Kuliah, menikah, jadi PNS...
Yang mana dulu?
Mana yang mesti kuprioritaskan dulu?
Mana yang lebih mendekatkan pada syurga?
oh Allah...
Aku hanya ingin beribadah...
Kuliah berarti aku harus mengumpulkan uang lagi, mengumpulkan informasi beasiswa lagi, belajar Bahasa Inggris mati-matian lagi, cari sertifikat bahasa lagi, melamar-lamar lagi, dan menunggu dalam tawakkal...
Namun itu bermakna aku menjiwai hidupku, menjadi diriku, dan mensyukuri nikmatMu.
Jadi PNS berarti aku membunuh waktu sambil mempersiapkan diri, memantau perkembangan informasi, belajar, menyisihkan sebagian uang untuk bolak-balik tes lagi, menunggu, dan berpasrah...
Namun itu bermakna bakti, cinta, dan perjuangan menatap realita.
Menikah? Berarti aku harus segera kembali jadi diri sendiri, memberanikan diri matur ke mereka lagi, merevisi biodata dan menuntaskan proposal dari 0 lagi... mengungkap rahasia terdalamku.. meminta mereka menyampaikannya padamu.. menahan malu, cemas, dan harap.. menunggu.. berdoa..
Namun itu berarti aku memperjuangkanmu, memperjuangkan kita.
Dan aku tidak tahu kesudahan dari itu semua.
Pasti akan ada jawaban Ya, Tidak, atau Nanti.
Tapi aku tidak tahu yang mana yang harus kumulai.
oh Allah...
Rasanya sudah saatnya harus ada perubahan lagi dalam hidupku. Tapi dari sisi apa, aku betul-betul tidak tahu.
Oh ya, benarkah harus aku yang mengajukan diriku? Tidakkah lebih elok jika aku tenang menunggu?
Sayangnya aku benar-benar tidak paham apa yang menghambat langkahmu. Dan entah bagaimana aku mencari tahu. Hanya bisa berharap kau masih dalam lingkaran yang sama denganku, sehingga jembatan yang kuharapkan bisa menyampaikannya padamu.
Inilah aku.
Sudah hampir sepuluh tahun. Ingin kusudahi dengan akhir yang pasti. Lebih baik kurendahkan diri daripada terkatung dalam kesamaran, dalam harap dan cemas yang tiada tepi.
Tapi kapan?
Sekali lagi, yang mana dulu?
Karena.. hasil istikhorohku_*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar