Who Amung Us

Minggu, 19 Januari 2014

BaTas; Pembuktian

"Tanpa terasa waktu bergerak dengan cepat. Menembus batas waktu. Menguak peristiwa demi peristiwa kehidupan tanpa sangsi dan tanpa barangkali. Terkadang aku ingin menawar, tapi kenyataan telah memberi harga pasti.
Secara pasti aku jadi dewasa, jatuh cinta, lalu menikah, dan buah cinta kini telah tumbuh di rahimku.
Kehidupan, kau telah membuat aku bahagia, tapi di saat yang sama apakah aku juga sekaligus harus mengutuk kamu karena kekasih tercintaku kau renggut tanpa peduli betapa hatiku akan sedih dan sendiri?
Dengan pongah aku merasa mampu mengubah dunia. Dengan buah kehidupan berasa dalam rahimku, aku melangkah pasti untuk mengyelesaikan segala masalah yang terjadi di sini.
Aku terperangah. Jari-jariku membatu. Tanganku mengguratkan pikiran dan perasaan. Beratus pertanyaan singgah di kepala. Apakah ini berarti aku tak lagi harus menuliskan sesuatu? Apakah ini berarti aku harus mulai tegak berdiri dan melakukan sesuatu? Hhh, kehidupan... Bukalah mata dan hatiku. Tuntunlah aku menyelami makna yang terkandung di belakang segala yang kulihat di sini."

Inilah semangat yang berasal dari kegelisahan seorang Jaleswari. Kegetiran hidup bisa membawanya menemukan makna-makna baru perjuangan, pengorbanan, hingga ketegaran. Tidak manja. Tidak kalah oleh dirinya sendiri. Meski semua harus diawali dengan merangkak, tertatih, lalu berjalan pelanpelan. Namun ketika tiba saatnya berlari, dia tahu bagaimana caranya.

Hidup, bisa membuat kita dewasa. Seharusnya. Kenyataannya? Tanyakan pada dirimu sendiri, dimana letak masalahnya. Lalu cobalah menyelesaikannya sendiri. Pasti bisa. Seperti Jaleswari.

*Cuplikan monolog dalam film BATAS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar