jadi tak kebagian waktu, apalagi kalau kedua orang tua sibuk : Berbagai aspek dalam penanaman aqidah yang lurus, ibadah yang benar ,amalan yg shalih dan akhlak mulia serta berbagai kisah kenabian dan para sahabat yang mulia tak sempat dilakukan.
5. Hal lainnya yang umumnya sungguh terabaikan adalah persiapan pra baligh dan keharusan bijak berteknologi.
Apa yang terjadi ?
Tanpa terasa oleh karena jadwal yang padat dan ortu yang sibuk, tahu tahu anak sudah pra remaja. Mereka sudah “ sexually active” sementara persiapan untuk baligh jauh dari memadai. Anak kurang memiliki berbagai pengetahuan dan ketrampilan hidup, padahal mereka adalah generasi Platinum yang hidup di era digital. Tiba tiba terasa kita memiliki banyak sekali masalah.
Karena beratnya beban hari hari yang dihadapi anak, mereka mencari kesenangan dengan atau melalui handphone, laptopnya, games dan berbagai fasilitas technology lainnya. Anak terpapar pada berbagai bentuk kriminalitas, narkoba, perjudian, berbagai bentuk kenakalan remaja lewat sosial media dan tentunya pornografi yang sudah sering sekali kita bahas di grup ini.
Kita menghadapi berbagai masalah perilaku yang luar biasa rumitnya, tak meyadari sebab musababnya karena merasa semua berjalan seperti biasanya dan kini bingung mencari solusinya.
Bagaimana sebaiknya ?
Berikut sekedar usulan saya bagaimana menghindari bila belum terjadi dan mengatasinya bila sudah terlanjur tidak sengaja.
1.Cukupkanlah kehangatan anak dan kelengketan jiwa ke jiwa dengan kedua orang tuanya . Penuhi bejana jiwa anak kita pada saat dia butuhkan dalam jumlah yang cukup oleh kedua orangtuanya.
2.Riset yang kami lakukan menunjukkan bahwa pasangan muda lupa merumuskan dan menyepakati tujuan pengasuhan anak anaknya Kacaunya arah pengasuhan anak adalah karena orang tua lupa merumuskan Tujuan Pengasuha dengan rinci, bukan hal hal yang umum dan generik seperti : Menjadikan anak shalih dan shaliha saja.
Ada tujuh Tujuan Pengasuhan yang kami sarankan berdasarkan riset kami .
1. Menjadi hamba Allah yang Taqwa, Imannya lurus, ibadahnya
benar dan baik serta akhlak nya mulia.
2. Diasuh dan disiapkan untuk menjadi calon suami dan istri
3. Dipersiapkan untuk menjadi ayah dan ibu
4. Dididik untuk menjadi ahli dalam bidangnya secara
professional
5. Disiapkan menjadi pendidik, terutama laki laki karena mereka
akan menjadi pendidik utama istri dan anak anaknya serta bila
perlu keluarganya.
6. Khusus untuk laki laki dipersiapkan untuk jadi pengayom bagi
kedua orang tua, keluarganya dan keluarga besarnya. Dia
terutama yang bertanggung jawab dari mengurus kedua orang
tuanya terutama kebutuhannya, ketika mereka tua dan sakit
serta mengurusi dan mengimami sholat jenazahnya.
7. Anak laki laki dan perempuan di asuh untuk juga bisa
bermanfaat bagi orang banyak.
Dengan adanya rumusan yang jelas tentang Tujuan Pengasuhan ini maka bisa dibuat kesepakatan antara suami istri dalam menjalaninya dan membuat rencana evaluasi serta bagaimana berbagi taggung jawab dalam pelaksanaannya.
Mengapa sering sekali terjadi kekacauan seperti diatas, karena mengasuh anak tidak punya tujuan tak terbangun prinsip yang jelas sehingga mudah latah atau hanyut dalam TREND, bagaimana orang sekitar mengasuh anaknya.
Kalau orang lain fokusnya hanya sukses akademis, yah kita gak perlu sama. Kita punya 6 tujuan lainnya yang harus kita capai, diuraikan dalam tahapan usia dan dibuatkan rencana bagaimana mencapainya. Itulah Pe Er anda berdua sepanjang kehidupan sampai anak dewasa!.
3.Selanjutnya adalah membuat rumusan tentang apa yang dibutuhkan berdasarkan usia untuk setiap aspek dari Tujuan Pengasuhan.
Misalnya untuk menjadikan keimanan anak lurus, ibadahnya baik dan akhlaknya mulia: Apa tugas ayah dan apa tugas ibu.Ayah menentukan garis besar nya lalu ayah dan ibu berbagi tugas dalam pelaksanaan kesehariannya. Tentulah dalam prakteknya bisa salah dan keliru atau terlupa, tapi karena ada tahapan evaluasi, maka semuanya bisa diluruskan kembali.
Bak kata pepatah : Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit.
Orang tua terpaksa menjadi pembelajar sejati. Bukan anaknya saja yang dikirim kesekolah agama, ayah dan ibu mengaji untuk bisa menjadi guru pertama dan utama anaknya.
Yang penting dalam mengajarkan agama untuk anak bukan hanya sekedar mereka BISA tapi SUKA.
4.Persiapan menjadi suami istri, ayah dan ibu sama halnya dengan mengajarkan agama, di tentukan terlebih dahulu aspek apa yang diperlukan untuk menjadi suami dan istri serta ayah dan ibu yang baik. Kemudian diturunkan apa yang perlu dididikan sejak kecil. Umpama kue dibuat “bite size”, dalam bentuk kecil yang bisa dikunyah. Misalnya anak memperoleh kepercayaan diri dari kehangatan hubungan dan rasa percaya yang ditunjukkan oleh orang tuanya. Kalau dia 7 tahun sudah terbiasa mengurus diri sendiri dan bisa membantu adiknya .. dstnya
5.Begitu jugalah dengan pendidikan formal. Usahakanlah agar anak masuk sekolah usia sekitar 7 tahun . Diusia ini mereka secara fisik, perkembangan otak, emosi dan sosialnya lebih siap untuk belajar.
Berarti waktu kapan mulai masuk TKnya dihitung mundur.
Pilihan sekolah akan mengacu pada Tujuan Pengasuhan. Kita tak akan membua anak kita habis tenaga dan waktunya hanya sukses untuk akademis semata, karena kita punya hal hal lain yang harus dicapai.
Mencari sekolah punya dua pilihan :
Misalnya untuk SD:
a. Mata pelajaran padat tapi waktu pendek, pulag 11.30 atau jam
b. Waktu belajar panjang tapi materi tidak berat sesuai dengan kemampuan jarak perhatian dan kapasitas otak anak. Kita ingin anak tidak terbebani tapi mendapatkan pendidikan yang patut bagi usianya.
Sebagai contoh ada sekolah yang kelas satu pulang jam 2, tapi sejak jam 11.30 anak punya kesepatan tidur satu jam. Diatas jam12,30 tidak ada lagi mata pelajaran yang berat. Atau sekolah lain pelajarannya seperti berikut ini . Senin : Komputer – PKN – Silat. Selasa : Renang – Perpustakaan (baca buku) – IPS. Rabu: Bahasa Inggris – Perpustakaan – Penjas dstnya.
Karena kita punya target pengasuhan, maka kita harus mencari sekolah yang tepat dan menunjang tercapainya tujuan pengasuhan kita.
Anak kita harus punya waktu untuk bercengkrama denga orang tua dan saudaranya, beribadah dengan benar dan baik, bermain yang menyenangkan dan tidur yang cukup.
Saya teringat kata kata bijak dari tokoh pendidikan Amerika : Neil Postman, yang sejak tahun 1982 an sudah meramalkan keadaan anak anak kita dalam bukunya The disappearance of childhood.
“Jangan kau cabut anakmu dari dunianya terlalu cepat, karena kau akan menemukan orang orag dewasa yang ke kanak kanakan!”
Bukankah sudah banyak kita temukan hal serupa ?
Semoga tak terjadi pada anak kita.
Yuk kita hadapi dan atasi semua tantangan dalam pengasuhan anak anak kita ini . semoga Allah mudahkan dan sukseskan kita menghasilkan generasi yang tangguh dan membahagiakan dunia dan akhirat.
Selamat berjuang.
Minggu tengah malam, 4 Desember 2016.
Elly Risman
Silahkan share bila dianggap pantas.
5 Desember 2016 pukul 0:12 · Publik
Kali ini saya ingin mengajak anda para orangtua pembelajar untuk bersama menengok keseharian anak kita, dan kemudian untuk mengenali tantangan pengasuhan sehari hari dimana kita bergulat untuk membentuk anak anak kita menjadi anak anak yang seperti diperintahkan Allah yaitu anak anak yang utamanya menjadi penyembah Allah – Li ya’buduun.
“ Berapa usia anak anak anda kelas berapa mereka sekarang ?”
Saya ambillah contoh anak SD kelas rendah dulu, yaitu kelas -3. Dari sini nanti kita dengan mudah menaikan jejangnya dan juga memahami kemajemukan masalah yang kita hadapi sehari hari..
Mengenai jadwal ini sangat bergantung aturan di masing masing keluarga, jam masuk sekolah, jarak tempuh dan Kalau mau anak diajar dan dilatihkan sholat shubuh tepat waktu, berarti kita sudah coba membangunkan anak 10’ – 15’sebelum waktu sholat tiba, sekitar 03.50 atau pukul 04.00.
Kita buatlah jadwalnya sebagai berikut :
03.50 – 04.05 Bangun, siapa siap utk sholat
04.10 – 04.25 Sholat subuh, baca Qur’an atau bahas hal hal agama yg lainnya
4.25 - 6.30 Mandi siap siap, membantu tugas RT lainnya , sarapan . Mengulang pelajaran atau mengerjakan tugas RT atau bantu ibu atau bercengkrama dengan keluarga.
6.30 – 7.00 Berangkat sekolah
07.00 – 13.30 Disekolah
13.30 - 14.30 Pulang sekolah, sampai dirumah. Sangat tergantung jarak rumah – sekolah dan macet tidaknya jalan dan kendaraan yang digunakan.
Ini kurang lebih jadwal untuk kelas rendah. Semakin tinggi kelas anak semakin sore tibanya di rumah. Anak kelas 4-6 biasanya sampai dirumah berkisar atara jam 4- 5. Sementara anak SMP biasa sampai dirumah magrib atau bahkan malam hari. Apalagi kalau ada tugas berkelompok atau les tambahan . Riset kami menujukkan bahwa umumnya anak anak SD akan les 2-3 hari dalam seminggu, sementara anak SMP akan les lebih banyak hampir 5-6 hari dalam seminggu.
Orang tua yang terlalu cemas akan banyak hal dalam keberhasilam akademis anaknya dimasa depan atau yang terlalu sibuk sehingga sulit untuk punya waktu dengan anaknya akan mengatur jadwal les yang padat. Alasannya dari pada waktu digunakan tidak menentu lebih baik anaknya ikut ber macam macam les.
Marilah kita sadari berapa padatnya otak anak dengan berbagai tugas tersebut, berapa lelah jiwanya dan jerih badannya. Dini hari besoknya, dia akan menghadapi lagi hal yang sama. Terus dan terus dan terus…
Sudah lah capek, umumnya orang tua tak sanggup menerima bahasa tubuh yang menunjukkan kelelahan dan sikap yang agak malas malasan dan lama dalam menyelesaikan sesuatu yang disuruh. Apa lagi kalau berkilah, membantah, memprotes, berkata dengan nada tinggi, menolak melakukan atau mengerjakan sesuatu.
Wah bayangkanlah reaksi orang tua, apalagi mereka yang tadi seharian sudah habis tenaga dan emosinya terkuras diluar rumah, lepas dia bekerja atau sekedar aktifitas ‘killing time “saja.Memukul mungkin tak sembarang orang, tapi apa kabar dengan kata kata ?
Banyak yang tidak faham bahwa kata kata yang tajam walau dalam nada rendah menusuk kedalam jiwa, “verbal abuse” namanya. Kalau perasaan diabaikan bahkan di”iris dan dihunjam” juga atas nama kepuasan emosi ibu dan ayahnya, “emosional abuse” istilahnya.
Bagaimana anak tidak menumpuk lapisan emosi yang tinggi dalam dadanya yang sekali meledak bak air bah yang bobol tanggulnya.
Lupa, hal ini sudah berlangsung lama, sejak usia 6-7 tahun, atau mungkin lebih muda. Tak disadari hari telah berganti minggu , minggu berganti bulan. Bulan terlah beralih tahun dan tahun dan tahun….
Siapa yang mengerti beratnya beban fikir dan jiwa anak?. Dengan dalih masa depan yang masih sekitar 15 – 20 tahun lagi itu, sejak muda usia anak di pacu dan di dera untuk mempertahankan prestasinya sekuat yang dia bisa.. Bukan hanya badan, banyak yang tidak faham betapa jiwa anak dan remaja kita ini pun tak sempat bernafas.
Anda mungkin tidak percaya, bahwa 7 dari 15 pemerkosa Yuyun yg sempat saya temui bersama dengan dr Dewi Inong di penjara, menyatakan bahwa mereka menyimpan dendam pada ibunya: karena kata kata yang mereka terima terlalu menusukjiwa!.
Apa yang hilang dari pengasuhan ?
Banyak!.
1. Yang pertama adalah hilangnya kehangatan, kebersamaan dan
keceriaan anak anak dan remaja.
2. Cinta Belajar. Beban pelajaran dan waktu belajar yang padat kita kawatirkan telah mencederai semangat belajarnya. Mereka masih akan belajar belasan tahun lagi. Kalau sekarang sudah “bantat” karena lelah jiwa, dari mana akan diperolehnya semangat dan kecintaan menuntut ilmu dan untuk menyelesaikannya sampai jenjang yang tinggi?
3. Yang paling mahal yang hilang bila tak pandai pandai mensiasati adalah Dialog. Karena waktu yang sempit,pola bicara hanya perintah larangan dan komentar. Bagaimana akan menyampaikan pesan, membentuk kebiasan baik, menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan yang paling penting bagaimana bisa mengetahui kebutuhan utama anak dan mendengar dan memahami perasaannya?
Percakapan berpusar hanya pada masalah akademik semata.
4. Banyak hal hal esensial yang harusnya dibahas diajarkan pada anak jadi tak kebagian waktu, apalagi kalau kedua orang tua sibuk : Berbagai aspek dalam penanaman aqidah yang lurus, ibadah yang benar ,amalan yg shalih dan akhlak mulia serta berbagai kisah kenabian dan para sahabat yang mulia tak sempat dilakukan.
5. Hal lainnya yang umumnya sungguh terabaikan adalah persiapan pra baligh dan keharusan bijak berteknologi.
Apa yang terjadi ?
Tanpa terasa oleh karena jadwal yang padat dan ortu yang sibuk, tahu tahu anak sudah pra remaja. Mereka sudah “ sexually active” sementara persiapan untuk baligh jauh dari memadai. Anak kurang memiliki berbagai pengetahuan dan ketrampilan hidup, padahal mereka adalah generasi Platinum yang hidup di era digital. Tiba tiba terasa kita memiliki banyak sekali masalah.
Karena beratnya beban hari hari yang dihadapi anak, mereka mencari kesenangan dengan atau melalui handphone, laptopnya, games dan berbagai fasilitas technology lainnya. Anak terpapar pada berbagai bentuk kriminalitas, narkoba, perjudian, berbagai bentuk kenakalan remaja lewat sosial media dan tentunya pornografi yang sudah sering sekali kita bahas di grup ini.
Kita menghadapi berbagai masalah perilaku yang luar biasa rumitnya, tak meyadari sebab musababnya karena merasa semua berjalan seperti biasanya dan kini bingung mencari solusinya.
Bagaimana sebaiknya ?
Berikut sekedar usulan saya bagaimana menghindari bila belum terjadi dan mengatasinya bila sudah terlanjur tidak sengaja.
1.Cukupkanlah kehangatan anak dan kelengketan jiwa ke jiwa dengan kedua orang tuanya . Penuhi bejana jiwa anak kita pada saat dia butuhkan dalam jumlah yang cukup oleh kedua orangtuanya.
2.Riset yang kami lakukan menunjukkan bahwa pasangan muda lupa merumuskan dan menyepakati tujuan pengasuhan anak anaknya Kacaunya arah pengasuhan anak adalah karena orang tua lupa merumuskan Tujuan Pengasuha dengan rinci, bukan hal hal yang umum dan generik seperti : Menjadikan anak shalih dan shaliha saja.
Ada tujuh Tujuan Pengasuhan yang kami sarankan berdasarkan riset kami .
1. Menjadi hamba Allah yang Taqwa, Imannya lurus, ibadahnya
benar dan baik serta akhlak nya mulia.
2. Diasuh dan disiapkan untuk menjadi calon suami dan istri
3. Dipersiapkan untuk menjadi ayah dan ibu
4. Dididik untuk menjadi ahli dalam bidangnya secara
professional
5. Disiapkan menjadi pendidik, terutama laki laki karena mereka
akan menjadi pendidik utama istri dan anak anaknya serta bila
perlu keluarganya.
6. Khusus untuk laki laki dipersiapkan untuk jadi pengayom bagi
kedua orang tua, keluarganya dan keluarga besarnya. Dia
terutama yang bertanggung jawab dari mengurus kedua orang
tuanya terutama kebutuhannya, ketika mereka tua dan sakit
serta mengurusi dan mengimami sholat jenazahnya.
7. Anak laki laki dan perempuan di asuh untuk juga bisa
bermanfaat bagi orang banyak.
Dengan adanya rumusan yang jelas tentang Tujuan Pengasuhan ini maka bisa dibuat kesepakatan antara suami istri dalam menjalaninya dan membuat rencana evaluasi serta bagaimana berbagi taggung jawab dalam pelaksanaannya.
Mengapa sering sekali terjadi kekacauan seperti diatas, karena mengasuh anak tidak punya tujuan tak terbangun prinsip yang jelas sehingga mudah latah atau hanyut dalam TREND, bagaimana orang sekitar mengasuh anaknya.
Kalau orang lain fokusnya hanya sukses akademis, yah kita gak perlu sama. Kita punya 6 tujuan lainnya yang harus kita capai, diuraikan dalam tahapan usia dan dibuatkan rencana bagaimana mencapainya. Itulah Pe Er anda berdua sepanjang kehidupan sampai anak dewasa!.
3.Selanjutnya adalah membuat rumusan tentang apa yang dibutuhkan berdasarkan usia untuk setiap aspek dari Tujuan Pengasuhan.
Misalnya untuk menjadikan keimanan anak lurus, ibadahnya baik dan akhlaknya mulia: Apa tugas ayah dan apa tugas ibu.Ayah menentukan garis besar nya lalu ayah dan ibu berbagi tugas dalam pelaksanaan kesehariannya. Tentulah dalam prakteknya bisa salah dan keliru atau terlupa, tapi karena ada tahapan evaluasi, maka semuanya bisa diluruskan kembali.
Bak kata pepatah : Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit.
Orang tua terpaksa menjadi pembelajar sejati. Bukan anaknya saja yang dikirim kesekolah agama, ayah dan ibu mengaji untuk bisa menjadi guru pertama dan utama anaknya.
Yang penting dalam mengajarkan agama untuk anak bukan hanya sekedar mereka BISA tapi SUKA.
4.Persiapan menjadi suami istri, ayah dan ibu sama halnya dengan mengajarkan agama, di tentukan terlebih dahulu aspek apa yang diperlukan untuk menjadi suami dan istri serta ayah dan ibu yang baik. Kemudian diturunkan apa yang perlu dididikan sejak kecil. Umpama kue dibuat “bite size”, dalam bentuk kecil yang bisa dikunyah. Misalnya anak memperoleh kepercayaan diri dari kehangatan hubungan dan rasa percaya yang ditunjukkan oleh orang tuanya. Kalau dia 7 tahun sudah terbiasa mengurus diri sendiri dan bisa membantu adiknya .. dstnya
5.Begitu jugalah dengan pendidikan formal. Usahakanlah agar anak masuk sekolah usia sekitar 7 tahun . Diusia ini mereka secara fisik, perkembangan otak, emosi dan sosialnya lebih siap untuk belajar.
Berarti waktu kapan mulai masuk TKnya dihitung mundur.
Pilihan sekolah akan mengacu pada Tujuan Pengasuhan. Kita tak akan membua anak kita habis tenaga dan waktunya hanya sukses untuk akademis semata, karena kita punya hal hal lain yang harus dicapai.
Mencari sekolah punya dua pilihan :
Misalnya untuk SD:
a. Mata pelajaran padat tapi waktu pendek, pulag 11.30 atau jam
b. Waktu belajar panjang tapi materi tidak berat sesuai dengan kemampuan jarak perhatian dan kapasitas otak anak. Kita ingin anak tidak terbebani tapi mendapatkan pendidikan yang patut bagi usianya.
Sebagai contoh ada sekolah yang kelas satu pulang jam 2, tapi sejak jam 11.30 anak punya kesepatan tidur satu jam. Diatas jam12,30 tidak ada lagi mata pelajaran yang berat. Atau sekolah lain pelajarannya seperti berikut ini . Senin : Komputer – PKN – Silat. Selasa : Renang – Perpustakaan (baca buku) – IPS. Rabu: Bahasa Inggris – Perpustakaan – Penjas dstnya.
Karena kita punya target pengasuhan, maka kita harus mencari sekolah yang tepat dan menunjang tercapainya tujuan pengasuhan kita.
Anak kita harus punya waktu untuk bercengkrama denga orang tua dan saudaranya, beribadah dengan benar dan baik, bermain yang menyenangkan dan tidur yang cukup.
Saya teringat kata kata bijak dari tokoh pendidikan Amerika : Neil Postman, yang sejak tahun 1982 an sudah meramalkan keadaan anak anak kita dalam bukunya The disappearance of childhood.
“Jangan kau cabut anakmu dari dunianya terlalu cepat, karena kau akan menemukan orang orag dewasa yang ke kanak kanakan!”
Bukankah sudah banyak kita temukan hal serupa ?
Semoga tak terjadi pada anak kita.
Yuk kita hadapi dan atasi semua tantangan dalam pengasuhan anak anak kita ini . semoga Allah mudahkan dan sukseskan kita menghasilkan generasi yang tangguh dan membahagiakan dunia dan akhirat.
Selamat berjuang.
Minggu tengah malam, 4 Desember 2016.
Elly Risman
Silahkan share bila dianggap pantas.
5 Desember 2016 pukul 0:12 · Publik
Otot Kebahagiaan
Pernah nggak anda dengar orang ngomong,"Wah ini orang masa kecilnya kurang bahagia!" Mungkin ngomongnya langsung kepada anda atau anda mungkin pernah bilang begitu juga kepada orang lain.
Kalau sampai ada yang ngomong gitu ke anak saya, sungguh saya akan protes. Karena segenap upaya telah saya lakukan kepada anak-anak kami untuk membahagiakan mereka. Tujuannya sederhana, agar otot bahagia mereka terlatih.
Jika otot bahagia sudah kekar, kuat dan terbentuk, maka otot semacam ini mampu mengangkat beban apapun. Orang semacam ini punya banyak memori bahagia dalam hidupnya. Hasilnya, ia terbiasa untuk menikmati hidup.
Apakah hanya jalan-jalan, piknik dan kasih hadiah?? Oooh tentu tidak. Saat anak pertama kami berusia 6 bulan, ia sudah terbiasa berziarah baik ke makam kakeknya, leluhur atau para ulama, usia 2 tahun, is sudah diajak ke kamp pengungsian saat banjir besar melanda Jakarta. Usia 3 tahun, ia sudah diajak mendaki gunung hingga ke puncak. Demikian pula kedua adiknya.
Jadi, apakah harus melulu ke mal, objek wisata dan jalan-jalan saja?? Nggak juga.
Mereka sering kami ajak berpetualang agar memiliki banyak memori baik dalam hidupnya. Kalau waktunya terbatas, seringkali kami hanya lepas di playground, mereka juga sering dilibatkan dalam aktifitas kami baik dalam maupun luar negeri. Saya ingin ajarkan mereka bahwa bekerja sembari senang-senang itu juga bisa.
Kami kenalkan dengan para tokoh, selebritis hingga ulama. Biarkan mereka terbiasa berada ditengah-tengah orang hebat. Kadang kami gilirkan siapa yang harus ambil tiket parkir, bayar tol, berbagi ke pengemis dan keliling tetangga membagikan bingkisan. Biarkan mareka terasah kecerdasan emosinya.
Kami kadang masuk hutan, mencari air terjun, memberi makan binatang, main masak-masakan sampai masak bareng-bareng (seringnya sih pesta seafood), itikaf di masjid, berlayar, karaokean, main hujan bareng dan hal-hal sepele lainnya.
Saya hanya ajak mereka untuk merasakan. Merasakan semua jenis moda transportasi. Perahu, kapal perang hingga becak dan bajai, segala merk Mobil. Abangnya keranjingan Lamborghini dan anak kedua kami bahkan pernah mengencingi Jaguar terbaru hehehe. Ajaklah ke pameran - pameran biarkan mereka melihat, merasakan, mengalami hal-hal baru.
Tapi ingat, jangan berikan kesempatan apapun yang berpotensi merusak kebahagiaan mereka. Sejak lahir, tak kami berikan sedikitpun kesempatan menyaksikan acara-acara di televisi. Tidak ada tivi menyala di rumah kami. Kecuali film yang sudah kami pilih di YouTube. Meskipun kadang mereka suka melihat tivi, tapi kami harus edukasi kembali perihal apa yang mereka tonton.
Kami hanya instruktur. Kami pelatih mereka agar otot bahagianya kokoh dan kuat. Waktu kita singkat, boleh jadi mereka sebentar lagi lebih sibuk dengan teman-temannya. Sementara fase terpenting dalam hidup mereka tak boleh hanya berisi gadget, tivi, mal, dan ingatan bahwa orang tuanya sibuk bekerja.
Salam Spektakuler!
Dari USC-Archaan
15 NASIHAT UNTUK YANG DAH BERUMUR 50 TAHUN
BERAPA UMURMU? - SUDAH 50 TAHUN?
"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun"
(Hadith Riwayat Bukhari)
Al-Khattabi berkata : "Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan. kerana usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian...
Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap2 bertemu Allah."
(Tafsir al-Qurthubi)
Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun,
Nasihat Fudhail kepadanya:
"Bererti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai ... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa2mu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus ..!"
Maka para alim ulama memberi nasihat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun:
1. Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.
2. Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal salih.
3. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.
4. Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur.
5. Perbanyak doa mengharap keredha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.
6. Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.
7. Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.
8. Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya.
9. Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah dizalimi.
10. Tingkatkan amal soleh terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.
11. Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.
12. Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.
13. Berhentilah dari semua maksiat !
mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu
tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu
mulut, berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain
telinga, berhentilah mendengar hal2 haram dan tak bermanfaat
14. Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa
15. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar & taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan
Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 tahun, kerana...
KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR.
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211958936142093&id=1033128226
Langganan:
Postingan (Atom)