Who Amung Us

Minggu, 22 Desember 2013

Ngebut Persiapan Menuju Pelaminan





Ngebut Persiapan Menuju Pelaminan
Resensi Buku
Oleh Rie Ramadlani



Data Buku

©                  Judul buku         : Sebelum Aku Menjadi Istrimu
©                  Penulis               : Deasylawati Prasetya
©                  Penyunting         :Mastris Radyamas
©                  ISBN                 : 978-602-8277-71-6
©                  Penerbit             : Indiva Media Kreasi
©                  Tahun terbit        : 2013, cetakan I
©                  Tebal buku         : 224 halaman
©                  Ukuran buku       : 20 cm
©                  Harga buku        : Rp 25.000, 00



“Asyik, bagus, bin lengkap buanget, tapi apa nggak salah judul ya? Ah, yang jelas aku bersyukur nemu buku ini.” Demikian kesan jujur dan spontan yang saya temukan tatkala tuntas membaca buku terbaru Mbak Deasylawati, Sebelum Aku Menjadi Istrimu. Saat memutuskan membacanya, para pembaca mungkin menduga akan menemukan banyak monolog dari sudut pandang si calon istri, dan setidaknya ada keterlibatan dari calon suami di sini. Judul dan desain covernya provokatif, merangsang siapapun yang belum “jadi istri”—dalam level kesiapan apapun—untuk mengintip isinya. Ternyata, buku baru terbitan Indiva ini sarat dimuati tips-tips aplikatif dari sang senior, diperuntukkan bagi calon mempelai yang sudah di detik-detik terakhirnya menjelang naik ke pelaminan.

Tulisan di halaman awal bertajuk “Pemanasan,” gokil dan khasnya Mbak Deasylawati langsung bisa dikenali. Bab ini merupakan pengantar yang ramah untuk pembaca, yang sekaligus menujukkan identitas sasaran dari buku ini. Bab pertama diberi judul “Bersaing dengan Bidadari.” Bagian ini mengandung motivasi implisit untuk tak ragu lagi menghadapi gerbang pernikahan dan agar para calon istri bersungguh-sungguh memberikan segala yang terbaik dalam pernikahan nantinya. Bab 2, “Wanita yang Baik untuk laki-Laki yang Baik,” merupakan kajian sederhana yang kembali memantapkan pembaca soal pemilihan jodoh. Bab tiganya berjudul “Ilmu Sebelum Amal,” benar-benar sesak dengan beragam ilmu yang dibekalkan untuk para pembaca, sangat sayang kalau ada yang sampai terlewatkan. Lalu bab 4 dengan judul “Siap-Siap Action,Yuk!” berisi persiapan aplikatif mulai dari mendewasakan mental, hingga senam pranikah dan perawatan khusus menyambut hari bersejarah itu. Bab selanjutnya adalah “Latihan-Latihan Pendukung,” bekal untuk menjalani kehidupan sehari-hari sebagai seorang istri. Banyak tips menarik untuk pembaca yang bisa dipelajari dan langsung dipraktikkan, agar jika tiba saatnya nanti benar-benar jadi istri, kita sudah terampil. Yang terakhir, bab 6, judulnya “Bismillah, Luruskan Niat.” Inilah penyemangat puncak dari Mbak Deasy untuk pembaca yang sudah di penghujung masa lajangnya.

Keunggulan buku ini ada pada bobot idenya. Buku-buku pernikahan yang bertebaran di pasaran banyak yang cenderung menekankan pada motivasinya semata, sehingga para pembaca terarah pada bayangan indah tentang menikah. Padahal tidak sedikit keterampilan yang mestinya dikuasai terlebih dahulu sebelum melangkah ke sana. Terkait analisis penulis, sistematika penyusunan bab, dan penyajian data terbilang bagus, cukup lengkap dan aplikatif. Bahasa penyampaian ringan, akrab, dan mudah dipahami, khas-nya penulis. Disamping itu, perwajahan buku juga menarik, terasa lembut, unik, dan tidak membosankan untuk dilahap hingga tamat.

Akan tetapi, buku ini juga memiliki kelemahan. Yang pertama, masih banyak penulisan kata yang salah. Kelemahan kedua adalah pada ilustrasi dalam, dimana gambar-gambar pemanis hanya ditempatkan di halaman peralihan antar bab. Padahal, kalau saja hiasan cantik itu ada di seluruh halaman, tentu penampilan buku akan semakin indah serta menyenangkan untuk dibaca. Ketiga, judul yang dipakai sebenarnya memikat, tetapi kurang tepat membidik target audiennya. Pembaca yang dituju sangat spesifik. Ini bagus, sayangnya pembaca diluar target pembaca utama menjadi “kurang diajak bicara.” Meskipun ilmu yang terkandung tetap bermanfaat, tetapi bagi pembaca yang membuka buku ini murni karena kepincut melihat judulnya, terasa benar bahwa tulisan ini sedang berbicara dengan orang lain. Efeknya, bisa jadi ada sebagian orang yang telah membaca bagian awalnya kemudian menutup lagi sang buku karena mengira belum saatnya buku ini dia baca.

“Menjadi seorang istri berarti membuka peluang lebih besar bagi seorang wanita untuk bisa masuk surga daripada sekedar menjadi seorang jomblowati.” Kata-kata motivatif tersebut ada di lembar-lembar terakhir buku pernikahan islami ini. Tema pernikahan memang selalu hangat dan banyak dicari. Wanita di akhir usia belasan hingga mendekati kepala tiga bahkan lebih, pasti memikirkan tentang nikah. Ada yang masih ragu-ragu atau malu-malu, ada juga yang mantap dan telah berkeinginan begitu kuat. Yang pasti, Deasylawati memenuhi kebutuhan pembaca akan suplemen pranikah islami yang ringan namun bernas.

Buku ini penting dibaca oleh calon pengantin muslimah manapun, baik yang sudah merasa sangat siap (tapi tidak sedikit yang nyatanya cuma bermodal nekat) maupun yang terkadang hadir lagi di hatinya percik-percik keraguan atau bayang-bayang ketidaksiapan. Meskipun begitu, tidak ada ruginya bagi yang baru dalam taraf “ingin” menikah untuk mengorek isinya sampai tuntas. Beragam tips yang termuat dalam buku ini sangat perlu untuk diketahui sedari dini. Sebab, mempersiapkan diri itu butuh proses. Membaca (dan tentunya mempraktekkan isi) buku ini sama artinya dengan selangkah lebih maju menuju kata siap. Baiklah, singkat kata, selamat membaca!

Rabu, 11 Desember 2013

Pelajaran dari Cepus

Satu lagi aksi si Cepus pagi ini. Aku sedang asyik bersama sekelumbruk baju kotor, Cepus khusyuk menontonku yang lagi nyuci dengan tenang. Lalu kami kedatangan tamu. Sekeluarga ayam numpang mengais rizki di pekarangan kami. Cepus pun diam-diam meninggalkanku dan mendekati rombongan ayam itu.

Tiba-tiba saja dia sudah mulai bermain dengan anak-anak ayam. Dapat sahabat baru cuy, batinku. Tapi yah, aku tidak tahu persis, mungkin saja dalam hati Cepus berniat memakan mereka nanti.

Namun tak lama berselang, induk ayam dengan sayap terkembang menghadang si Cepus yang tengah bermain di dekat anak-anaknya. Wah, seketika itu juga, begitu menemukan sahabat baru, Cepus pun mendapat musuh baru :D

***

Memang beginilah hidup. Kita akan terus berjumpa hal-hal baru di setiap lembar harinya. Selalu ada sahabat-sahabat baru, kisah-kisah baru, masalah-masalah baru, keindahan-keindahan baru, kebahagiaan-kebahagiaan baru, kesedihan-kesedihan baru, dan petualangan-petualangan baru..
Tapi yang pasti, bingkainya cukuplah satu: hari ini harus lebih baik dari hari yang telah lalu.


Lagu "WOW"

Aku senang, aku senang.. tapi bingung, aku bingung...
Aku senang, aku senang.. tapi heran, aku heran...


(Ikan, Laron, Semut--Fatih Acapella)

dan akupun bertanya pada semua ikan di kolam
tiadakah kau bosan di situ
dan diapun menjawab tiada bosan walau berada di tempat sekecil ini
karena ku di sini setiap hari bersama Tuhanku

dan akupun bertanya pada  laron2 beterbangan
buat apa kau hidup semalam?
dan diapun menjawab tiada tersia walau hanya semalam aku hidup di dunia
karena dalam semalam aku hidup, kusebut Tuhan-ku

dan akupun bertanya pada semut-semut di sarangnya
tidakkah kau merasa lelah bekerja
dan diapun menjawab tiada lelah walau sepanjang hidup aku terus bekerja
karena setiap saat dalam bekerja bersama Tuhan-ku

***

Selasa, 05 November 2013

lirik-lirik bikin nyess

kita selamanya


eiyo... it's not the end, it's just beginning

titz:
ok... detak detik tirai mulai menutup panggung
tanda skenario... eyo... baru mulai diusung
lembaran kertas barupun terbuka
tinggalkan yang lama, biarkan sang pena berlaga
kita pernah sebut itu kenangan tempo dulu
pernah juga hilang atau takkan pernah berlalu
masa jaya putih biru atau abu-abu (hey)
memori crita cinta aku, dia dan kamu

santoz:
saat dia (dia) dia masuki alam pikiran
ilmu bumi dan sekitarnya jadi kudapan
cinta masa sekolah yang pernah terjadi
dat was the moment a part of sweet memory
kita membumi, melangkah berdua
kita ciptakan hangat sebuah cerita
mulai dewasa, cemburu dan bungah
finally now, its our time to make a history

reff:
bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan
tetap berpegang tangan, saling berpelukan
berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
kenanglah sahabat... kita untuk slamanya!

satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori
satu cerita teringat didalam hati
karena kau berharga dalam hidupku, teman
untuk satu pijakan menuju masa depan

lezz:
saat duka bersama, tawa bersama
berpacu dalam prestasi... (huh) hal yang biasa
satu persatu memori terekam
didalam api semangat yang tak mudah padam
kuyakin kau pasti sama dengan diriku
pernah berharap agar waktu ini tak berlalu
kawan... kau tahu, kawan... kau tahu kan?
beri pupuk terbaik untuk bunga yang kau simpan

back to reff:

bridge:
bergegaslah, kawan... tuk sambut masa depan
tetap berpegang tangan dan saling berpelukan
berikan senyuman tuk sebuah perpisahan!
kenanglah sahabat...

back to reff:

================

Maher Zain – Thank You Allah

I was so far from you
Yet to me you were always so close
I wandered lost in the dark
I closed my eyes toward the signs
You put in my way
I walked everyday
Further and further away from you
Ooooo Allah, you brought me home
I thank You with every breath I take.

Alhamdulillah, Alhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Alhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.

I never thought about
All the things you have given to me
I never thanked you once
I was too proud to see the truth
And prostrate to you
Until I took the first step
And thats when you opened the doors for me
Now Allah, I realized what I was missing
By being far from you.

Alhamdulillah, Alhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Alhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.

Allah, I wanna thank You
I wanna thank you for all the things that youve done
Youve done for me through all my years Ive been lost
You guided me from all the ways that were wrong
And did you give me hope

O Allah, I wanna thank you
I wanna thank You for all the things that youve done
Youve done for me through all my years Ive been lost
You guided me from all the ways that were wrong
I wanna thank You for bringing me home

Alhamdulillah, Alhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah
Alhamdulillah, Alhamdulillah
All praises to Allah, All praises to Allah.

=============
bintang hidupku-ipang


Aku slalu bernyanyi
Lagu yang engkau ciptakan
Kau nyanyikan
Dan aku slalu ikuti
Semua cerita tentangmu
Hari-harimu

Kau... Jadi inspirasiku
Smangat hidup
Dikala aku sedih
Dikala aku senang
Disaat sendiri dan kesepian
Kau bintang di hatiku

Apapun yang kau lakukan
Baik dan buruk bagiku
Tetap indah
Tak satupun alasan
Untuk melupakanmu
Meninggalkanmu

Aku slalu
Berdiri mendukungmu
Dikala engkau terbang
Dikala engkau jatuh
Sampai mati
Ku kan tetap setia

Aku slalu
Berdiri di blakangmu
Di kala kau dipuja
Di kala kau dihina
Sampai mati
Ku kan tetap membela

Kau tetap bintangku
Kau superstarku

Kamis, 10 Oktober 2013

NGOMPOL?

Anak yang sering ngompol (padahal sudah besar), biasanya bermasalah.. punya masalah yang tidak selesai.
Dan, berdasarkan pengalaman dari banyak pihak, masalah paling besar biasanya terletak pada orang tua, makanya si anak tidak  pernah bisa menyelesaikan masalahnya.

#Let's see, apakah aku salah?


Maka sebelum marah-marah sama anak, coba tenang dulu, lebih dahulu koreksilah masing-masing dari dirimu.
Dimana masalah utamanya?

Karena kemarahanmu belum tentu akan membantu menyelesaikan masalah yang dia tanggung. 
Seringnya, anak bermasalah itu hanya KORBAN dari orang tua yang lebih bermasalah.

Masukan Usaha #1

Fenomena "gula wates". Menurutku, yang pertama, ini efek dari keberanian inovasi. Kedua, ini namanya keberhasilan branding. 

Jadi, kalau mau usahanya seperti gula wates, bersungguh-sungguhlah dalam setiap item divisi di perusahaan Anda. Iya di produksinya (penyediaan  produk), di riset (pengembangan inovasi produk), distribusi (gimana supaya  orang bisa  dapetin produk Anda dengan mudah), pengaturan laju keuangan, juga di urusan komunikasinya. 



Jika Anda serius, publik akan mengenal produk Anda; selanjutnya, keunggulan produk Anda-lah yang akan melekat di benar mereka.



Ingat juga betapa kalau orang ke warung mau beli air mineral, apa yang diminta ke penjualnya? Atau kalau mau nyuci, trus deterjen tidak ada di tempat biasa, apa yang kamu tanyakan ke ibumu? Atau produk obat nyamuk, bagaimana orang melekatkan brand khusus dengan produk obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, dan obat nyamuk semprot? Positioning merk. Walau belum begitu dalam aku mempelajarinya, tapi fenomena ini sangat menarik untuk tidak dicermati.



#Jangan sepelekan riset iklan.



ups...



Mendadak kemutan tugas paling waow di semester 8. Nganti kemut-kemut gur nggagas riset iklan. Dan saia dapet B doang. ihihihihi



*nostalgila 051013 siang

Senin, 16 September 2013

Lapang Dada


Dalam hidup, banyak hal kita temukan yang tidak sesuai dengan harapan. Menghadapinya kadang membuat banyak orang tidak berbahagia.

Padahal, kunci bahagia itu sederhana.. yakni ketika kita mampu menyikapi kenyataan dengan berbesar hati.

Sabar dan syukur memang cenderung berjalan beriringan. Tak mesti duka saja yang harus dijawab dengan sabar dan suka saja yang dijawab dengan syukur. Sebab, saat duka dan sabar hadir, maka setelahnya kebesaran hati itupun pantas tuk kita syukuri.

*Maha Besar Allah yang mengaruniakan kelapangan hati untuk hambaNya yang Dia kehendaki.

Minggu, 15 September 2013

Tiada yang Mustahil

Pergi haji, menikah, termasuk juga belajar di mancanegara, atau engabdikan diri di pelosok terdalam negeri ini..



Dalam logika manusia, semua itu berat. Bukan cuma lumayan sukar, hal-hal supermahal itu bisa jadi nyaris mustahil bahkan, untuk dilakukan dengan tenggat waktu, bagi sebagian kalangan.
Tapi itulah logika manusia.
Logika Langit, bisa beda.

*Jangan takut bermimpi!
*Dan, tak perlu takut pula menghadapi kenyataan, meski yang ditemukan tak selalu  sesuai dengan harapan!



Sabtu, 14 September 2013

Buah Mirip Apel

ngambil dari google, gambar apel

Aku bagai menemukan Buah yang rasanya mirip Apelku dulu. Asam-manisnya bikin kepincut. Meski untuk melahapnya  kini butuh usaha yang JAAUH lebih luar biasa. Tapi yang pasti, aku merasakan hadirnya taste (ruh) itu lagi. 
Nyata, jernih, manis, ada sepat-sepat-pahitnya, asam, kriyus-kriyus, seru pokoknya (macem rujak, nguehehe)


Dan.. Soundtrack F****I tiba-tiba terngiang-ngiang di sepotong perjalanan:

"Tak seperti bintang di langit
tak seperti indah pelangi
karena diriku bukanlah mereka
ku apa adanya

Wajahku kan memang begini
sikapku jelas tak sempurna
kuakui ku bukanlah mereka
ku apa adanya

Menjadi diriku dengan segala kekurangan
Menjadi diriku atas kelebihanku

Terimalah aku seperti apa adanya
Aku hanya insan biasa
tak mungkin sempurna

Tetap ku bangga atas apa yang kupunya
setiap waktu kunikmati
anugerah hidup yang kumiliki"

*Menjadi Diriku~Edcoustic

***Kesimpulan sementara (eh, hipotesis ya berarti?hehe):
"Ternyata tidak terlalu susah mengikis cinta masa lalu (meski tak harus sepenuhnya menjadi 'sekedar' masa lalu[sebab masa lalu itulah yang membentuk setiap diri pada masa kini]),
jika di saat ini kita memang telah BERANI memutuskan untuk mencintai apa yang ada di hadapan."

#Kita cuma perlu sedikit lebih fokus, sedikit lebih merelakan, sedikit lebih mempercayakan.. dan kembali pada "Ngapain kita di sini..?"

140913 02.38 @belangijo

Sawah Bling-bling

<<Foto asli menyusul>>
inilah ilustrasi 'wong-wongan sawah zaman dahulu'
diambil dari blog orang, dapet browsing dari search engine


Zaman dahulu, wong-wongan sawah mah bau, kadang bisa banget meden-medeni cah cilik sing hobine dolan saba tegalan, pake kresek budul sebagai kepala, badannya dari kaos buluk bekas pakai yang wanginya naudzubillah. Yang paling canggih, wong-wongane ada kalung kalengnya biar berisik.

Tak habis pikir, dan seminggu ini uda buener2 guemes pingin menjlentrehkan ini pada dunia. Tiap kali lewat 'kepyur-kepyur kemilau di hamparan permadani padi' iitu, decak hati dan senyum pahit mengiringi langkah roda motor ini (haish, gak keren blas, gak menjiwai persoalan. mbok yha settingnya lari pagi ato apalah gitu biar rada sedikit serasi!)  yang spontan melambat mengarungi jalan yang--padahal--telah beraspal RAPI (dari dulu diaspal sebenernya, tapi kasus rutin selama bertahun2 adalah jalannya cumak bagus sekitar sebulan jelang lebaran. habis itu bolong lagi di sana sini bikin ban gampangan bocor #fenomenadesa). Sayang, belum bertemu kesempatan tuk nyambung sama internet. Makanya baru sekarang, setelah pemandangan itu sudah mulai terasa agak biasa di mata penulis.

Sawah zaman sekarang, sistem pengusir burungnya ihwaw banget. Meriah euy, macam pesta apaa gitu. Bayangpun, masa model wong-wongan sawahe make plastik kado blingbling dikriwil panjang-panjang lalu dibentang puluhan meter di atas permadani padi!

Batinku, "Niat beud.." Bocah sekarang kalau main ke sawah barangkali acaranya 'pesta sawah', bukan lagi nyari belalang atau sarang burung yang tatkala penemunya sedang beruntung ada doorprize telur burung kecil atau anak burung yang melasi dan comelnya masyaallah.

ihwaw!

Istilah pesta sawah ini menarik juga kalau mau dikaitkan dengan pergeseran makna 'pesta kebun' anak sekolahan jaman sekarang. Tapi itu lain waktu sajalah. Ngantuukk berraattt.

(eh, sejak kapan saya jadi tertarik ngungkit-ungkit perkara semantik macam ini?)
#kode

*kelingan jaman cilikanku mbiyen
#vickyorapenting. saya cinta gaya bahasa saya sendiri.


uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu

NB: ini lokasi asli beberapa tahun yg lalu. Tanpa orang-orangan sawah.

Menyusuri Jalan Itu.. (1 Agustus 2010, desaku)

Selasa, 10 September 2013

Mengenang . . .

Ada suatu masa dimana manusia beranjak pergi dan sejenak lupa pada episode-episode tua yang pernah diukirnya. Tapi suatu saat kemudian akan ada saja yang menariknya untuk kembali mengingat kilasan-kilasan peristiwa.

Jika saat itu tiba, hanya tinggal indah yang terasa..

*Banyak orang datang dan pergi, tapi hanya beberapa yang meninggalkan jejak dalam hati. (Anonim)

Minggu, 01 September 2013

Nonton Film Bareng

Bahagia itu ketika malam minggu dengan segala upaya akhirnya berhasil lihat Bapak-Ibu nonton berdua dan kutemani sebagai operator filmnya sembari ngadepin setumpuk buku untuk referensi TA-ku.

Dari sudut pandangku, ga begitu konsen sih, kadang nyindir-nyindir, kadang bantu jawabin komentar-komentar yang sahut menyahut tanpa juntrungan (biar agak jelas dikit lah, heheh), kadang harus ngebantu rewind di scene tertentu atau pause kalo ada yang lagi ada perlu, kadang juga negur kalo udah mulai pada berantem dan panas lagi suasananya.. Belom lagi kalau filmnya pas sampai di quote yang aku suka.. heheheh.

Kalo gitu, seberapa coba hasil "baca buku"ku dibanding urusan nemenin nonton ortu.

Ah, tapi lupakanlah, aku bahagia. Pokoknya, bahagia!
Walau mereka masih terus saling mengelak dari masukan-masukan berbau kompak apalagi romantis.
Tetap saja, senyumku tak putus-putus dari balik meja. :)

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Di_Bawah_Lindungan_Kabah_cover.jpg

#Dibawah Lindungan Ka'bah

Soundtrack Kartun Favorit "SHOOT"


https://www.google.co.id/search?q=kartun+shoot&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ei=efcjUomwOMfHrQegzYHIDQ&ved=0CFoQsAQ&biw=1360&bih=641#facrc=_&imgdii=_&imgrc=YJ-HqCblUVWRhM%3A%3BLhauyrJm5GjX0M%3Bhttp%253A%252F%252F3.bp.blogspot.com%252F-dUtKeDzoqZk%252FTg3Z30zLeSI%252FAAAAAAAAABw%252FY24tSLS5TEg%252Fs320%252Fbig-captain-tsubasa-song-of-kickers-shoot-1-ost.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Flittlenewslittle.blogspot.com%252F2012%252F05%252F10-film-kartun-terfavorit-pada-masanya.html%3B320%3B320
Setiap saat bayang selalu hadir menerpa
Walau pikiranku selalu dipenuhi kebohongan
Namun semua, membuatku sangat suka
Karena semua beban berat tak kurasakan

Rasa itu selalu ada dalam hatiku
Membuat gelora membara di setiap langkahku
Genggam erat semangat di tiap nafasku
Oh kini, semuanya telah mulai berubah...

Kebahagiaan bukan kebohongan
Kan kubuktikan semuanya pada-MU
Bahwa diriku telah banyak berubah
Karena diri-MU

Kepercayaan kunci kemenangan
Kan kutuliskan di dalam ingatan
Memberi Kasih dan Kekuatan
Hingga ku bahagia.

Jumat, 30 Agustus 2013

KATA HATI


Bukan ia batu
Bukan mesin, bukan mesiu
Ia manusia
Sepertimu

                Ingin sama dalam ilmu
                Ingin sama dalam karya
                Ingin sama dalam dialektika
                Ingin sama dalam takwa
                Ingin sama dalam guna

Dan di dalam
Tak ingin pula fitrah-fitrah ditinggalkan
Sebabnyalah ia dimuliakan

Tak perlu mahkota berpermata atau singgasana bertatah mutiara
Tidak pengaguman, pengagungan, apalagi penguasaan
Tak pula takhta menikam ego mulia

Cukup pelibatan sebagai manusia
Adil
Sewajarnya
Dalam persaudaraan semesta



ruangbiru 22.37 010413

Marahmu, Kendalikan!


Bondan pulang sekolah dengan keringat bercucuran. Hatinya panas, sepanas matahari siang itu. Ia sedang kesal karena ban sepedanya bocor di tengah jalan, padahal uang sakunya terlanjur habis untuk jajan. Terpaksa ia tuntun sepedanya sampai rumah. Sesampainya di rumah, ia ingin langsung makan lalu tidur karena lapar dan kelelahan. Akan tetapi, dilihatnya meja makan kosong melompong. Tanpa pikir panjang, jambangan bunga ibunya dibanting hingga pecah berkeping-keping. Sejam kemudian, kakaknya datang dengan membawa bungkusan makanan. Orang tua mereka memang sedang keluar kota, tapi Bondan lupa karena terbakar emosi.

Bandingkan dengan kisah yang ini. Suatu hari di sebuah tempat ibadah, datang seorang laki-laki dari kampung nun jauh di pelosok negeri. Tanpa menghiraukan orang-orang yang tengah berkumpul, ia buang air di sudut bangunan. Para jamaah kaget dan siap menghajar laki-laki ngawur itu. Tetapi dengan sigap pimpinan mereka ambil tindakan. Jamaah yang sedang marah ditenangkan, orang kampung tadi dibiarkan menuntaskan hajatnya terlebih dahulu, lalu diajak bicara dengan wajah penuh senyuman bercahaya.

ruang tersembunyi yang adeeem bgt, gambar browsing dari google dgn kata kunci 'es', hehehe

“Ah, kita kan tak selevel dengan Nabi,” tukasmu sinis. “Kalau Nabi, wajarlah bisa tak marah sama sekali!”

Ya, cerita yang kedua memang cuplikan dari kisah hidup Nabi kita. Tapi hei, bukan berarti karena kita bukan Nabi lantas kita pantas marah-marah seenak hati. Justru kemarahan itu tantangan besar yang harus ditaklukkan oleh diri kita sendiri.

Ngomong-ngomong soal marah, jadi ingin merenungi hidupku sendiri. Aku dulu gampang marah. Parahnya, sekali aku marah, kemarahan itu tercetak nyata di wajah, suara, dan semua gerak-gerikku. Tak jarang ini menimbulkan masalah baru.

Hingga pada suatu hari, aku menemukan cara untuk menenangkan diri. Jika sedang marah, aku membayangkan sebuah ruangan yang gelap dan sepi. Tempat yang tak pernah terjamah orang lain, ia sepenuhnya milikku. Di sana sangat aman, aku bebas menyembunyikan segala aib, rahasia, asa, dan juga cinta :) Termasuk pula rasa marah, entah itu yang memang seharusnya ada, maupun yang tak seharusnya ada. Tempat itu ada di salah satu sudut dalam hatiku.

Pemikiran ini mulai muncul sejak aku mengikuti salah satu training kepemimpinan. Di sana, ada yang diam-diam menancap begitu dalam di benakku; nasehat bijak seorang kakak. Kala itu, dia sang pembicara bertutur pada forum, “Seorang pemimpin harus selalu punya ruang tersembunyi dalam dirinya untuk menyembunyikan segala kekecewaan.”

Jlebb. Begitu saja pesan itu menikam pusat memori di hatiku. Tanpa penolakan, tidak ada bantahan, tak sempat terbersit sedikitpun keragu-raguan. Aku yang pada saat itu tergolong orang yang sangat mudah marah, mendadak memiliki  paradigma baru tentang kemarahan. Bahwa ternyata, tidak selalu kita berhak marah untuk apapun yang kita mau. Benarlah kata pembicara itu..

Saudaraku, sejatinya setiap kita adalah pemimpin. Minimal pemimpin bagi diri kita sendiri. Yang namanya pemimpin itu pasti akan selalu besinggungan dengan berbagai urusan di luar dirinya. Ada yang tidak sepakat atas keputusan yang kita buat. Banyak orang tidak melakukan apa yang menurut kita ‘seharusnya…’. Saat kita mengajukan ide untuk perubahan yang positif, ada saja yang tidak memahami maksud baik kita dan justru menyalahkannya.  Bisa juga tiba-tiba seseorang datang dan menghancurkan sebuah rencana sempurna, padahal awalnya dia tidak ada hubungannya dengan rencana kita.

Kecewa. Marah. Lantas itu yang muncul? Wajar. Sangat manusiawi jika rasa itu hadir. Namun bukan berarti kita boleh kalah pada amarah, lalu emosi diperturutkan hingga kemudian segalanya jadi makin berantakan.
Setidaknya, jaga agar muka jelekmu tidak tertangkap oleh mata-mata lugu tak bersalah yang sedang punya urusan lain juga denganmu. Mereka tak layak jadi tempat pelampiasan marah itu. Janganlah kau cederai hati mereka. Ditambah lagi, kau harus ingat bahwasanya hati tiap-tiap orang  itu tidak sama tekstur serta kerapuhannya.

Ada kotak peredam kecil dalam diri kita—yang—bila digunakan sebagaimana mestinya, kita akan merasa jauh lebih baik di dalam, dan yang  di luar juga bisa berjalan dengan lebih mulus tertata. Kotak peredam ini hanya bisa dioperasikan oleh pemiliknya sendiri. Kalau ia berfungsi dengan baik, secara psikologis kita akan merasa jauh lebih tenang, mampu menjadi jernih dalam memandang persoalan. Dalam kehidupn sosial, kita akan dikelilingi oleh orang-orang yang ternyata bisa lebih menyenangkan daripada yang kita kenal sebelumnya, padahal orang-orangnya sama. Dan bukan mustahil, prestasi dan karir kita akan melejit bahkan tanpa diduga-duga. Itulah dahsyatnya manfaat pengendalian emosi.

So, jangan mau terus-terusan jadi orang pemarah. Kalau kau mulai marah, temukan segera kotak peredam itu, lalu gunakanlah pada saat yang tepat. Tidak sulit melakukannya, asal kau tidak lupa minta Tuhan memudahkannya.

Terima kasih banyak untukmu yang sudah sudi menyempatkan diri membaca coretan ini. Dan salam semangat untuk Orang Sanguinis dimanapun berada. Calm down ^_^
Untuk diriku sendiri yg selalu saja diuji..


Rie Ramadlani, thanks to Bakarsateflp 250813 13.00

Kamis, 29 Agustus 2013

Di Atas Awan

Aku menyukai lagu-lagu. Salah satunya ini,


"Cinta satukan hati
Kuatkan jiwa menghadapi dunia
Segala cinta dan luka
Kuatkan semua persahabatan
Kita penantang impian
Di atas awan kita kan menang
Kita penakluk dunia
Di atas awan kita kan menang, menang
Bila kau merasa sedih
Ingatlah bahwa kau tak sendiri
Tanpamu tak akan sama, tanpamu semua berbeda
Kisahmu juga kisahku, selalu bersama
Kita penantang impian
Di atas awan kita kan menang
Kita penakluk dunia
Di atas awan kita kan menang, menang
Melangkah di bawah mentari yang sama
Mencari tempat kita di masa depan
Berjanji kita tak akan putus asa
Walaupun semua tak akan mudah
Kita penantang impian
Di atas awan kita kan menang
Kita penakluk dunia
Di atas awan kita kan menang"
-Nidji, Di Atas Awan (OST 5cm)





Tanpamu tak akan sama, tanpamu semua berbeda


Melangkah di bawah mentari yang sama
Mencari tempat kita di masa depan
Berjanji kita tak akan putus asa
Walaupun semua tak akan mudah