Who Amung Us

Sabtu, 30 September 2017

Mempertahankan Rumah Tangga

MATERI KELUARGA SAMAWA :
Mempertahankan Rumah Tangga adalah Seni Memainkan Peran

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَه


MEMASUKI sebuah pernikahan bukan hal yang mudah. Kita ditempa begitu banyak pelajaran hidup yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Ada yang langsung siap dengan berbagai kondisi, tak jarang juga yang terkaget-kaget dengan 'pelajaran baru' yang asing baginya.

Usia tidak secara otomatis bisa menjadi patokan suatu kedewasaan. Justru pengalaman dan yang lebih penting memiliki nyali tuk mengarunginyalah yang membuat kita lebih bisa bertahan. Tak jarang pernikahan yang sudah dewasa dan ekonomi mapan pun tak menjadi jaminan pernikahan itu langgeng dan minim perselisihan.

Tentu setiap pasangan berbeda menyikapi problematika rumah tangganya. Masalah satu dengan lainnya tak bisa di generalisir.

Misalnya sama-sama masalah ekonomi yang tak cukup.

Si istri ridha membantu suaminya walaupun kemudian pendapatan si istri lebih besar dan mereka tak mempermasalahkannya.
🔹Ada lagi dengan latar yang sama, si istri merasa seperti sapi perahan hingga cuma dia saja yg berusaha. Walau sebenarnya suami juga sudah berusaha.

Dan pada kasus yang sama justru si suami merasa 'kelaki-lakiannya terganggu' karna si istri harus ikut mencari nafkah.

Ada juga si istri yang lebih besar penghasilannya itu membantu suaminya,dan keluarga mereka tak masalah justru dari pihak keluarga perempuan merasa keberatan dan mengusik ketenangan keluarga kecil mereka.

Kalo mau ditarik garis peran yang sebenarnya, memang idealnya yang mencari nafkah adalah suami dan itu hukumnya wajib. Jika seorang istri ridha apapun yang didapatnya tanpa mengeluh kurang, ya tentu tak perlu lagi si istri membantu mencari nafkah tambahan.

Tapi jika keluarga itu merasa perlu peran istri untuk membantu perekonomian keluarga dan tak mempermasalahkan penghasilan istri lebih besar, tentu ini tak menjadi konflik karna saling membangun satu sama lain.

Tapi jika suami tak mampu mencukupi kebutuhan keluarga tapi si istri terus saja merasa dia yang lelah mencari tambahan, sebaiknya berfikir ulang, tujuan apa sebenarnya yang ingin dibangun.

Ya, semua jalan adalah pilihan. Itu baru dari contoh ekonomi. Tapi konflik ekonomi masih banyak lagi. Termasuk life style dan lain-lain.

Belum lagi jika permasalahan keluarga yang lainnya. 'Rumput tetangga lebih hijau'. Dan masih banyak lagi.

Mempertahankan rumah tangga adalah seni. Seni memainkan peran. Banyak lelakon yang kita perankan. Memiliki komitmen dalam rumahtangga sebagai rule yg sakral tuk dilanggar, salah satu cara mempertahankan rumahtangga. Bagaimana jika di langgar padahal tetap ingin mempertahankan rumahtangga? Masing-masing pihak harus legowo tuk kembali membangun komitmen awal lagi. Maka, tak perlu mengungkit hal yang sudah disepakati tuk tutup buku. Namun ini butuh waktu recovery. Jika tak mampu dan tetap terluka, maka jangan berharap rumahtangga itu mampu bangkit dari permasalahan sesudahnya.

Apapun keputusan yang kita ambil, renungkan panjang,  baik buruknya, sehingga tak lagi menjadi penyesalan yang tak berkesudahan. Karena sejatinya, rumah tangga merupakan proses belajar yang tiada henti dan tanpa lelah. Sehingga mempertahankannya adalah kelulusan setelah kehidupan.


•┈┈•┈┈•⊰✿📚✿⊱•┈┈•┈┈•

Wallaahu A'lam Bish-Showwaab...
Wallaahu Waliyyut Taufiq

Semoga bermanfaat bagi Penulis dan bagi Para Pembaca Yang Budiman. Baarokallaahu Fiikum. Hadanallaahu Wa Iyyaakum Jamii'an. Yassarallaahu Lanal Khairo Haitsuma Kunna...

سبحا نك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

•═════ஜ✽✿۩❁۩✿✽ஜ═════•

~ Abu Hashif Wahyudin Al-Bimawi ~

Bone - Sulawesi Selatan
Kamis, 8 Muharrom 1438 H / 28 September 2017 M


Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala

 •┈••••┈••• ◈✹🍁☝

Renungan Copas WA

[09:48, 1/10/2017] +62 856-4703-7462: 🤔
RENUNGAN

Hidup selalu terbungkus oleh banyak lapisan. Kita hanya melihat lapisan luar & tidak tahu isi dalamnya...

Kita hanya melihat, wah.... pengusaha itu hebat, rumahnya besar, mobilnya mewah, hidupnya bahagia sekali...
... Padahal dia lagi stress & hidupnya penuh hutang, kerja keras hanya buat bayar bunga pinjaman, semua asetnya sudah jadi milik bank...

Huaaa... pasangan anggun yg hadir di acara reuni itu begitu serasi & mempesona, mrk pasti hidup harmonis & bahagia...
Padahal hidup mrk penuh dgn kebencian, saling menuduh, menghianati & menyakiti, bahkan sudah dlm proses perceraian & bagi harta...

Lihat pemuda itu, lulusan Harvard dgn nilai cumlaude, pasti mudah dpt kerja, gaji besar, hidupnya pasti bahagia...
Padahal dia kena PHK sudah 10x, jadi korban fitnah di lingkungan kerjanya. Sudah 2 bulan belum dapat job baru...

Woww... Ibu muda itu, selalu ke pub clubbing & diskotik, dia punya byk waktu, gak perlu pusingin kerjaan rumah, hidupnya enjoy banget, dia pasti bahagia....
Padahal batinnya hampa & kesepian, jiwanya merintih. suaminya tak pernah menghargai & mengasihinya...

Lihat tetangga kita anaknya sudah besar2 semua, bapak ibunya sudah boleh santai & tenang, mrk pasti bahagia, namun kenyataannya org tua mrk tak pernah bisa tidur nyenyak, anak2nya tak berbakti, suka judi & narkoba.

Kita selalu tertipu oleh keindahan di luar & tdk tahu realita yg di dalam.

Sesungguhnya semua keluarga punya masalah. Semua org punya cerita duka. Begitulah hakekat hidup.

Janganlah menggosip tentang masalah org, sebenarnya siapapun tidak mau mengalami masalah tp manusia tak luput dr masalah.

Jangan mengeluh krn masalah. Hayatilah makna dibalik semua masalah maka semua masalah akan membuat hidup menjadi bermakna!

Jangan bandingkan hidupmu dgn orang lain, krn orang lain belum tentu lebih bahagia dari kita......

SEBUAH MASAKAN, menjadi SEDAP, karna
DIMASUKKAN bumbu-bumbu yg "dipilih" oleh KOKI yg memasaknya.

Begitupun, SEBUAH KEHIDUPAN, menjadi INDAH karna MASUKNYA ORANG-ORANG yg Tuhan "ijinkan" dalam kehidupan seseorang.

Ada yg MASUK spt KUNYIT, walau penampilan nya jelek, tapi sanggup memberi "WARNA INDAH" yg sulit dilupakan.

Ada yg MASUK spt BAWANG MERAH yg semakin lama bersamanya, semakin banyak
"AIR MATA" yg tertumpah.

Ada yang MASUK, spt LADA walau nampak kecil halus, tapi memberi "KEHANGATAN”.

Ada juga yg MASUK, spt CABAI, yg "menipu"
dengan warnanya yg menarik tapi membuat "KERINGAT" bercucuran DAN PEDIH.

Ada yg keras dan harus digilas, ada yg lembut dan cukup ditaburkan. Ada yg hadir hanya sebagai pengharum dan ada juga yg hadir untuk menentukan rasa.

JAGALAH dan JANGAN SIA-SIAKAN..
Mereka yg MASUK memberi KEBAIKAN dalam hidupmu ..!

SYUKURILAH dan JANGANLAH MEMBENCI..
mereka yg MASUK "menyakiti" hidupmu, karna, merekapun juga "berperan" MENYEDAPKAN pribadimu.!

SEMUANYA ITU, Tuhan ijinkan "MASUK", untuk MERUBAH, segala yg "tidak baik" yg ada dalam pribadimu, Utk MENJADI lebih BAIK..! Tuhan mengolahmu dan membentukmu untuk jadi sajian yang sedap bagi semua orang. Namun kehadiran dirimu juga turut menjadi penyedap bagi hidup orang lain.

Hidup itu hanya tentang melihat dan dilihat, jadi jangan hanya melihat apa yang terlihat...
Jangan mudah menyimpulkan dari apa yang terlihat..

Ayo, mulai sekarang bersyukur senantiasa dengan apa yang ada pada kita...

Stop Comparing ... !!!

Minggu, 24 September 2017

Tak Jelas Judulnya

Satu per satu,
Yang pernah ku perhitungkan
Melangkah lebih dulu

Pilihan yang tersisa tinggal sedikit
Kamu tetap yang terbaik
Serasa mengerucut

Jika saja hidup ini seperti permainan game sederhana,
Mungkin kita akan berakhir bersama

Tapi entah

Hidup ini diatur oleh Yang Maha Kuasa
Dan aku tak berdaya, hanya ikut alur takdirNya

Kita akan berakhir bagaimana?
Positif ataupun negatif,
Semoga semua tetap bahagia

8 AGRESIVITAS PADA ANAK

Cinta Anak
8 AGRESIVITAS PADA ANAK
1. Menjambak
Rambut menjadi sasaran empuk sikap agresif anak, karena lazimnya mudah dilihat, dijangkau, dipegang, dan ditarik-tarik oleh anak. Apalagi jika rambut yang dimiliki “lawannya” panjang dan lebat.
Penanganan :
Orang tua hendaknya menanyakan kepada anak, mengapa ia tega menjambak rambut temannya. Bisa saja anak merasa kesal, misalnya karena pandangannya saat menonton teve terhalang oleh rambut si teman tersebut. Akhirnya, tak ada jalan lain, ia menjambak rambutnya.
2. Memukul
Inilah cara yang paling sering dilakukan anak untuk menunjukkan agresivitasnya. Apalagi selama ini banyak film beraroma keras yang ditontonnya di televisi. Tak heran jika anak merasa kesal, ia mengungkapkannya lewat cara memukul.
Penanganannya :
Cegah perilaku tersebut. Saat anak mau memukul, orang tua harus segera menangkap tangannya, lalu katakan, “Memukul itu tindakan yang tidak baik, karena bisa menyakiti. Jangan kamu lakukan itu, ya?” Beri juga batasan apa saja yang boleh dan tak boleh dilakukan saat bermain bersama teman-temannya.
Jelaskan pula, kalau ia menginginkan mainan yang ada di tangan temannya, mintalah secara baik-baik. Bukannya mendorong atau memukul sang teman. Demikian pula jika permainan itu harus mengantre, maka orang tua menjelaskan kepada nak bahwa dirinya harus antre terlebih dulu.
Jika anak tetap juga memukul, maka orang tua harus segera membawa anak pulang ke rumah. Jangan tunggu sampai dia melakukannya 2 atau 3 kali, baru orang tua bereaksi. Anak harus tahu peraturan yang dikatakan orang tua berlaku konsisten.
Ajak anak untuk berdialog. Jelaskan, dia boleh bermain mobil-mobilan lagi, asal dia berjanji tidak mengulangi tindakan agresifnya. Cara ini jauh lebih efektif daripada orang tua berteriak-teriak atau bahkan memukul anak.
3. Mencubit
Meskipun jarang, cubitan juga merupakan cara ampuh bagi anak untuk “berkomunikasi” dengan teman lainnya. Apakah ia menginginkan sesuatu, kesal atau melampiaskan reaksi emosinya.
Penanganan :
Sama denganmenangani perilaku memukul, yaitu denganmencegah danmemberi penjelasan bahwa perilaku tersebut sangatlah buruk. Ajari juga untuk mengungapkan keinginannya lewat kata-kata.
4. Menggigit
Menggigit adalah salah satu bentuk refleks anak saat menghadapi ancaman yang dating kepadanya. Di usia ini, fase oral masih berpengaruh. Ia akan menemukan kenikmatan lewat gigitan mulutnya. Tak jarang pula, ada rasa penasaran tentang apa yang dihadapinya, “Seperti apa, sih, rasanya kulit? Mungkin manis.”
Penanganan :
Tanyakan pada anak, kenapa dia sampai menggigit, karena bukan tak mungkin penyebabnya adalah rasa lapar. Katakan kepadanya, “Kalau kamu ingin makan, bilang saja.”
Penting diperhatikan, jangan sekali-kali membalas gigitan anak dengan gigitan, karena orang tua secara tidak langsung mengajarkan cara balas dendam.
Pun, jangan sekali-kali menganjurkan anak untuk membalas apa yang telah dilakukan temannya. Kalau anak kita digigit, jangan memintanya untuk balas menggigit. Balas dendam tidak akan menyelesaikan masalah.
5. Merusak Mainan
Ada juga anak yang bersikap agresif terhadap mainan. Jika dosodorkan satu kepadanya, maka ia akan segera mempreteli, merusak, bahkan membanting mainan tersebut. Gejalanya, semua mainan yang disodorkan tanpa ba-bi-bu magi akan langsung dirusaknya.
Penanganan :
Orang tua harus jeli melihat sikap seperti ini. Bukan tak mungkin hal itu dilakukan karena didorong rasa keingintahuan yang besar. Sikap ini jelas tidak berdampak negative, bahkan bisa mengasah kreativitas anak. Dengan cara begitu, anak jadi tahu komponen-komponen dalam mainan tersebut alias ia semakin tahu tentang mainannya. Penyebab lain, bisa saja anak sudah bosan dengan mainan-mainan tersebut.
Sebelumnya, orang tua harus memberi penjelasan saat menghadiahi anaknya mainan. Terangkan, mainan ini boleh dibongkar, tpai tidak boleh dirusak. Jika tidak, anak akan berpikir, semua mainan bisa diperlakukan seperti itu.
6. Menyakiti Binatang
Bisa terjadi, tangan dan kaki si batita seperti tak pernah mau berhenti menjahili binatang. Kadang memukul, menendang, menceburkannya ke air, bahkan mengikatnya di atas pohon.
Agresivitas semacam ini, yang menyasar benda-benda hidup, seperti binatang memang sudah harus diwaspadai. Bisa saja di lain waktu, ia menerapkan agresivitasnya pada manusia, dan terus menjalar hingga ia dewasa kelak. Bukan mustahilkalau dibiarkan, anak akan menemukan kesenangan terhadap apa yang dilakukannya, missal senang melihat ayam yang dilemparnya berciap-ciap kesakitan. Ini, sudah tidak wajar.
Penanganan :
Jelaskan kepada anak, binatang juga memiliki indera perasa seperti halnya manusia. Saat dipukul, dia juga akan merasa sakit, atau binatang juga merasa tidak nyaman jika diikat.
7. Menjerit
Menjerit merupakan salah satu ekspresi anak dalam mengungkapkan emosi. Tak jarang perilaku ini dibarengi perilaku agresif lainnya, seperti menangis, memukul dan menggigit. Biasanya, muncul saat ia menginginkan sesuatu yang tidak bisa diraih, atau saat dirinya merasa tidak diperhatikan. Misalnya, saat anak minta dibelikan jajanan, mulanya ia hanya menarik-narik baju orang tua, tapi karena tidak direspon, ia akan menjerit seraya menggigit tangannya.
Penanganan :
Orang tua harus selalu merespon sikap anak. Jika ia menginginkan sesuatu, segera penuhi keinginannya. Jika orang tua memang menganggap permintaannya tidak perlu dipenuhi, berikan pejelasan kepadanya, seperti, “Wah, Ibu enggak bisa membelikanmu barang itu, karena terlalu mahal. Cari barang lain saja, ya?”
8. Meludah
Walaupun jarang, sikap ini termasuk salah satu bentuk agresivitas yang dilakukan anak. Sikap demikian biasanya muncul pada saat ia melihat ancaman atau ketidaknyamanan terhadap dirinya. Sikap ini jelas negative, selain menjijikkan, juga dinilai sangat tidak sopan. Sikap ini biasanya diperoleh lewat peniruan dari lingkungan.
Penanganan :
Jika melihat kejadian tersebut, orang tua hendaknya memberikan penjelasan bahwa kebiasaan itu sangatlah buruk dan tidak pantas dilakukan. Jika tidak mempan juga, beri ia sanksi, misalnya dengan melarangnya bermain bersama mainan kesukaannya untuk sementara waktu.
PENYEBAB AGRESIFITAS
a. Frustasi
"Usia 2 atau 3 tahun merupakan usia transisi awal, yang ditandai dengan keinginan besar pada diri anak untuk menjadi mandiri. Tapi di sisi lain, kemampuan bahasa anak belumlah optimal. Kemampuan verbal dan perbendaharaan kosakatanya masih terbatas. la tidak bisa mengungkapkan sesuatu yang diinginkan atau yang tidak diinginkan dengan jelas alias bahasanya tidak mudah dimengerti orang dewasa."
Nah, kedua perkembangan ini bak jurang pemisah yang menyebabkan anak terpaksa mengeluarkan jurus-jurus maut agresifnya. Cara itu diyakini anak sebagai cara yang paling mudah dan efektif dalam mengungkapkan emosi atau keinginannya. Misal, Andri menggigit Dina karena ia menginginkan mainan yang sedang dipegang oleh temannya itu. Atau, ia tak suka makanan yang disodorkan ibunya. Namun karena ibunya tidak segera mengganti makanan tersebut, akhirnya si anak melemparkan makanan dan piringnya kepada si ibu.
b. Meniru
Anak umur 3 tahun ke bawah sangat suka meniru. Semua tenonena di dalam lingkungar dipotretnya sebagai acuan rntuk bersikap dan bertingkah-laku. Misalnya, saat melihat orang tua marah lalu memukul kakaknya, maka si kecil pun mencoba meniru perlakuan tersebut. la beranggapan, saat marah berarti saya boleh memukul, dong.
c. Eksistensi Tak Diakui
Sifat agresif juga bisa muncul karena tidak ada respon atas sikapnya. Saat anak menggigit orang tua karena kesal, orang tua justru tertawa-tawa melihat sikapnya. Cara ini jelas membuat anak bingung, apakah tindakan yang dilakukan itu positif atau justru berdampak negatif? "Akibatnya, pada kesempatan lain, anak juga akan menggigit temannya jika merasa kesal atau keinginannya tak terpenuhi."
Selain itu, agresivitas juga dilakukan jika cara-cara normal tidak ditangapi. Misal, "Ma Adek enggak suka film itu." Tapi ibunya cuek saja. Anaknya mengulangi lagi hingga kedua dan ketiga, tapi tidak juga dijawab. Akhirnya, "Prang!" si anak melemparkan botol kepada sang ibu atau memukul.
d. Ego Masih Besar
Anak usia ini masih memandang sesuatu dari sudut pandangnya sendiri (egosentris). Saat anak menginginkan sesuatu, semua harus terpenuhi. Demikian pula saat ada mainan di hadapannya, semua harus menjadi miliknya. Bila ada yang mengganggu atau melarang dan anak merasa tak senang, maka munculah jurus agresifnya, entah memukul, menjerit, atau dilampiaskan dengan sikap negatif lainnya. Kalau ditanya anak akan menjawab, "lni mainanku, kok, direbut, sih.”
e. Tidak Tahu Akibat
Anak belum tahu bahwa sikap agresif tidaklah baik. la hanya tahu bahwa sesudah itu temannya pasti menangis, tapi hanya sebatas itu. Kalau penjelasan lewat kata-kata dirasa tidak mempan, berikan contoh konkret bahwa menggigit itu menyakitkan. lngat, memberi contoh tidak boleh sama dengan tindakan membalas yang harus dihindari. Gigitlah tangan anak dengan pelan, setelah itu beri penjelasan, "Tuh, digigit itu sakit, kan? Makanya jangan menggigit orang sembarangan."
f. Belajar Bertahan
Anak di usia ini sudah mulai belajar mempertahankan diri. Hal itu dilakukan jika ia merasa mendapat gangguan atau ancaman dari Iuar. Caranya, dengan menunjukkan perilaku-perilaku agresif. Misal, saat melihat mainannya diusik, ia akan merebutnya kembali. Kalau perlu dengan memukul atau mendorong si teman tersebut.
g. Asyik Melihat Sebab Akibat
Anak usia ini kadang menikmati apa yang telah dilakukannya. Saat ia melihat teman tersebut menangis akibat ulahnya, saat itulah timbul rasa senangnya. Karena asyik, maka ia akan terus melakukan perbuatan tersebut. Terlebih bila orang tua membiarkan perilaku agresivitasnya. Padahal kebiasaan ini perlu diwaspadai karena keasyikan menyakiti orang lain akan berdampak negatif terhadap perkembangan mental anak. Bukan tidak mungkin, sifat ini akan terus terbawa hingga dewasa. Anak jadi senang menyakiti orang lain.
Sumber: Nakita No.213/V/Mei 2003

⁠⁠⁠Otot Kebahagiaan


Pernah nggak anda dengar orang ngomong,"Wah ini orang masa kecilnya kurang bahagia!" Mungkin ngomongnya langsung kepada anda atau anda mungkin pernah bilang begitu juga kepada orang lain.

Kalau sampai ada yang ngomong gitu ke anak saya, sungguh saya akan protes. Karena segenap upaya telah saya lakukan kepada anak-anak kami untuk membahagiakan mereka. Tujuannya sederhana, agar otot bahagia mereka terlatih.

Jika otot bahagia sudah kekar, kuat dan terbentuk, maka otot semacam ini mampu mengangkat beban apapun. Orang semacam ini punya banyak memori bahagia dalam hidupnya. Hasilnya, ia terbiasa untuk menikmati hidup.

Apakah hanya jalan-jalan, piknik dan kasih hadiah?? Oooh tentu tidak. Saat anak pertama kami berusia 6 bulan, ia sudah terbiasa berziarah baik ke makam kakeknya, leluhur atau para ulama, usia 2 tahun, is sudah diajak ke kamp pengungsian saat banjir besar melanda Jakarta. Usia 3 tahun, ia sudah diajak mendaki gunung hingga ke puncak. Demikian pula kedua adiknya.

Jadi, apakah harus melulu ke mal, objek wisata dan jalan-jalan saja?? Nggak juga.

Mereka sering kami ajak berpetualang agar memiliki banyak memori baik dalam hidupnya. Kalau waktunya terbatas, seringkali kami hanya lepas di playground, mereka juga sering dilibatkan dalam aktifitas kami baik dalam maupun luar negeri. Saya ingin ajarkan mereka bahwa bekerja sembari senang-senang itu juga bisa.

Kami kenalkan dengan para tokoh, selebritis hingga ulama. Biarkan mereka terbiasa berada ditengah-tengah orang hebat. Kadang kami gilirkan siapa yang harus ambil tiket parkir, bayar tol, berbagi ke pengemis dan keliling tetangga membagikan bingkisan. Biarkan mareka terasah kecerdasan emosinya.

Kami kadang masuk hutan, mencari air terjun, memberi makan binatang, main masak-masakan sampai masak bareng-bareng (seringnya sih pesta seafood), itikaf di masjid, berlayar, karaokean, main hujan bareng dan hal-hal sepele lainnya.

Saya hanya ajak mereka untuk merasakan. Merasakan semua jenis moda transportasi. Perahu, kapal perang hingga becak dan bajai, segala merk Mobil. Abangnya keranjingan Lamborghini dan anak kedua kami bahkan pernah mengencingi Jaguar terbaru hehehe. Ajaklah ke pameran - pameran biarkan mereka melihat, merasakan, mengalami hal-hal baru.

Tapi ingat, jangan berikan kesempatan apapun yang berpotensi merusak kebahagiaan mereka. Sejak lahir, tak kami berikan sedikitpun kesempatan menyaksikan acara-acara di televisi. Tidak ada tivi menyala di rumah kami. Kecuali film yang sudah kami pilih di YouTube. Meskipun kadang mereka suka melihat tivi, tapi kami harus edukasi kembali perihal apa yang mereka tonton.

Kami hanya instruktur. Kami pelatih mereka agar otot bahagianya kokoh dan kuat. Waktu kita singkat, boleh jadi mereka sebentar lagi lebih sibuk dengan teman-temannya. Sementara fase terpenting dalam hidup mereka tak boleh hanya berisi gadget, tivi, mal, dan ingatan bahwa orang tuanya sibuk bekerja.

Salam Spektakuler!

[BULLYING] ANAK KITA : PELAKU, KORBAN ATAU PENONTON?



Sekitar sebulan yang lalu di Sukabumi-Jawa Barat, SR anak kelas 2 SD tewas dibully teman sebayanya. Berawal dari sering ejek, korban dan para pelaku menjadi sering terlibat perkelahian. Terakhir, korban tak hanya dipukuli. Ketika sudah terkapar, telinga korban disumbat menggunakan keripik dan disiram dengan minuman ringan.
http://kaltim.tribunnews.com/2017/08/09/sadis-anak-sd-jadi-korban-bully-teman-sebayanya-hingga-tewas-telinga-korban-disumbat-pakai-ini?page=3

Belum lagi nyeri dihati hilang, dua pekan yang lalu persisnya 4 September terjadi hal yang lebih parah di Bekasi. ST (7) dan BN (7) melakukan perbuatan tak senonoh terhadap teman perempuannya ketika jam istirahat sekolah. Korban sedang ke toilet untuk buang air, tapi mendadak kedua pelaku menerobos masuk dan mencabuli korban. Kemudian tiga temannya datang lagi namun tidak melerai, malah menonton.
Perbuatan cabul itu pun dilakukan beberapa menit hingga jam istirahat habis. Usai melakukan perbuatannya, pelaku mengancam jika korban melaporkan.
https://www.merdeka.com/peristiwa/2-bocah-sd-di-bekasi-cabuli-temannya-di-toilet-sekolah.html

Bagaimana perasaan Anda dan apa yang Anda pikirkan?

Lepas dari peristiwa diatas, dalam beberapa bulan terakhir ini, beberapa teman-teman dalam grup FB Parenting with Elly Risman and Family mengajukan pertanyaan tentang bullying dan berharap saya menulis tentang hal ini, karena mereka semakin kawatir terhadap anak-anak mereka menghadapi situasi sekitar yang semakin tidak bersahabat dan nyaman bagi anak anaknya.

APA ITU BULLYING?

Menurut Dan Olweus (www.Kidscape.Org.Uk), Bullying adalah:
Aktifitas berbentuk agresi/kekerasan dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun mental yang dilakukan secara berulang-ulang.

Jadi perilaku bullying ini benar-benar disadari oleh pelakunya. Mereka dengan sengaja melakukan kegiatannya untuk melukai & menanamkan ketakutan melalui ancaman dan menciptakan teror!
Masalahnya, pelaku ini usianya semakin muda, demikian juga korbannya: 7 tahun. Kenyataan inilah yang menggetarkan jiwa saya dan pastilah juga Anda, sesama orang tua.

YANG MANA ANAK KITA?

Bullying hanya terjadi bila ada : 3 Peran dan 1 Tragedi. Peran-peran tersebut adalah : PELAKU, KORBAN, dan PENONTON, yang untuk memudahkan dalam tulisan ini selanjutnya akan kita sebut sebagai PKP.

Pada umumnya banyak orang tua tidak langsung mengenali peran yang dilakukan oleh anak-anaknya. Bahkan ketika anak menjadi korban sekalipun ada orang tua yang baru sadar anaknya jadi korban ketika kondisinya sudah sangat parah. Apalagi kalau anaknya cuma jadi PENONTON! Yang tentunya sangat tidak mudah dikenali, terutama kalau komunikasi dalam keluarga terhambat, minimal tidak hangat dan tergesa-gesa.. Padahal sesungguhnya masing-masing peran jika tidak diatasi, ada efeknya bukan hanya sekarang tapi juga jangka panjang!

APA YANG JADI PENYEBAB ANAK BISA JADI P-K-P: PELAKU, KORBAN ATAU PENONTON?

Pertumbuhan dan perkembangan kita sebagai anak manusia, kata ahli ditentukan oleh 20% faktor turunan dan 80% faktor Lingkungan.
Jadi apapun anak kita: P-K atau P bisa saja kan ada unsur turunannya baik dari garis kita maupun pasangan kita. Tapi yang lebih menentukan adalah yang 80% yang terdiri dari unsur: KELUARGA, MEDIA , PEER GROUP, SEKOLAH, DAN MASYARAKAT.

Marilah kita urai sedikit dari masing-masing aspek tersebut :

A. KELUARGA:

Kajian yang kami lakukan dari berbagai sumber, menunjukkan bahwa banyak sekali penyebab datang dari sumber keluarga yang bisa kita jadikan cermin untuk berkaca dengan diri kita sendiri.

1. Orang tua tidak siap jadi orang tua, banyak masalah dari masa lalu sehingga dalam mengasuh tidak sengaja mengulang secara otomatis kebiasan dari pengasuhannya sendiri di waktu kecil. Pengasuhan yang dilakukan tanpa ilmu yang memadai dan jarang dilakukan BERDUA suami istri. Umumnya anak disubkontrakkan ke tangan orang lain yang notabene kurang segala-galanya dibandingkan dengan orang tuanya sendiri. Jadi sejak awal anak sudah memiliki berbagai bentuk kecemasan, kurang kelengketan, perhatian dan kasih sayang. Semua tergesa-gesa. Masalah tak sempat teruraikan dan tertangani dengan seksama. Tahu-tahu anak sudah harus bersekolah.

2. Umumnya orang tua tidak sadar bahwa seharusnya mereka merumuskan dan menyepakati TUJUAN PENGASUHAN anak mereka sebagai penunjuk arah kemana anak ini akan dibawa dan anak yang bagaimana yang akan dihasilkan. Akibatnya mengasuh bagaimana lingkungan terdekat mengasuh anak mereka.. Kita hanyut bersama arus yang deras… ber-HP anak orang ber-HP juga anak kita. Punya peralatan games anak orang, begitu juga kita usahakan anak kita. Pengasuhan yang gak punya prinsip sama sekali!

3. Komunikasi BURUK : tergesa-gesa dan seadanya! Bagaimana bisa mengenali keunikan anak dan menyapanya, menyadari bahwa antara adik dan kakak saja berbeda tidak sempat. Itulah sebabnya kita tidak peka terhadap bahasa tubuh yang ditunjukkan anak, tak sempat menebak dan mendengarkan perasaan mereka, apalagi duduk membahasnya dengan dialog dari hati ke hati. Apa yang terjadi kalau kita bicara tak sengaja, kita menggunakan apa yang kami sebut sebagai 12 Gaya Populer Orangtua Berbicara Pada Anaknya, yaitu: Memerintah, Menyalahkan, Meremehkan, Membandingkan, Mencap/label, Mengancam, Menasehati, Membohongi, Menghibur, Mengeritik, Menyindir & Menganalisa.

Kalau anda sebagai anak, apa kira-kira perasaan Anda kalau bertahun-tahun orang tua Anda berkomunikasi dengan Anda seperti itu?
Kalau begitu Anda bisa mencatat sekarang di HP Anda: apa saja kemungkinan perasaan anak Anda sekarang ini?
Nah semua uraian diatas, kira kira akan mendorong anak kita menjadi Pelaku, Korban atau Penonton? Yang mana?

Belum lagi pada kenyataannya perkawinan tidak semuanya berjalan mulus.
Situasi rumah ada yang penuh stres: pertengkaran, agresi dan permusuhan.
Hubungan antar saudara yang buruk, perlakuan tak patut terhadap tenaga penunjang RT dan berbagai hal lainnya.
Kita lupa bahwa anak-anak belajar dari : Mendengar – Melihat - Merasa - Berbuat… baru Berfikir. Sesuai dengan tahapan perkembangan otaknya.
Dititik ini kita bisa menanyakan lagi pada diri sendiri apa yang terjadi di keluarga memproduksi anak yang mana dari P-K-P.

4. Pendidikan agama tidak dilakukan sendiri oleh orang tua, sehingga banyak sekali hal mendasar tentang keyakinan terhadap Allah, kecintaan pada Rasul dan Kitab sucinya tak terbentuk. Pembentukan akhlak, baik sesama manusia: Orang tua dan guru, teman dan yang lebih muda tak terajarkan dengan baik sesuai nash nya. Apalagi menyangkut akhlak dengan binatang dan isi alam lainnya. Perbuatan baik, dan tidak baik, Syurga dan Neraka tak sempat dibahas, ibadah yang baik tak sempat di contohkan. Hari habis dengan belajar, PR dan Les, PR dan Les. Hari berganti Minggu, bulan dan Tahun dan Tahun.. tahu tahu anak pra remaja!

5. Umumnya orang tua tak menyiapkan anaknya memasuki baligh. Tidak tahu bahwa hal itu terjadi lebih cepat karena gizi dan rangsangan dari media. Mereka akan berkilah : ”Aduh.. Gak nyangka cepet banget. Kirain masih setahun dua lagi?” Lha, emang persiapannya cuma seminggu? Apa yang terjadi? Anak ‘sexually active’ tanpa bekal sama sekali. Padahal hatinya padat dengan dendam kesumat dan berbagai perasaan negatif, banyak beban yang dirasa menekan. Apa yang terjadi?
Air laut saja tak bisa ditekan angin. Maka akan terjadi gelombang yang tinggi dan bergulung-gulung, menggulung apa saja dipermukaannya . Kalau sampai menghempas pantai, maka semua ditelannya! Itu air, bagaimana dengan jiwa dan rasa manusia.

B. MEDIA

Sudahlah begitu, dengan alasan cinta, kasian supaya nggak ketinggalan dari teman-temannya, kita fasilitasi anak-anak kita dengan berbagai macam games, HP, atau laptop yang dengan itu mereka bisa mengakses atau bermain games. Kalau tidak sanggup ya kasih uang Rp 3000 – 5000 untuk ke rental PS atau warnet. Luar biasa banyaknya games yang dimainkan anak yang sarat kekerasan. Tidak pantas kalau saya berikan contoh-contoh games tersebut di sini. Tapi kalau dalam seminar tentang ‘Bullying’ dan ‘Kecanduan Games’, ini saya bahas dengan cermat. Yang saya ingin jelaskan adalah karena banyak dan lamanya anak bermain games itu membuat mereka tidak bisa lagi membedakan mana: ”realitas dunia maya, mana reakitas dunia nyata”. Mereka melakukan apa yang mereka nikmati di dunia maya ke dunia nyata. Nonjok dan nendang terus. Mengapa? Karena kalau dalam permainan seperti smack down akan ada tanda “bip” dipojok atas yang menunjukkan warna. Kalau kuning tonjokan hanya : bahaya. Tapi kalu merah berarti pendarahan dalam. Penonton dalam games gak boleh dan gak bisa menolong, dia hanya menyaksikan saja. Ingat kasus anak perempuan yang dianiaya dalam kelas di Bukit Tinggi yang sangat viral? Mengapa teman lain dalam kelas itu tidak menolong, karena begitulah dalam permainannya. Ini baru satu media. Kalau kita bahas yang lain , tulisan ini harus berseri… Jadi, kita sedang memproduksi anak yang mana ? P-K atau P?

C. PEER GROUP

Selain belajar dari rumahnya, anak tentu belajar dari teman-temannya terutama di lingkungan rumah dan di sekolah. Tentu Anda semua bukan saja sudah paham dengan ini bahkan banyak yang anaknya telah mengalami pengaruh dan perlakuan buruk ini. Karenanya tidak perlu saya bahas lebih lanjut.

D. BERATNYA BEBAN PELAJARAN DI SEKOLAH

Bayangkan datang dari keluarga seperti itu, anak menghadapi pula beban berat sekolah, terutama kalau mereka baru 6 th sudah duduk di SD kelas 1. Aduhai berarti sejak usia 5 sudah les calistung dong. Anda sebagai ibu yang mendampingi anaknya belajar pasti tahu “berat”nya pelajaran sekarang!
Jam pelajaran yg jauh lebih panjang dari jam belajar Anda dahulu. Belum lagi ada sekolah yang masih membebani anak dengan PR dan Les. Kadang-kadang dari sekolah tidak ada PR, eh orang tuanya mewajibkan anaknya mengikuti les macam-macam dan umumnya LES MATA PELAJARAN lagi… Khawatir tidak sukses di masa depan dari sekarang bikin anaknya > kalau kue : ‘bantet’ duluan – bagaimana mau mekar dan suka atau cinta belajar?
Lha ini anak siapa ya? Bisa dan punya hak serta berani tidak ya anak ini, mengatakan: tidak, kasih alasan, atau melawan? Harus patuh kan? Jadi perasaannya bagaimana? Belum kalau ada pula perlakuan guru yang kurang patut bahkan ‘nakal’. Akan jadi apa anak kita? Kita sedang mencetak yang mana? : P-K atau P?

E. MASYARAKAT

Tidak usahlah jauh-jauh. Berita TV saja. Banyak orang tidak terpikirkan bertahun-tahun pemberitaan dan pembahasan tentang kejahatan dan tindak korupsi yang dilakukan menteri, pimpinan partai, anggota dewan, pejabat daerah, berbagai lapisan penegak hukum, tokoh masyarakat, artis dan lain-lain, berakibat apa pada jiwa anak-anak kita. Jangan bilang anak kita tidak menyaksikan apa yang terjadi pada sidang paripurna di dewan yang terhormat. Mana orang tua yang mau duduk dan menjelaskan dengan baik baik semua fenomena ini? Abis waktu dengan peer2 dan les2. Tidakkah kita bertanya pada diri sendiri :’Apa yang dipelajari anakku dari semua ini?” Apa kontribusi semua yang terjadi dimasayarakat kita terhadap perilaku anak kita? membentuk mereka jadi P-K atau P?

JENIS – JENIS BULLYING

Ada 6 jenis Bullying yaitu :
1. FAMILY BULLYING
2. SCHOOL BULLYING (Didalam maupun diluar sekolah)
3. BOARDING BULLYING
4. CYBER BULLYING
5. SEXUAL BULLYING
6. BULLYCIDE - BULLY ‘TILL SUICIDE ( Bully sampai bunuh diri!)

Anda tidak lupa khan sudah banyak anak kita baik yang terbunuh di sekolahnya atau di luar sekolah hampir setiap tahun ajaran baru? Dan mereka yang bunuh diri karena di bully seperti yang terakhir terjadi di Pakan Baru, yang dilakukan anak SMA karena tidak tahan diejek ayahnya mengalami gangguan jiwa.

JADI BAGAIMANA? APA YANG BISA KITA LAKUKAN?

Inilah mengapa sulit sekali bagi saya menjawab pertanyaan bagaimana menghindari anak kita agar tidak jadi korban. Pertanyaan ini menunjukkan bahwa si penanya:

1. Tidak punya perkiraan atau mungkin tidak mengetahui bahwa anaknya bukan hanya bisa jadi Korban tetapi juga berpotensi juga jadi Pelaku atau Penonton .

2. Tidak mudah untuk menguraikan dalam satu dua kalimat apa yang saja yang menjadi penyebab berbagai jenis bullying ini seperti yang saya jelaskan di atas, kan?

Langkah sederhana yang saya sarankan segera bisa Anda lakukan adalah sebagai berikut :

a. Menyelamlah kedalam diri & mengembaralah ke masa lalu, lihat apa yang terjadi pada diri Anda dan
b. Selesaikan urusan dengan diri sendiri dan bantu selesaikan urusan masa lalu pasangan Anda!
c. Sepakati : Pengasuhan berdua – Dual parenting
d. Rumuskan ulang Tujuan Pengasuhan dan sepakati. Jalankan- Evaluasi dan Perbaiki. Mengasuh harus punya prinsip. Jangan jadi orang kebanyakan!
e. Pulangkan ayah kerumahnya dan jadikan dia pemimpin yang memegang komando pendidikan agama anak-anaknya. Ayah harus ingat benar bahwa beliaulah yang akan mempertanggung jawabkan iman dan akhlak istri dan anaknya di Mahkamah Allah nanti. Ini juga yang mengharuskan kita mengubah dan memperbaiki pola pengasuhan anak laki-laki kita.
f. Persiapkan anak untuk Baligh. Jangan lupa, bila anak sudah baligh berarti dia sudah Mukallaf: berlaku hukum yang ditentukan Allah atas dirinya dan berarti mereka dewasa muda BUKAN REMAJA! Maka untuk itu apakah cukup persiapannya hanya seminggu?
g. Siapkan anak untuk bijak berteknologi. Anda jangan jadi orang tua yang latah memberikan perangkat teknologi karena orang lain melakukannya pada anaknya. Malu lah kalau jadi orang tua yang malas, cari gampang: agar bisa melanjutkan berkomunikasi dengan teman dan melakukan pekerjaan lainnya kasih saja HP ke anak. Belikan games biar dia asyik dengan HP jadi Anda tidak terganggu.
Mereka bukan saja melihat, belajar dan meniru kekerasan tetapi juga pornografi. Tidakkah sangat mungkin mereka pada usia 7 tahun melakukan sexual bullying seperti dilakukan anak SD kelas 2 di Bekasi yang sudah kita singgung diatas? Selain itu anak itu akan sangat mungkin mengalami disfungsi otak bagian depan karena pornografi yang sudah pasti merusak kemampuan mengendalikan diri, sehingga bisa bertingkah laku seperti binatang. Kalau diumpamakan mobil “REMnya BLONG”

Sungguh hidup adalah pilihan, kita punya hak sepenuhnya untuk melakukan pilihan tapi juga yang harus berani menanggungkan dan menjalani konsekuensinya.
Begitu dululah pembahasan kita tentang Bullying, Insha Allah kalau ada umur dan kesempatan akan kita sambung di lain waktu tentang bagaimana mengenali tanda-tanda apakah anak kita Pelaku, Korban atau Penonton? Apa dampaknya dan bagaimana tipsnya mengatasi Bullying dan menjadi sahabat anak menghadapi Bullying?
Saling doa ya

Salam hangat

Elly Risman

Kiat Dekat dengan Anak dan Mendidiknya


‎من يحب أن يقي أبناءه
‎من الأمراض النفسية فليتبع الخطوات هذه وسترى النتيجة...
Bagi anda yang ingin menjaga anak-anaknya dari penyakit kejiwaan, ikutilah beberapa kiat berikut ini dan Anda akan melihat hasil yang nyata.

‎برنامج بناء العلاقة مع الأبناء :
Program membentuk interaksi intensif dengan anak

‎١- عشرين دقيقة يومياً حوار مع الأبناء باعتبارهم أصدقاء ( بدون نصح ولا حديث عن المدرسة ولا توجيه ) .
1) Ngobrollah bersama anak2 20 menit per hari seperti layaknya ngobrol dengan seorang teman (tanpa memberi nasehat, tanpa membicarakan ttg sekolahan atau arahan apapun)

‎٢- التعبير عن مشاعر الود والحب من الأباء للأبناء من ٥ - ١٠ مرات يومياً .
2) Ungkapkan perasaan kasih sayang dari ayah terhadap anaknya 5-10 kali per hari.

‎٣- مدح الأبناء يومياً خمس مرات على سلوك إيجابي فعله .
3) Pujilah anak setiap hari 5x atas perilaku positif yang dilakukannya.

‎٤- مدح الأبناء يومياً خمس مرات على الشكل الخارجي ( ابتسامته - شعره- عينيه - أي شيء فيه ) .
4) Pujilah anak2 setiap hari 5x terhadap hal2 yang nampak (seperti senyumannya, rambutnya, matanya, atau yang lainnya)

‎٥- مرتان اسبوعيا مشاركة الابن نشاط خارج البيت حتى لو استغرق خمس دقائق ( مشي - رياضة - تمشيه - لفّه بالسيارة ) .
5) Seminggu 2x ikutsertakan anak2 pada aktifitas diluar rumah walaupun 5 menit (spt jalan2 dan olahraga)

‎٦- ثلاث دقائق يومياً لتثبيت القيم قبل النوم :
‎-كنت سعيداً عندما رأيتك اليوم تفعل كذا.
‎- مساعدتك لأختك الصغيرة كان جميلا منك.
‎- وفاءك بالاتفاق جميل.
6. Sebelum tidur, 3 menit setiap hari tanamkan nilai-nilai kepada anak seperti:
- Nak, ayah senang sekali hari ini kamu melakukan ini dan itu..
- Ayah senang kamu sudah membantu adik perempuanmu
- Ayah senang kamu jadi anak yang taat dan patuh.

‎٧- مرتان أسبوعياً عشاء مع العائلة في البيت أو خارجه يكون وقته طويل حتى يتم الحديث والتحاور مع العائلة بوقت أكثر .
7. Seminggu 2x makan malam bersama anggota keluarga baik didalam atau diluar rumah. Sebaiknya waktunya agak longgar sehingga obrolan dan diskusi dg anggota keluarga porsi waktunya lebih banyak.

‎٨- من (١-٣) دقائق يومياً [ كلي آذان صاغية ] وتتنفذ على النحو التالي:
‎-الجلوس مع الابن في مكان هاديء واطلب منه أن يقول كل ما يريد بلا قيود ولا نقاش ولا أرد عليه ولا أقاطعه ولا تعقيد وحينما تنتهي ٣ دقائق انتهت الجلسة.
8) 1-3 menit perhari lakukan hal berikut (dan anda menjadi pendengar setia):
- Duduklah bersama anak anda ditempat yang tenang dan persilahkan si anak untuk mengutarakan apapun tanpa ada tekanan atau diskusi. Tidak mengomentari atau memotong pembicaraannya. Setelah 3 menit berlalu selesai pula obrolan anda dengan anak anda.

‎٩- عبّر عن حبك لإبنك من خلال السلوكيات اليومية :
‎( خمس لمسات يومياً ) :
‎- اللمس على نهاية رأس الابن
‎وتعني " الرأفة والرحمة "
‎- وضع اليد على الرأس " الفخر"
‎- وضع اليد على الجبين "التهدئة"
‎- وضع اليد على الوجنتين" الشوق"
‎- مسكة اليد " تقوية العلاقة والحب"
‎- إذا كان غضبان أو وجود مشاعر سلبية "امسح بيدك على صدرة "
9. Ekspresikan cinta Anda pada anak atas perilaku2nya sehari-hari : (5 sentuhan perhari)
- Belailah kepala bagian belakang anak (sebagai bentuk kasih sayang)
- letakkan tangan di kepala anak (bentuk kebanggaan)
- letakkan tangan diatas kening anak (bentuk ketenangan)
- letakkan tangan dikedua pipi anak (bentuk kasih sayang)
- genggam tangan anak utk menguatkan hubungan & cinta anda
- kalau anaknya lagi marah atau ada perasaan kesal atau gak enak (tepuk dadanya secara lembut)

‎أربع قبلات يومياً :
‎-في الجبين " الاستقبال "
‎-في الرأس" فخر واعتزاز"
‎-في الخد " الشوق"
‎- في اليد "الاستقبال والشوق"
Empat ciuman setiap hari:
- kecupan kening saat menyambut kedatangan anak anda (pulang sekolah atau dari manapun)
- kecupan kepala anak utk menumbuhkan rasa percaya dirinya
- ciuman di pipinya sebagai ekspresi rasa rindu.
- ciuman di tangan untuk menyambut dan mengekspresikan sayang.

‎واربع ضمات احتضان متفرقه خلال اليوم .
Empat dekapan berbeda2 selama sehari

‎كان الرسول ﷺ قدوتنا في بناء العلاقة وكان نموذجاً رائعاً للتربية ؛
‎كان يقبّل فاطمة الزهراء كلما رآها وقبل جبينها ويدها واحتضنها في بيته وفي مسجده وأمام الصحابة.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam , adalah suritauladan kita dalam membina hubungan dan menjadi contoh terbaik dalam mendidik anak.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam selalu mencium Fathimah Az Zahraa setiap kali bertemu, mengecup keningnya, mencium tangannya dan mendekapnya di dalam rumahnya atau ketika di masjidnya dihadapan para sahabat.

‎أخيراً : ابني علاقة مع ابنك حتى يصبح بين يديك محباً مطيعاً وخلوقاً وباراً فبهذا البرنامج تبني شخصيته وتتعرف على ذاته وتقوي محبته وتصبح الأب النموذج الأمثل في نظره
‎وتتلاشى كل المدمرات للعلاقة التي كنت تمارسها من قبل أو كانت سبباً في اضطراب شخصيته أو عناده أو عنفه أو مراهقته المزعجة أو انحرافه أو سبباً للأمراض الناتجة من السلوك التي تم شرحها في المدمرات سابقاً .
Terakhir, jagalah hubungan dengan anak anda sehingga dia mencintaimu, mentaatimu dan berbakti kepadamu.

Dengan program ini anda sedang membangun kepribadian anak anda, mengenali sifatnya, meningkatkan kecintaannya dan Anda menjadi ayah teladan menurut pandangannya.
Semua hal2 yang merusak hubungan yang biasa anda lakukan atau penyebab labilnya kepribadian anak, keras kepala, masa pubernya yg mengganggu, penyimpangan moral dan sebab2 penyakit lainnya akan hilang dan lenyap (secara sendirinya).

‎قل لابنك أو ابنتك : شكرا إنك موجود فى حياتي..
Katakanlah kepada anak (laku/perempuan) anda: Terima kasih anakku kamu telah mengisi kehidupanku.

‎" كونوا لطفاء وأرسلوها لكل أب وأم "
Jadilah orang tua yg lemah lembut (pada anaknya)

Selamat mendidik, menyayangi dan  mempraktekkan pada anak-anak, bismillah

Selasa, 19 September 2017

Manusia Setengah Dewa

Kemarin hari Ahad, anak-anak memutar beberapa lagu seperti  biasa. Salah satunya lagu ini. Dan masuk ke alam bawah sadarku. Sampai hari ini masih terngiang-ngiang lagunya, dan kulantunkan s=di kala senggang.


Manusia Setengah Dewa
Iwan Fals


Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan

Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan

Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau

Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau

Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Tegakkan hukum setegak tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti kuangkat engkau
Menjadi manusia setengah dewa

Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini

Jumat, 15 September 2017

⁠⁠⁠Ibu Lelah? Rehatlah

/2017] +62 856-4703-7462:

Semalam saat saya baru saja membuka laptop untuk membuat tulisan di hari ke 9,sebuah pesan masuk :

"Saya lelah mbak.Rasanya hanya saya yang harus bertanggung jawab untuk semuanya.Waktu rasanya begitu cepat,sementara saya melihat diri saya tidak mencapai apapun...saya minder kalau ketemu temen-teman lainnya,rasanya saya doang yang gini-gini aja..."

"saya merasa tidak bahagia..rasanya berputar putar terus di rutinitas yang sama.Di rumah rasanya hati saya gak tenang..tiap hari ada saja masalah yang dibuat oleh anak-anak.Anak-anak gak nurut kalau diberi tau..melawan terus,suami malah keliatannya lebih asik di luar rumah..."

•••
saya terpaku, membayangkan situasi yang terjadi di rumahnya.

Saya memperhatikan pola seperti ini sering sekali terjadi,dan mungkin sebagiannya pernah juga dialami oleh saya&jutaan ibu lainnya.

Ada rasa lelah yang sangat besar, yang pada akhirnya mengambil rasa bahagia ibu,dan lambat laun mengambil rasa bahagia seluruh anggota keluarga.

Saya tentunya tidak akan membahas kisah ibu tersebut di tulisan ini,tapi saya tergugah untuk menulis sebuah perspektif tentang kata "lelah"

Saya teringat sebuah nasehat yang dikiaskan dalam bentuk sebuah narasi antara iblis dan syetan :

"Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, rusaklah dulu ibunya!!"

beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis energi

jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya

biarkan ia merasa bahwa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya

setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri

sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki,

buatlah ia merasa minder dan merasa tidak berharga

jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya,

gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anak-anaknya, dari suaminya

goda lisannya untuk berkata kasar,
Hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura syurga dalam rumah

dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rusak…dari pintu seorang Ibu
....

Sekali lagi, makhluk penting itu bernama Ibu,

Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya syetan,

Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu,

Jangan biarkan syetan mengambil itu,
Jika kau lelah, rehatlah.
Jika kau lelah, berbagilah

Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri
jika kau pandai menghargai dirimu,

Ringankan tugasmu bu,
Jangan menekan dirimu terlalu keras,
Sesekali tak masalah rumahmu kotor
tak masalah betapa banyaknya pekerjaan yang belum kau tuntaskan

Jangan terjebak dalam waktumu bu,
sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekedar rutinitas yang kau lakukan setiap harinya

rehatlah,
Jika pun tak mungkin kau tempuh jarak puluhan kilo untuk segarkan diri,

Sekedar menepi, menepilah
beri waktu untuk dirimu sendiri,

Sekedar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya,
betapa manisnya keceriaan anak-anakmu,
betapa bertanggungjawabnya suamimu,

rasakan pelukannya,
ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya

Kau berharga ibu,jangan pernah lupakan itu.

•••
Kualalumpur Dini Hari

malam ini jadi malam penuh refleksi buat saya
bisa jadi kita pernah mengalami hal yang sama akan rasa lelah yang bertubi

tapi, saat mendengar masalah orang lain,kita semakin sadar bahwa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah

jika kita melihat peran ini sebagai beban,maka kita hanya akan sampai pada titik lelah

jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutinitas,kita tidak akan menemukan ruhnya

rewarding your self mom,
sungguh peranmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu

jangan biarkan syetan merusak bahagia dengan mengambil rasa sabar dan syukurmu

karena dari bahagiamu,tercipta ketahanan sebuah keluarga

sofiana indrasari

"Ya Allah...sakit sekali...linu sekali...rasanya tidak ada rasa sakit seperti yg ku rasakan"


Oleh : Ust. Abu Zaky Dwi Istanto

Seseorang menghubungi saya dan meminta saya utk meruqyah seorang santri penghafal Alqur'an di sebuah lembaga pendidikan Tahfidz Qur'an di Pondok Gede. Dg keluhan kanker tulang. Diagnosa di keluarkan oleh sebuah rumah sakit ternama

Segera saya datang ke pesantren tsb. Saya mundurkan semua janji yg sudah di buat krn ada penghafal qur'an yg sedang sakit. Untuk saya penghafal Qur'an adalah prioritas utama, karena Saya paling tidak tega melihat ada orang yg terhambat dalam menghafal ayat2 suci Allah, karena penyakit atau kebutuhan hidup yg lainnya. In syaa Allah akan saya bela2in utk datang dan membantu santri tsb, dimana saja, sekemampuan saya.

Setelah saya bertemu, benar saja, anak itu terkapar di kamarnya tidak dapat bangun dan hanya menahan sakit linu yg tidak tertahankan pada tulangnya.

Dalam hati saya berkata,  "Ya Allah berat sekali ujian keimanan anak ini...di saat anak seusiamu sedang memburu sekolah menengah atas yg paling bonafit, tapi engkau wakafkan jiwa dan ragamu utk menghafal Alqur'an. Dan sekarang engkau sedang terkapar karena Dzat Yg Maha Kuasa sedang menguji cintamu kpd Nya, agar benar2 niatanmu dalam menghafal Alqur'an Lillahita'alaa semata".

Tak terasa air mata ini menetes.

"Siapa nama kamu nak...berapa usiamu...darimana asal mu", tanya saya.

"Ahmad Ustadz...15 tahun...saya dari desa terpencil di propinsi sumatra ***", jawabnya.

"Apa yg kamu rasakan saat ini?". Tanya saya

"Ustadz, linu sekali tulang2 persendian...linu sekali...linu-linu semua tulang saya...tolong bantu saya ustadz." Ahmad menjawab sambil menahan rasa sakitnya.

"In syaa Allah nak, saya bimbing utk ruqyah dan kita berdoa bersama agar Allah angkat semua penyakitmu. Karena bagi Allah mengangkat penyakit apapun sangat mudahnya", kata saya.

"Ahmad, adakah kamu pernah teringat ucapan2 orang2 terdekat kamu atau siapapun yg suka memuji atau mengucapkan kata2 yg tidak baik yg di utarakan ke dirimu", tanya saya.

" Ada ustadz, yaitu ucapan kedua orang tua saya. Selama saya sekolah dan mendapatkan nilai rendah, mereka selalu mengucapkan 'kamu anak tidak berguna, mau jadi apa kau dewasa nanti'..". Kata ahmad

"Tapi ustadz saya menyadari, kalau perkataan mereka utk kebaikan saya", kata ahmad sambil sesekali meringis kesakitan.

"Ya Allah, sudah dekatkah datangnya kiamat...karena ternyata ada diantara hamba Mu yg tidak dapat mengontrol ucapannya, yg mereka tujukan kpd buah hati mereka, buah cinta pernikahan mereka, yang mereka anggap ucapannya sebagai motivasi. padahal itu adalah 'ain yg terlontar kepada anaknya...Ya Allah, sadarkan orang tua Ahmad, beri hidayah Mu." ucap saya dalam hati.

"Ahmad cita2nya apa?" tanya saya.

Diapun menjawab " Memberikan jubah utk orang tua saya di saat semua manusia tidak berpakain, di padang mahsyar nanti".

Allahu Akbar...Allahu Akbar

"Ya Allah mulia sekali cita2mu nak. di balik kekerasan orang tuamu, engkau memiliki hati yg bersih dan tulus, kau abaikan perlakuan orang tuamu dan kau pertahankan pendirianmu utk mengejar cita2 mu, menghafal Alqur'an meskipun harus jauh dari kampung halaman". Ucap saya dalam hati.

"Ahmad saya akan membimbing kamu utk Tazkiyah, bisa ya", tanya saya.

"In syaa Allah saya akan mengikuti ustadz", jawabnya.

Sayapun memulai tahapan2 tazkiyah utk membersihkan sampah2 dalam hati kita, karena bila sampah ada dalam diri kita maka lalat pasti datang utk mengerumuni sampah itu.

Tahapan itu adalah
1. Niat ikhlash krn Allah
2. Bersyukur
3. Bertaubat
4. Menerima Taqdir Allah
5. Memaafkan manusia

"Ahmad sayang sama orang tuanya?". Tanya saya.

"Sayang sekali ustadz, bagiku orang tuaku adalah pelita hatiku. Orang tuaku adalah kehormatanku", jawabnya

"Kalau gitu kita do'a sama2 ya" kata saya.

"Ya Allah kami bersyukur atas nikmat yg Engkau berikan kpd kami, berupa
Orang tua kami yg baik...orang tua yg telah berjuang dg susah payahnya saat mengandung kami....orangtua yg telah berjuang dg susah payahnya, saat melahirkan kami"

"Ya Allah ampunilah kedua orangtua kami...berikan kpd orang tua kami, khusnul khatimah....dan jangan engkau biarkan orang tua kami merasakan sakit ketika nyawanya terlepas dari tubuhnya."

"Ya Allah, kami ridhai orangtua kami. Kami maafkan, orangtua kami....seburuk apapun ucapan orangtua kami...seburuk apapun perlakuan mereka terhadap diri kami...Ya Allah hari ini kami maafkan....tidak ada keberatan dalam hati kami sedikitpun, utk memaafkan mereka, utk meridhai mereka...kami ridhai ucapan dan perbuatan mereka...seberat apapun ucapan dan perbuatan mereka....kami maafkan.".

"Ya Allah, jika hari ini masih ada dalam hati kami kebencian terhadap mereka...Ya Allah hari ini kami hilangkan kebencian itu...Ya Allah berikan kpd mereka Khusnul Khatimah".

"Ya Allah dengan kebesaran Mu...dengan ke Agungan Mu, yg jiwa kami berada di tangan Mu... jika selama ini ada jin yg mengganggu kesehatan kami, menggangu kami dg sakit tulang ini...Ya Allah kami mohon keluarkan mereka dari tubuh kami....keluarkan mereka dari tulang kami".

"Wahai Jin yg ada di  tulang kami. Silahkan keluar, dari tubuh kami...keluar dari raga kami...ukhruj ya 'aduwallah".

Kemudian membacakan ayat2 Ruqyah:
1. Alfathihah
2. Al Ikhlash
3. Al Falaq
4. Annas
5. Ayat Kursiy
6. Al Mulk 1-5

Alhamdulillah Ahmad pun reaksi dg muntah2 dahsyat.

Doa tadi kami ulang2...dan Ahmad mengikuti dg penuh penghayatan.

Setelah reaksi muntahnya selesai, ahmad merasakan ada sesuatu yg lepas dari dirinya. Dan Alhamdulillah dia sudah tidak merasakan linu2 lagi.

Dia pun mencoba utk bangkit dan bediri. Seraya mengucapkan " Alhamdulillah" berulang2. Dan diapun bediri serta berjalan kembali seperti sediakala.

Rasa haru dan bahagia terbersit di wajah ahmad dan kawan2nya. Yang ternyata mulai dari awal hingga akhir proses ruqyah ahmad di temani oleh kawan2nya sesama penghafal Qur'an, utk memberikannya dukungan.

Kanker adalah makhluq Allah yg dapat bekerja pada siapa saja. Jika kita meminta kpd Allah agar sel kanker lepas dari diri kita. Maka in syaa Allah dg mudahnya akan di hilangkan semua sakit kanker jenis apapun. Asalkan dalam meminta, kita sungguh2 dan tidak ada satupun yg dapat menahan do'a. Salah satu yg menahan doa adalah sampah di hati kita.

Terakhir saya meminta ahmad utk memeriksakan kembali penyakit kanker tulangnya, ke rumah sakit yg menyatakan dia sakit kanker utk pertama kalinya, agar dapat di ketahui hasil akhirnya.

Bagi ahmad dg dapat berdiri kembali dan dapat berjalan adalah karunia terbesar dari Allah karena dg nikmat itu dia dapat kembali ke masjid utk Sholat dan menghafal Alqur'an lagi. Sungguh sebuah pengharapan yg sangat sederhana sekali.

Alhamdulillah Allah sembuhkan ahmad dg kesembuhan yg sempurna. Seperti sediakala.

Nasihat utk saya peribadi dan kpd saudaraku semua, mari kita melangkahkan kaki kita ke masjid selagi masih bisa. Jika saat kita masih mampu tapi tidak melangkahkan kaki ke masjid, pasti suatu saat kita akan di gotong ke masjid.

Wassalamu'alaikum warahmatullohi wabarakatuh

Ruqyah Tazkiyah Indonesia
Perum Koperindag Blok C.21 Tahap 1, Rt 04/16 Desa Sumberjaya Tambun Selatan Bekasi⁠⁠⁠⁠

Bijak menghadapi :Tantangan pengasuhan sehari hari

⁠⁠⁠Elly Risman-Full > ‎Parenting with Elly Risman and family



Kali ini saya ingin mengajak anda para orangtua pembelajar untuk bersama menengok keseharian anak kita, dan kemudian untuk mengenali tantangan pengasuhan sehari hari dimana kita bergulat untuk membentuk anak anak kita menjadi anak anak yang seperti diperintahkan Allah yaitu anak anak yang utamanya menjadi penyembah Allah – Li ya’buduun.

“ Berapa usia anak anak anda kelas berapa mereka sekarang ?”
Saya ambillah contoh anak SD kelas rendah dulu, yaitu kelas -3. Dari sini nanti kita dengan mudah menaikan jejangnya dan juga memahami kemajemukan masalah yang kita hadapi sehari hari..
Mengenai jadwal ini sangat bergantung aturan di masing masing keluarga, jam masuk sekolah, jarak tempuh dan Kalau mau anak diajar dan dilatihkan sholat shubuh tepat waktu, berarti kita sudah coba membangunkan anak 10’ – 15’sebelum waktu sholat tiba, sekitar 03.50 atau pukul 04.00.
Kita buatlah jadwalnya sebagai berikut :
03.50 – 04.05 Bangun, siapa siap utk sholat
04.10 – 04.25 Sholat subuh, baca Qur’an atau bahas hal hal agama yg lainnya
4.25 - 6.30 Mandi siap siap, membantu tugas RT lainnya , sarapan . Mengulang pelajaran atau mengerjakan tugas RT atau bantu ibu atau bercengkrama dengan keluarga.
6.30 – 7.00 Berangkat sekolah
07.00 – 13.30 Disekolah
13.30 - 14.30 Pulang sekolah, sampai dirumah. Sangat tergantung jarak rumah – sekolah dan macet tidaknya jalan dan kendaraan yang digunakan.
Ini kurang lebih jadwal untuk kelas rendah. Semakin tinggi kelas anak semakin sore tibanya di rumah. Anak kelas 4-6 biasanya sampai dirumah berkisar atara jam 4- 5. Sementara anak SMP biasa sampai dirumah magrib atau bahkan malam hari. Apalagi kalau ada tugas berkelompok atau les tambahan . Riset kami menujukkan bahwa umumnya anak anak SD akan les 2-3 hari dalam seminggu, sementara anak SMP akan les lebih banyak hampir 5-6 hari dalam seminggu.
Orang tua yang terlalu cemas akan banyak hal dalam keberhasilam akademis anaknya dimasa depan atau yang terlalu sibuk sehingga sulit untuk punya waktu dengan anaknya akan mengatur jadwal les yang padat. Alasannya dari pada waktu digunakan tidak menentu lebih baik anaknya ikut ber macam macam les.

Marilah kita sadari berapa padatnya otak anak dengan berbagai tugas tersebut, berapa lelah jiwanya dan jerih badannya. Dini hari besoknya, dia akan menghadapi lagi hal yang sama. Terus dan terus dan terus…
Sudah lah capek, umumnya orang tua tak sanggup menerima bahasa tubuh yang menunjukkan kelelahan dan sikap yang agak malas malasan dan lama dalam menyelesaikan sesuatu yang disuruh. Apa lagi kalau berkilah, membantah, memprotes, berkata dengan nada tinggi, menolak melakukan atau mengerjakan sesuatu.
Wah bayangkanlah reaksi orang tua, apalagi mereka yang tadi seharian sudah habis tenaga dan emosinya terkuras diluar rumah, lepas dia bekerja atau sekedar aktifitas ‘killing time “saja.Memukul mungkin tak sembarang orang, tapi apa kabar dengan kata kata ?
Banyak yang tidak faham bahwa kata kata yang tajam walau dalam nada rendah menusuk kedalam jiwa, “verbal abuse” namanya. Kalau perasaan diabaikan bahkan di”iris dan dihunjam” juga atas nama kepuasan emosi ibu dan ayahnya, “emosional abuse” istilahnya.

Bagaimana anak tidak menumpuk lapisan emosi yang tinggi dalam dadanya yang sekali meledak bak air bah yang bobol tanggulnya.
Lupa, hal ini sudah berlangsung lama, sejak usia 6-7 tahun, atau mungkin lebih muda. Tak disadari hari telah berganti minggu , minggu berganti bulan. Bulan terlah beralih tahun dan tahun dan tahun….
Siapa yang mengerti beratnya beban fikir dan jiwa anak?. Dengan dalih masa depan yang masih sekitar 15 – 20 tahun lagi itu, sejak muda usia anak di pacu dan di dera untuk mempertahankan prestasinya sekuat yang dia bisa.. Bukan hanya badan, banyak yang tidak faham betapa jiwa anak dan remaja kita ini pun tak sempat bernafas.
Anda mungkin tidak percaya, bahwa 7 dari 15 pemerkosa Yuyun yg sempat saya temui bersama dengan dr Dewi Inong di penjara, menyatakan bahwa mereka menyimpan dendam pada ibunya: karena kata kata yang mereka terima terlalu menusukjiwa!.

Apa yang hilang dari pengasuhan ?

Banyak!.
1. Yang pertama adalah hilangnya kehangatan, kebersamaan dan
keceriaan anak anak dan remaja.
2. Cinta Belajar. Beban pelajaran dan waktu belajar yang padat kita kawatirkan telah mencederai semangat belajarnya. Mereka masih akan belajar belasan tahun lagi. Kalau sekarang sudah “bantat” karena lelah jiwa, dari mana akan diperolehnya semangat dan kecintaan menuntut ilmu dan untuk menyelesaikannya sampai jenjang yang tinggi?
3. Yang paling mahal yang hilang bila tak pandai pandai mensiasati adalah Dialog. Karena waktu yang sempit,pola bicara hanya perintah larangan dan komentar. Bagaimana akan menyampaikan pesan, membentuk kebiasan baik, menambah pengetahuan, memperluas wawasan dan yang paling penting bagaimana bisa mengetahui kebutuhan utama anak dan mendengar dan memahami perasaannya?
Percakapan berpusar hanya pada masalah akademik semata.
4. Banyak hal hal esensial yang harusnya dibahas diajarkan pada anak jadi tak kebagian waktu, apalagi kalau kedua orang tua sibuk : Berbagai aspek dalam penanaman aqidah yang lurus, ibadah yang benar ,amalan yg shalih dan akhlak mulia serta berbagai kisah kenabian dan para sahabat yang mulia tak sempat dilakukan.
5. Hal lainnya yang umumnya sungguh terabaikan adalah persiapan pra baligh dan keharusan bijak berteknologi.

Apa yang terjadi ?

Tanpa terasa oleh karena jadwal yang padat dan ortu yang sibuk, tahu tahu anak sudah pra remaja. Mereka sudah “ sexually active” sementara persiapan untuk baligh jauh dari memadai. Anak kurang memiliki berbagai pengetahuan dan ketrampilan hidup, padahal mereka adalah generasi Platinum yang hidup di era digital. Tiba tiba terasa kita memiliki banyak sekali masalah.
Karena beratnya beban hari hari yang dihadapi anak, mereka mencari kesenangan dengan atau melalui handphone, laptopnya, games dan berbagai fasilitas technology lainnya. Anak terpapar pada berbagai bentuk kriminalitas, narkoba, perjudian, berbagai bentuk kenakalan remaja lewat sosial media dan tentunya pornografi yang sudah sering sekali kita bahas di grup ini.
Kita menghadapi berbagai masalah perilaku yang luar biasa rumitnya, tak meyadari sebab musababnya karena merasa semua berjalan seperti biasanya dan kini bingung mencari solusinya.

Bagaimana sebaiknya ?

Berikut sekedar usulan saya bagaimana menghindari bila belum terjadi dan mengatasinya bila sudah terlanjur tidak sengaja.

1.Cukupkanlah kehangatan anak dan kelengketan jiwa ke jiwa dengan kedua orang tuanya . Penuhi bejana jiwa anak kita pada saat dia butuhkan dalam jumlah yang cukup oleh kedua orangtuanya.
2.Riset yang kami lakukan menunjukkan bahwa pasangan muda lupa merumuskan dan menyepakati tujuan pengasuhan anak anaknya Kacaunya arah pengasuhan anak adalah karena orang tua lupa merumuskan Tujuan Pengasuha dengan rinci, bukan hal hal yang umum dan generik seperti : Menjadikan anak shalih dan shaliha saja.
Ada tujuh Tujuan Pengasuhan yang kami sarankan berdasarkan riset kami .
1. Menjadi hamba Allah yang Taqwa, Imannya lurus, ibadahnya
benar dan baik serta akhlak nya mulia.
2. Diasuh dan disiapkan untuk menjadi calon suami dan istri
3. Dipersiapkan untuk menjadi ayah dan ibu
4. Dididik untuk menjadi ahli dalam bidangnya secara
professional
5. Disiapkan menjadi pendidik, terutama laki laki karena mereka
akan menjadi pendidik utama istri dan anak anaknya serta bila
perlu keluarganya.
6. Khusus untuk laki laki dipersiapkan untuk jadi pengayom bagi
kedua orang tua, keluarganya dan keluarga besarnya. Dia
terutama yang bertanggung jawab dari mengurus kedua orang
tuanya terutama kebutuhannya, ketika mereka tua dan sakit
serta mengurusi dan mengimami sholat jenazahnya.
7. Anak laki laki dan perempuan di asuh untuk juga bisa
bermanfaat bagi orang banyak.

Dengan adanya rumusan yang jelas tentang Tujuan Pengasuhan ini maka bisa dibuat kesepakatan antara suami istri dalam menjalaninya dan membuat rencana evaluasi serta bagaimana berbagi taggung jawab dalam pelaksanaannya.
Mengapa sering sekali terjadi kekacauan seperti diatas, karena mengasuh anak tidak punya tujuan tak terbangun prinsip yang jelas sehingga mudah latah atau hanyut dalam TREND, bagaimana orang sekitar mengasuh anaknya.
Kalau orang lain fokusnya hanya sukses akademis, yah kita gak perlu sama. Kita punya 6 tujuan lainnya yang harus kita capai, diuraikan dalam tahapan usia dan dibuatkan rencana bagaimana mencapainya. Itulah Pe Er anda berdua sepanjang kehidupan sampai anak dewasa!.

3.Selanjutnya adalah membuat rumusan tentang apa yang dibutuhkan berdasarkan usia untuk setiap aspek dari Tujuan Pengasuhan.
Misalnya untuk menjadikan keimanan anak lurus, ibadahnya baik dan akhlaknya mulia: Apa tugas ayah dan apa tugas ibu.Ayah menentukan garis besar nya lalu ayah dan ibu berbagi tugas dalam pelaksanaan kesehariannya. Tentulah dalam prakteknya bisa salah dan keliru atau terlupa, tapi karena ada tahapan evaluasi, maka semuanya bisa diluruskan kembali.
Bak kata pepatah : Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit.
Orang tua terpaksa menjadi pembelajar sejati. Bukan anaknya saja yang dikirim kesekolah agama, ayah dan ibu mengaji untuk bisa menjadi guru pertama dan utama anaknya.
Yang penting dalam mengajarkan agama untuk anak bukan hanya sekedar mereka BISA tapi SUKA.
4.Persiapan menjadi suami istri, ayah dan ibu sama halnya dengan mengajarkan agama, di tentukan terlebih dahulu aspek apa yang diperlukan untuk menjadi suami dan istri serta ayah dan ibu yang baik. Kemudian diturunkan apa yang perlu dididikan sejak kecil. Umpama kue dibuat “bite size”, dalam bentuk kecil yang bisa dikunyah. Misalnya anak memperoleh kepercayaan diri dari kehangatan hubungan dan rasa percaya yang ditunjukkan oleh orang tuanya. Kalau dia 7 tahun sudah terbiasa mengurus diri sendiri dan bisa membantu adiknya .. dstnya
5.Begitu jugalah dengan pendidikan formal. Usahakanlah agar anak masuk sekolah usia sekitar 7 tahun . Diusia ini mereka secara fisik, perkembangan otak, emosi dan sosialnya lebih siap untuk belajar.
Berarti waktu kapan mulai masuk TKnya dihitung mundur.
Pilihan sekolah akan mengacu pada Tujuan Pengasuhan. Kita tak akan membua anak kita habis tenaga dan waktunya hanya sukses untuk akademis semata, karena kita punya hal hal lain yang harus dicapai.
Mencari sekolah punya dua pilihan :
Misalnya untuk SD:
a. Mata pelajaran padat tapi waktu pendek, pulag 11.30 atau jam
b. Waktu belajar panjang tapi materi tidak berat sesuai dengan kemampuan jarak perhatian dan kapasitas otak anak. Kita ingin anak tidak terbebani tapi mendapatkan pendidikan yang patut bagi usianya.
Sebagai contoh ada sekolah yang kelas satu pulang jam 2, tapi sejak jam 11.30 anak punya kesepatan tidur satu jam. Diatas jam12,30 tidak ada lagi mata pelajaran yang berat. Atau sekolah lain pelajarannya seperti berikut ini . Senin : Komputer – PKN – Silat. Selasa : Renang – Perpustakaan (baca buku) – IPS. Rabu: Bahasa Inggris – Perpustakaan – Penjas dstnya.
Karena kita punya target pengasuhan, maka kita harus mencari sekolah yang tepat dan menunjang tercapainya tujuan pengasuhan kita.
Anak kita harus punya waktu untuk bercengkrama denga orang tua dan saudaranya, beribadah dengan benar dan baik, bermain yang menyenangkan dan tidur yang cukup.
Saya teringat kata kata bijak dari tokoh pendidikan Amerika : Neil Postman, yang sejak tahun 1982 an sudah meramalkan keadaan anak anak kita dalam bukunya The disappearance of childhood.

“Jangan kau cabut anakmu dari dunianya terlalu cepat, karena kau akan menemukan orang orag dewasa yang ke kanak kanakan!”

Bukankah sudah banyak kita temukan hal serupa ?
Semoga tak terjadi pada anak kita.
Yuk kita hadapi dan atasi semua tantangan dalam pengasuhan anak anak kita ini . semoga Allah mudahkan dan sukseskan kita menghasilkan generasi yang tangguh dan membahagiakan dunia dan akhirat.

Selamat berjuang.
Minggu tengah malam, 4 Desember 2016.
Elly Risman

Silahkan share bila dianggap pantas.
5 Desember 2016 pukul 0:12 · Publik

⁠⁠⁠Otot Kebahagiaan



Pernah nggak anda dengar orang ngomong,"Wah ini orang masa kecilnya kurang bahagia!" Mungkin ngomongnya langsung kepada anda atau anda mungkin pernah bilang begitu juga kepada orang lain.

Kalau sampai ada yang ngomong gitu ke anak saya, sungguh saya akan protes. Karena segenap upaya telah saya lakukan kepada anak-anak kami untuk membahagiakan mereka. Tujuannya sederhana, agar otot bahagia mereka terlatih.

Jika otot bahagia sudah kekar, kuat dan terbentuk, maka otot semacam ini mampu mengangkat beban apapun. Orang semacam ini punya banyak memori bahagia dalam hidupnya. Hasilnya, ia terbiasa untuk menikmati hidup.

Apakah hanya jalan-jalan, piknik dan kasih hadiah?? Oooh tentu tidak. Saat anak pertama kami berusia 6 bulan, ia sudah terbiasa berziarah baik ke makam kakeknya, leluhur atau para ulama, usia 2 tahun, is sudah diajak ke kamp pengungsian saat banjir besar melanda Jakarta. Usia 3 tahun, ia sudah diajak mendaki gunung hingga ke puncak. Demikian pula kedua adiknya.

Jadi, apakah harus melulu ke mal, objek wisata dan jalan-jalan saja?? Nggak juga.

Mereka sering kami ajak berpetualang agar memiliki banyak memori baik dalam hidupnya. Kalau waktunya terbatas, seringkali kami hanya lepas di playground, mereka juga sering dilibatkan dalam aktifitas kami baik dalam maupun luar negeri. Saya ingin ajarkan mereka bahwa bekerja sembari senang-senang itu juga bisa.

Kami kenalkan dengan para tokoh, selebritis hingga ulama. Biarkan mereka terbiasa berada ditengah-tengah orang hebat. Kadang kami gilirkan siapa yang harus ambil tiket parkir, bayar tol, berbagi ke pengemis dan keliling tetangga membagikan bingkisan. Biarkan mareka terasah kecerdasan emosinya.

Kami kadang masuk hutan, mencari air terjun, memberi makan binatang, main masak-masakan sampai masak bareng-bareng (seringnya sih pesta seafood), itikaf di masjid, berlayar, karaokean, main hujan bareng dan hal-hal sepele lainnya.

Saya hanya ajak mereka untuk merasakan. Merasakan semua jenis moda transportasi. Perahu, kapal perang hingga becak dan bajai, segala merk Mobil. Abangnya keranjingan Lamborghini dan anak kedua kami bahkan pernah mengencingi Jaguar terbaru hehehe. Ajaklah ke pameran - pameran biarkan mereka melihat, merasakan, mengalami hal-hal baru.

Tapi ingat, jangan berikan kesempatan apapun yang berpotensi merusak kebahagiaan mereka. Sejak lahir, tak kami berikan sedikitpun kesempatan menyaksikan acara-acara di televisi. Tidak ada tivi menyala di rumah kami. Kecuali film yang sudah kami pilih di YouTube. Meskipun kadang mereka suka melihat tivi, tapi kami harus edukasi kembali perihal apa yang mereka tonton.

Kami hanya instruktur. Kami pelatih mereka agar otot bahagianya kokoh dan kuat. Waktu kita singkat, boleh jadi mereka sebentar lagi lebih sibuk dengan teman-temannya. Sementara fase terpenting dalam hidup mereka tak boleh hanya berisi gadget, tivi, mal, dan ingatan bahwa orang tuanya sibuk bekerja.

Salam Spektakuler!


Dari USC-Archaan

15 NASIHAT UNTUK YANG DAH BERUMUR 50 TAHUN



BERAPA UMURMU?  -  SUDAH 50 TAHUN?

"Allah tidak lagi memberi alasan bagi siapa yang telah dipanjangkan umurnya hingga 50 tahun"
(Hadith Riwayat Bukhari)

Al-Khattabi berkata : "Maknanya, orang yang Allah panjangkan umurnya hingga 50 tahun, tidak diterima lagi keuzuran/alasan. kerana usia 50 tahun merupakan usia yang dekat dengan kematian...

Maka inilah kesempatan untuk memperbanyak taubat, beribadah dengan khusyuk, dan bersiap2 bertemu Allah."
(Tafsir al-Qurthubi)

Fudhail bin Iyadh berkata kepada seseorang yang telah mencapai umur 50 tahun,

Nasihat Fudhail kepadanya:

"Bererti sudah 50 tahun kamu berjalan menuju Tuhanmu, sekarang hampir sampai ... Lakukan yang terbaik pada sisa usia senja-mu, lalu akan diampuni dosa2mu yang lalu. Tapi jika engkau masih berbuat dosa di usia senjamu, kamu pasti dihukum akibat dosa masa lalu dan masa kini sekaligus ..!"

Maka para alim ulama memberi nasihat cara menjalani umur yang sudah mencapai 50 tahun:

1. Jangan berlebihan berhias, bersolek, dan berpakaian.

2. Jangan berlebihan makan, minum, dan berbelanja barang yang kurang diperlukan untuk mendukung amal salih.

3. Jangan berkawan dengan orang yang tidak menambah iman, ilmu, dan amal.

4. Jangan gelisah, berkeluh kesah dan kesal dengan kehidupan sehari-hari. Selalu penuhi diri dengan rasa sabar dan bersyukur.

5. Perbanyak doa mengharap keredha-an Allah agar Husnul Khatimah dan dijauhkan dari Su'ul Khatimah.

6. Tambahkan ilmu agama, perbanyak mengingat kematian, dan bersiap menghadapinya.

7. Siapkan wasiat dan lakukan pembahagian harta.

8. Kerapkan menjalin silaturrahim dan merapatkan hubungan yang renggang sebelumnya.

9. Minta maaf dan berbuat baik terhadap pihak yang pernah dizalimi.

10. Tingkatkan amal soleh terutama amal jariah yang dapat terus memberi pahala dan syafa'at setelah kita mati.

11. Maafkan kesalahan orang kepada kita walau seberat apapun kesalahan itu.

12. Bereskan segala hutang yang ada dan jangan buat hutang baru walaupun untuk menolong orang lain.

13. Berhentilah dari semua maksiat !

mata, berhentilah memandang yang tidak halal bagimu

tangan, berhentilah dari meraih yang bukan hak mu

mulut, berhentilah makan yang tidak baik dan yang tidak halal bagimu, berhentilah dari ghibah, fitnah, dan berhentilah menyakiti hati orang lain

telinga, berhentilah mendengar hal2 haram dan tak bermanfaat

14. Berbaik sangka lah kepada Allah atas segala sesuatu yang terjadi dan menimpa

15. Penuhi terus hati dan lisan kita dengan istighfar & taubat untuk diri sendiri, orang tua, dan semua orang beriman, di setiap saat, waktu dan keadaan

Semoga bermanfaat bagi kita semua, walaupun Anda belum 50 tahun, kerana...

KEMATIAN TIDAK MENGENAL UMUR.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10211958936142093&id=1033128226

Sabtu, 02 September 2017

⁠⁠⁠Ust. Anis Matta Bicara Soal Uang



BismillahirrahmaanirrahiimIkhwan dan Akhwat sekalian,

Alhamdulillah kita dipertemukan oleh Allah di pagi hari ini, walaupun kemarin saya ragu-ragu, apakah saya bisa hadir hari ini atau tidak. Istri saya sakit demam berdarah dan dirawat di rumah sakit hingga hari ini.

Alhamdulillah, hari ini ada perbaikan sedikit dan bisa ditinggal. Selain itu, rasanya sudah rindu sama antum semuanya karena cukup lama tidak kesini.

Sebenarnya saya punya rencana kunjungan ke sini pada bulan Januari yang lalu dalam rangkaian jaulah ke 13 DPW bersama 13 pengurus Bidang Kaderisasi dan Bidang Pembinaan Wilayah. Rencana itu dibatalkan karena saat itu sedang musim pesawat jatuh, jadi ada 8 DPW yang kita pending perjalanannya termasuk ke kota Pekan Baru ini.

Ikhwah sekalian. Pagi ini kita bicara tentang uang. Sudah lama sekali saya mengusulkan bagian kurikulum di departemen kaderisasi untuk memasukkan pokok bahasan tentang uang.

Gagasan-gagasan itu mulai muncul ketika saya dahulu berada di awal dakwah ini. Salah satu pekerjaan yang saya lakukan adalah Lajnah Minhaj, di Bidang Kaderisasi dulu, bersama Kang Aus. Saat itu, saya ikut menyusun beberapa Materi Tamhidi H1, H2.

Kita memang tidak pernah berfikir untuk menyusun satu materi tentang uang karena yang ada di benak kita, bahwa bagian-bagian dari tarbiyah itu adalah tarbiyah ruhiyah, tarbiyah fikriyah dan tarbiyah jasadiyah. Ketika kita membuat partai, kita menambah sedikit yaitu materi tarbiyah siyasiyah.

Jadi, kalau wasilah dari tarbiyah ruhiyah itu banyak, ada Lailatul Katibah juga mutaba’ah yaumiyah. Wasilah tarbiyah fikriyah juga banyak ada tatsqif dan macam-macam. Tarbiyah jasadiyah ada latsar, ada mukhoyam. Tarbiyah siyasiyah sudah dengan sendirinya karena ada wasilah berupa partai.

Tapi, kita semuanya menghadapi suatu benturan realita yang disebabkan karena ada missing link dalam sistem berfikir kita. Ada satu kosakata yang tidak masuk ke dalam benak kita padahal itu sangat menentukan masa depan kita yaitu uang. Jika ada yang bertanya kenapa kita miskin maka jawabannya karena memang kita tidak belajar masalah uang.

Ikhwah sekalian. Salah satu gejala benturan budaya yang sering kita lihat muncul bersama munculnya orang-orang setengah kaya baru. Tapi itu lebih disebabkan karena bibit-bibit kemiskinan itu memang ada dalam diri kita, ada di lingkungan kita, bahkan ketika kita mulai membuat partai. Padahal kita belum kaya dan memang belum kaya.

Apabila kita memakai standar Kiyosaki, masuk dalam tahap aman pun belum. Tapi sudah dianggap kaya hanya karena sedikit beda dengan teman-teman ikhwah yang lain. Kita dianggap kaya karena memiliki mobil padahal mobil itu kebutuhan pokok dalam fiqih Islam. Kita juga dianggap kaya karena sudah bisa bangun rumah, padahal itu indikator dari garis kemiskinan.

Rasulullah mengatakan, “Cukuplah bagi seorang Muslim itu bahwa dia punya sebuah rumah dan seorang pembantu.” Jadi, rumah itu sama dengan pakaian. Hanya saja, di lingkungan kita, banyak yang mempunyai anggapan, orang disebut kaya kalau sudah punya rumah.

Ikhwah sekalian. Oleh karena itu, banyak sekali yang bolong dalam tsaqafah kita tentang uang. Kita bukan hanya salah membuat persepsi-persepsi itu, tetapi juga terkadang mempunyai kecenderungan anti uang.

Kalau istilah almarhum Ust Rahmat Abdullah, ikhwah itu sabar menderita tapi tidak sabar melihat orang lain lebih kaya. Makanya mudah muncul gosip di kalangan orang yang punya sedikit kelonggaran secara finansial  apalagi kalau sebab kelonggaran finansialnya itu karena dia menjadi anggota dewan.

Jadi, pada tahun 1999, saya jadi ketua Tim Khusus. Pada waktu itu sebagai Sekjen saya tahu persis di mana letak daerah kuatnya PKS kalau saya mau jadi anggota dewan. Ketika itu saya dicalonkan dari Bandung, Jakarta dan Sulawesi Selatan atas usul DPW masing-masing. Nah, pilihan tertinggi jatuh pada Sulawesi Selatan.

Waktu itu saya belum mau jadi anggota dewan karena saya belum punya rumah dan mobil. Saya tidak mau bila nanti ada persepsi bahwa saya punya mobil dan rumah karena jadi anggota dewan. Oleh karena itu saya pilih Sulawesi Selatan. Jika saya pilih Bandung atau Jakarta pasti saya terpilih jadi anggota dewan pada tahun 1999.

Saya mengerti persepsi-persepsi, gosip dan fitnah tentang harta di kalangan kita itu banyak disebabkan tsaqafah yang bolong tentang uang. Jadi, kita bukan hanya tidak berbakat jadi kaya tapi juga tidak senang dengan orang kaya dan cenderung anti kekayaan.

Kapan saatnya kita mulai mengalami benturan keuangan. Yang pertama setelah kita punya anak. Dahulu waktu saya kuliah, kita dimotivasi untuk cepat menikah oleh para murabbi kita dengan satu alasan kemaksiatan sudah merajalela di sekitar kita. Daripada kita berzina, lebih baik kita menikah. Kalau kita berargumen lagi bahwa belum ada pekerjaan karena kita masih kuliah, jawabannya adalah “tawakkal ‘alallah, innallaha Ghoniy”. Seluruh alasan-alasan aqidah dikerahkan untuk mendorong kita nikah.Sebagian besar angkatan saya menikah di tahun pertama waktu kuliah. Saat itu saya belum menikah.

Di tahun kedua lebih banyak lagi yang menikah, saya belum menikah. Di tahun ketiga lebih banyak lagi yang menikah. Saya termasuk yang telat menikah pada waktu itu. Tapi kemudian kita menemukan fakta bahwa ikhwah-ikhwah yang menikah semasa kuliah itu sebagian besar angka pelajarannya jeblok karena disibukkan dakwah juga harus mencari ma’isyah.

Saya menikah di tahun keempat setelah angka saya stabil karena naik satu point lagi. Dosen saya sampai mengatakan, kalau kamu ambil Master, menikah satu kali lagi.

Ada ikhwah yang mengatakan kepada saya, Masya Allah, antum ini merencanakan sesuatu dengan detail. Saya bilang antum punya semangat tapi tidak punya rencana yang bagus.

Jadi kita semua mulai mengenal uang dan mempunyai persepsi bahwa uang itu perlu ketika anak kita menangis. Ketika saya datang ke calon mertua saat itu, beliau anggota DPR dan sudah 17 tahun menjadi salah satu petinggi GOLKAR untuk melamar, dia bertanya ke saya: “Anak saya mau dikasih makan apa?” Saya bilang mungkin saya tidak share di rumah bapak tapi insya Allah tidak makan batu.

Kemudian dia bertanya lagi. “Pendapatan kamu berapa?” Saya jawab, saya ada beasiswa 200 ribu perbulan. “Selain itu apa iagi?” Saya bilang tidak ada. “Masih kuliah”. Tapi waktu itu istri saya mengancam, kalau tidak kawin dengan saya, dia tidak mau kawin lagi. Akhirnya kita menikah juga.

Jadi, kita ini, ikhwah learning by accident. Belajar dari benturan.

Ikhwah sekalian. Rasanya saya sendiri sebenarnya tadinya tidak pernah tertarik mengenal uang lebih jauh. Karena 6 tahun saya di pesantren juga tidak pernah belajar uang. Lima tahun setengah kuliah di LIPIA Fakultas Syari’ah juga tidak pernah belajar uang kecuali 1 bab dalam pelajaran Fiqh yaitu kitab zakat. Itupun dalam orientasi Amil Zakat, tidak ada orientasi menjadi muzakki.

Saya mulai tertarik mengenal uang seteiah mengalami benturan yang di awal tadi saya ungkapkan, juga benturan ketika saya di Sekjen. Setelah jadi Sekjen itulah saya mulai menilai ada suatu masalah besar yang akan kita hadapi kalau masalah-masalah ini tidak selesai.

Sejak itulah saya mempelajari hal ini. Sebelumnya, meskipun saya mengajar Ekonomi Islam di Ul, banyak belajar dan membaca masalah-masalah ekonomi, juga banyak membaca buku-buku bisnis dan bergaul dengan orang-orang bisnis, saya belum seberapa tertarik secara langsung dan punya perhatian secara khusus terhadap masalah uang. Ketertarikan itu mulai muncul setelah mengalami benturan betapa sulitnya kita mendanai aktifitas kita setelah kita terjun di perpolitikan ini.

Ikhwah sekalian. Saya ingin bicara 3 point supaya kita lebih terarah dalam soal uang. Pertama, mengapa Islam menyuruh kita kaya. Kedua, mencari penjelasan tentang mengapa kita miskin. Ketiga, bagaimana kita mulai merekontruksi kehidupan finansial kita.

Ibnu Abid Dunia menjelaskan beberapa alasan tentang mengapa kita semua diperintahkan untuk menjadi kaya dalam Islam itu. Alasan pertama, karena harta itu tulang punggung kehidupan. Makanya orang kalau punya harta punggungnya tegak. Kalau tidak punya harta, punggungnya rada bungkuk sedikit. Antum lihat orang-orang Amerika kalau datang ke sini tegap-tegap semua kan, karena punya duit. Pejabat-pejabat keuangan kita kumpul di CGI tunduk-tunduk semua, karena mau pinjam duit.

Allah SWT mengatakan “Janganlah kamu berikan harta-harta kamu kepada orang-orang bodoh (orang-orang yang tidak sehat akalnya) yaitu harta yang telah Allah jadikan kamu sebagai yang membuat punggung tegap.” Jadi, hidup kita tidak normal begitu kita tidak punya uang. Kita pasti punya banyak masalah begitu kita tidak punya uang.

Alasan kedua, peredaran uang itu adalah indikator keshalehan atau keburukan masyarakat. Apabila uang itu beredar lebih banyak di tangan orang-orang jahat maka itu indikasi bahwa masyarakat itu rusak. Apabila uang itu beredar di tangan orang-orang shaleh maka itu indikasi bahwa masyarakat itu sehat.

Masyarakat Indonesia ini rusak salah satu indikasinya karena orang-orang shalehnya sebagian besar adalah para fuqara wa masakin. Ahlul masjid di negeri ini terdiri atas fuqara dan masakin. Bahkan sebagian besar orang mungkin mengunjungi masjid bukan karena benar-benar ingin ke masjid melainkan karena tidak punya tempat untuk dipakai mengaktualisasikan diri.

Antum lihat orang-orang tua yang datang ke masjid biasanya orang yang kalah dalam pergulatan sosial. Kalau dia tentara, biasa setelah pensiun baru dia ke masjid. Kalau dia pedagang, biasanya setelah dia bangkrut baru dia ke masjid.

Rasulullah SAW mengatakan “Sebaik-baik uang itu adalah uang yang beredar di tangan orang-orang shaleh”. Jadi, apabila kita yang ada di sini tidak mengendalikan uang yang ada di Riau, itu adalah tanda-tanda yang tidak bagus.

Kenapa? Karena kalau uang itu berada di tangan orang shaleh maka uang itu akan mengalir di saluran-saluran yang baik. Kalau ibu-ibu di sini dibagikan Rp 1 Milyar, kira-kira uang itu akan diapakan. Buat daftar belanjanya. Antum bisa lihat semuanya itu belanja kebaikan. Pertama, pasti akan dipakai untuk potongan buat partai. Coba lihat anggota DPR, begitu jadi anggota Dewan, yang pertama potongan buat partai.

Waktu itu ada teman dari Golkar dan PPP, “Itu dana konstituen diapakan?” Kita jawab itu tidak lewat kita, melainkan langsung ke Dapil (Daerah Pemiiihan). Uang yang masuk ke tangan orang shaleh pasti mengalirnya di kebaikan juga.

“Kalau gajinya berapa dipotong? Kalau kita di Golkar cuma 2,5 juta per bulan dipotong.” Kalau di PKS itu bisa 50 sampai 60% di potong. Jadi, antum lihat daftar belanjanya orang shaleh.

Kedua, untuk rihlah, kemungkinan itu pergi umrah atau menghajikan keluarga atau naik haji sendiri. Bapak-bapaknya pun kalau punya uang 1 Milyar, tidak jauh-jauh dari situ juga: infaq buat partai, menyenangkan keluarga, dan operasional pribadi untuk dakwah pribadinya juga.

Semuanya di jalur kebaikan. Bila ada kenikmatan, tidak mungkin dia pergi judi. Tidak mungkin juga dia pergi ke tempat prostitusi. Paling-paling dia cari jalur halal.

Tapi coba sebaliknya, kalau uang itu beredar di tangan orang jahat, larinya juga kepada kejahatan. Salah seorang saudara saya cerita, waktu itu ada seorang kaya sangat kaya di daerah Indonesia. Orangnya masih hidup sekarang. Dia punya private jet. Saking kayanya, dia suka main judi ke London. Pesawat private jet itu berjenis Boeing.

Jadi, kalau pergi dia itu membawa rombongan, biasanya dia parkir di sana 1 minggu atau 2 minggu. Itu kalau parkir, kan bayar. Selama dia main judi, dia persilahkan teman-temannya yang ingin pakai pesawatnya, seperti layaknya meminjamkan mobil.

Sekali main, dia biasanya bisa rugi sampai 5 juta dollar, meskipun kadang-kadang untung 8 juta dollar. Sekali waktu mereka main ke sana, sudah beberapa hari kangen dengan Nasi Padang. Dia bilang ke pilotnya tolong ke Singapore beli Nasi Padang terus balik lagi ke London. Begitulah cara mereka menggunakan uang.

Kalaupun orang kaya itu muslim, tidak berjudi, tapi dia tidak punya visi dakwah dan tidak hidup untuk satu misi besar dalam hidupnya, dia pasti akan menggunakan uangnya untuk kesenangan pribadi, seperti perhiasan dan seterusnya.

Saya punya kawan, kalau dia pakai seluruh perhiasannya kira-kira sekitar 2 juta dollar di badannya, cincinnya 1 juta dollar. Mobilnya 1/2 juta dollar, jam tangannya bisa sampai 2 milyar. Adalagi temannya kira-kira punya 200-an jam tangan. Sebuah jam tangan itu harganya kira-kira 2 milyar.

Lebih buruk lagi, kadang-kadang orang kaya yang tidak baik memakai uangnya untuk memerangi kebaikan. Itulah yang terjadi ketika orang-orang Yahudi memegang kendali keuangan dunia.

Maka dari itu, menjadi kaya itu bagi kita adalah satu keharusan, untuk mengembalikan keseimbangan sosial, kehidupan di tengah-tengah kita.

Ketiga, terlalu banyak perintah syariah yang hanya bisa dilaksanakan dengan uang. Antum lihat 5 rukun Islam. Syahadat tidak pakai uang, sholat tidak pakai uang, puasa tidak pakai uang tapi zakat dan haji pakai uang. Kalau 200 ribu orang umat Islam Indonesia tiap tahun pergi haji. Rata-rata mengeluarkan 5000 dollar, coba antum kalikan berapa banyaknya uang yang beredar untuk melaksanakan satu ibadah. Belum lagi jihad.

Jadi, kita tidak bisa berjihad kecuali dengan uang. Misalnya kita di lndonesia sekarang mau pergi ke Palestina untuk pergi perang, tenaga kita tidak diperlukan karena tenaga sudah cukup dengan ada yang disana. Rasul mengatakan, “Siapa yang menyiapkan seorang bertempur maka dia juga sudah dapat pahala perang”.

Jadi banyak sekali perintah-perintah Islam yang memerlukan uang. Waktu Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, di antara hadits-hadits pertama yang beliau sampaikan pada waktu itu adalah “Afsussalam wa ath’imu tho’am”.

Jadi mentraktir itu tradisi nabawiyah. Sering-seringlah mentraktir karena itu perintah Nabi, dan ini turunnya di Madinah pada saat menjelang mihwar daulah. Kira-kira di jaman kita inilah, di mihwar dakwah kita sekarang.

Washilul arham dan sambung tali shilaturahim. Antum akan melihat nanti di akhir penjelasan saya nanti bahwa ciri-ciri orang maju itu salah satunya adalah kalau belanjanya dalam 3 hal lebih besar daripada belanja kebutuhan lauk-pauknya, salah satunya belanja komunikasi.

Jadi, kalau biaya pulsa kita tinggi itu indikator yang baik, itu artinya silaturahim kita jalan. Jangan missed call, suruh orang telpon balik.

Keempat, karena harta itu adalah hal-hal yang dibangga-banggakan oleh manusia sehingga menentukan strata sosial. Antum akan lebih berwibawa dan didengar orang kalau punya uang.

Apabila tidak punya uang, biasanya kita juga biasanya jarang didengar oleh orang. Misalnya dalam keluarga. Antum bersaudara ada 7 orang. Kalau kontribusi finansial antum dalam keluarga itu tidak banyak dan bila antum satu-satunya da’i dalam keluarga, dakwah antum juga kurang didengar oleh keluarga. Karena di samping ingin mendengarkan nasihat yang baik orang juga ingin mendapatkan uang yang banyak. Hadiah-hadiah pada hari lebaran, infaq-infaq dan seterusnya dan itu biasanya melancarkan dakwah kita.

Saya hadir pada suatu waktu di sidang Ikatan Anggota Parlemen Negara-negara OKI. Setiap kali ada waktu bertanya, yang paling pertama diberi kesempatan bertanya itu utusan dari Arab Saudi, sedangkan utusan dari negara miskin seperti Maroko atau Tunisia biasanya tidak dapat giliran, kalau bukan sendiri yang angkat tangan.

Masalah harta ternyata juga berpengaruh pada hal-hal seperti itu.Pada tahun 1994 saya ke Jerman. Dua tahun baru selesai kuliah, di sana saya bertemu dengan salah seorang ikhwah pengusaha yang punya beberapa supermarket di sana.

Dia datang menemui saya memakai Mercy. Saya protes kepada dia dengan semangat dakwah dan jihad, antum itu tega pakai Mercy, saudara-saudara antum di Palestina di sana masih berjuang, antum hidup di Jerman ini pakai Mercy bagaimana ceritanya. Dia bilang nanti saya jelaskan, antum ikut saya saja dulu. Saya diajak keliling supermarketnya dulu.

Orang itu memang kaya. Sudah keliling dia bilang, di Jerman ini kalau kau ingin ketemu seorang direktur, begitu kamu parkir mobil, nanti direktur itu suruh sekretarisnya tengok dia itu pakai mobil apa. Jika kau tidak pakai Mercy nanti sekretarisnya bilang direktur sedang tidak ada. Kalau kau pakai Mercy kau disambut baik-baik oleh mereka. Mercy ini wajib di sini.

Itu hal-hal yang dibangga-banggakan oleh manusia. Dan itu berkali-kali disebutkan dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu sebagai Muslim saya ingin didengarkan orang, apalagi kita sebagai da’i kita perlu punya wibawa di depan orang. Sebagian dari wibawa itu juga dibentuk oleh kondisi finansial kita.

Ulama-ulama kita juga meriwayatkan bahwa ternyata di antara hal-hal yang disenangi oleh wanita kepada laki-laki salah satunya adalah uangnya. Perempuan itu katanya menyenangi pada laki-laki kalau dia lebih pintar daripada si perempuan, kalau dia lebih kaya daripada perempuan, lebih kuat daripada perempuan. Dan kepemimpinan itu kan diberikan kepada laki-laki salah satu sebabnya karena kewajiban memberlkan nafkah itu. Kalau kita ingin berwibawa di depan istri tolong kewajibannya ditunaikan dengan sempurna. Itu akan menaikkan wibawa kita depan Istri.

Seorang istri itu tidak hanya membutuhkan seorang suami yang romantis tapi juga seorang suami yang romantis realistis. Ada seorang akhwat berkata kepada saya, saya sebenarnya tidak materialistis tapi masalahnya kita realistis karena kita tidak bisa hidup tanpa materi. Dan kalau materi kita sedikit maka hidup kita juga tidak akan nyaman. Sedikit banyak itu juga penting.

Kelima, harta itu salah satu sebab yang dapat membuat orang itu bisa bahagia di dunia. Jangan lagi pernah bilang “biar miskin asal bahagia.” Sekarang perlu kita balik, “biar kaya asal bahagia.”

Saya ingat guru saya waktu SD selalu mencari kamuflase bahwa walaupun kita miskin tetap bisa bahagia. Memang bisa, tapi susah. Adalagi yang bilang “Uang tidak bisa membeli cinta”. Memang tidak bisa, tapi kalau kita jatuh cinta dan punya uang itu lebih enak.

Rasulullah SAW realistis sekali ketika dia mengatakan bahwa di antara yang membuat orang itu bahagia adalah pertama, Istri yang sholehah. Kedua, rumah yang luas, dalam hadits lain disebutkan kamar-kamarnya banyak. Menurut Syeikh Qordlowy yang disebut kamar-kamar itu minimal enam kamar. Satu buah kamar untuk suami istri, sebuah kamar untuk anak laki-laki, sebuah kamar untuk anak perempuan, sebuah kamar untuk pembantu, dua buah kamar lainnya untuk kerabat suami dan istri yang datang menginap di rumah. Itu 6 kamar tidak termasuk dapur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu, perpustakaan keluarga dan musholla.

Kelanjutan dari hadits itu, dan kendaraan yang nyaman. Antum perhatikan Rasulullah mengatakan rumah dan kendaraan. Rumah itu adalah indikator stabilitas, kendaraan itu adalah indikator mobilitas.

Rasulullah mengatakan kendaraan yang nyaman bukan sekadar kendaraan. Naik angkot itu juga kendaraan tapi belum tentu nyaman, tapi kalau ada sedan yang empuk sehingga kita bisa rehat, itu lebih bagus. Pulang mengisi Liqa’ kalau kendaraannya nyaman kan sedikit mengurangi kelelahan. Itu juga perlu garasi.

Jika suaminya pengurus DPW, istrinya pengurus DPW, maka masing-masing perlu kendaraan juga. Kalau anaknya 7 siapa yang antar anaknya sekolah, jadi minimal perlu 3 mobil.

Waktu saya tidak punya mobil, saya punya motor. Anak saya sekolah di Al-Hikmah, jadi kalau pulang diantar sama keponakan saya. Anak saya diikat, takut kalau tidur sewaktu-waktu bisa jatuh dari motor. Saya bilang “saya dosa kalau anak saya sampai meninggal”. Akhirnya saya menelepon teman saya, “Tolong sediakan mobil untuk saya.”

Itulah pertama kali saya punya mobil. Dosa kita, kasihan anak itu jatuh dari motor. Setengah mati kita pupuk-pupuk, kita lahirkan dengan baik, tapi mati karena kecelakaan begitu.

Kalau suaminya pengurus DPW dan istrinya aktif di Salimah atau di Pos Wanita Keadilan, kan perlu mobilitas juga. Masa suaminya pergi pakai mobil, sedangkan istrinya pergi rapat ke mana-mana sambil gendong anak. Dia sudah hamil 9 bulan, merawat anak, malam tidak tidur.

Kita zhalim juga terhadap istri kalau kita tidak memberikan hal-hal yang membuat dia nyaman dalam kehidupan. Untungnya waktu kita menikah dulu banyak akhwat kita yang tidak tahu hadits ini. Padahal dalam banyak pendapat di berbagai mazhab misalnya di madzhab Imam Syafi’i, apalagi Imam Malik, kewajiban wanita itu yang sebenarnya hanya melayani suami dan mendidik anak, sedangkan pekerjaan rumah tangga, mencuci dan seterusnya, itu tidak termasuk dalam kewajiban wanita.

Qiyadah-qiyadah akhwat mengikuti daurah tingkat nasionat kemarin di Jakarta. Coba bayangkan akhwat-akhwat kita sebagian besar sarjana. Waktu kuliah dia direkru kan salah satu alasannya karena dia anashirut taqyir dan otaknya brilian. Banyak akhwat kita Indeks Prestasinya 4,1. Begitu 10 tahun menikah, dia sudah tidak nyambung lagi dengan suaminya kalau bicara, karena dia mengalami stagnasi intelektual.

Tiba-tiba dia mengerjakan semua pekerjaan pembantu rumah tangga, dia melahirkan juga, melayani suami juga, memasak juga, mencuci juga dan kadang-kadang kita terbawa oleh romantika perjuangan. Rasanya heroik melihat istri mencuci, suami pulang dakwah dalam keadaan lelah, istri di rumah mencuci, mengepel lantai.

Sepuluh tahun kemudian kita di elus-elus oleh istri, kita pikir sedang dipijiti, padahal hanya di elus-elus karena tangannya dipakai untuk mencuci, jadi tangannya sudah bukan tangan ratu. Sementara suami pegang pulpen, pegang kertas karena sibuk mengisi halaqah, sedangkan pekerjaan yang kasar-kasar dikerjakan oleh istri.

Sudah saatnya pekerjaan-pekerjaan begitu kita delegasikan kepada mesin. Jangan buang waktu di dapur, di tempat mencuci, delegasikan kepada mesin. Kita ini orang-orang pilihan dari umat kita.

Berapa banyak orang yang sarjana di negeri ini? sedikit. Makanya kalau Capres syaratnya S-2 calonnya juga nanti sedikit. Saya tidak setuju kalau capres itu syaratnya S-1, tamat SD pun bisalah. Sebagian besar orang ikut.

Jadi, yang bisa merasakan pendidikan tinggi itu barang elit di negeri ini. Jadi, kalau akhwat kita yang sarjana itu setelah nikah disuruh jadi pembantu rumah tangga atas nama kesetiaan, ketaatan, cinta dan sejenisnya maka kita telah berbuat zalim terhadap SDM kita sendiri.

Mungkin akhwat kita itu sabar-sabar, dia menerima keadaan. Tetapi, walaupun dia menerima keadaan, kita kehilangan potensi. Kita kehilangan umur-umur terbaik. Sebenarnya kalau dipacu untuk dakwah, untuk kepentingan lebih besar, lebih strategis, faedah yang didapatkan pun akan jauh lebih besar.

Waktu kita ini tidak akan cukup mengerjakan hal-hal tersebut maka belilah waktu orang lain. Hitung-hitung, kalau beli tenaga pembantu kita buka lapangan kerja, kita bukan hanya mendelegasikan pekerjaaan kita juga buka pekerjaan bagi orang lain.

Kira-kira itulah 5 alasan mengapa kita itu perlu kaya. Memang, walaupun kita miskin kita masih bisa bahagia, tapi itu jauh lebih susah. Bahkan terkadang kekayaan itu lebih mendekatkan orang kepada Allah SWT dibanding kemiskinan.

Makanya Rasul mengatakan tentang minum susu, makan habbatussauda’, madu. Coba kalau antum, misalnya, tidur di atas kasur yang empuk dalam ruangan yang ber-AC, tidur 2 jam itu bisa sangat nyenyak. Apalagi minum susu hangat sebelum tidur. Bangun pagi minum madu campur habatussauda.

Saya kira kita perlu memperbaiki dan melihat kembali pemahaman keagamaan seperti ini secara benar. Sehingga kita jangan menganggap kemewahan itu justru melelahkan orang tapi bikin orang nyaman. Inilah 5 alasan mengapa kita harus kaya.

Sekarang saya ingin lebih jauh menembus kembali mengapa kita miskin selama ini. Sebabnya kita miskin adalah pertama, karena kita memiliki pemahaman agama yang salah. Salah satunya 5 alasan tadi tidak beredar di kalangan kita. Sekarang coba kita tonton acara TV, nonton acara-acara ceramah subuh di televisi. Kita akan lihat sebagian besar ceramah-ceramah televisi itu menyuruh orang-orang miskin itu semakin miskin atas nama kesabaran. Bahkan ada perang terhadap materialisme, karena itu kita harus zuhud sekarang.

Pemahaman tentang kezuhudan itu salah satu pemahaman yang paling banyak merusak kita. Karena kita tidak tahu bedanya orang zuhud dengan orang miskin. Imam Ghazali mengatakan orang zuhud itu adalah orang yang punya dunia lalu meninggalkannya dengan sadar. Orang miskin itu adalah orang yang ditinggal dunia.

Kalau ada orang miskin tidak dapat makan lalu puasa Senin-Kamis itu bukan orang zuhud. Itu orang miskin yang berusaha memaksimalisasi kondisi keterbatasannya agar tetap dapat pahala, daripada tidak makan dan tidak dapat pahala lebih bagus tidak makan dapat pahala. Orang zuhud itu orang pasca dunia kalau orang miskin itu orang pra dunia.

Kita lihat Rasulullah SAW itu sudah kaya raya sebelum menjadi Nabi. Kemiskinan Rasulullah yang kita baca di hadits-hadits itu adalah kemiskinan atas pilihan. Itu adalah pilihannya karena dia punya misi yang jauh lebih besar, yakni: yang begini itu dia tidak perlu lagi, sudah selesai.

Bahkan Rasulullah mengatakan semua nabi-nabi itu sebagian besarnya kaya. Tidak ada lagi nabi yang diutus setelah nabi Syu’aib melainkan pasti dia berasal dari keluarga kaya dari kaumnya.

Rasulullah itu mengenal uang waktu umurnya 8 tahun, dia mulai kerja dan mendapatkan gaji. Pekerjaan pertamanya menggembala kambing. Umur 12 tahun dia sudah pulang pergi luar negeri ikut dalam bisnis keluarga. Umur 15 sampai 19 tahun ikut dalam perang sehingga punya pengalaman mlliter.

Umur 20 tahun, rasul sudah jadi pengusaha investornya adalah Khadijah. Waktu umur 25 tahun dia nikah dengan investornya. Berapa maharnya? Seratus ekor unta. Berapa harga seekor unta sekarang? Jauh lebih mahal dari 1 ekor sapi. Kira-kira 10 juta 1 ekor unta. Jadi totalnya 1 milyar. Anak muda 25 tahun punya uang cash 1 milyar. Itu maharnya tapi yang disimpan itu masih ada.

Walaupun Rasulullah SAW setelah menjadi Nabi mengatakan sebaik-baik wanita adalah wanita yang cantik dan mahar yang murah, itu sebagai sistem tapi dalam tradisi jahiliyah itu status. Oleh karena itu, waktu pamannya yang bernama Abu Thalib menyampaikan khutbah nikahnya sebagai sambutan keluarga pada pernikahan Rasulullah SAW, beliau mengatakan sesungguhnya orang Quraisy tahu bahwa Muhammad salah saorang pemudanya yang terbaik, yang paling terhormat. Layaklah dia nikah dengan Khadijah karena maharnya tersebut. Pemuda berusia 25 tahun punya uang 1 milyar, sedangkan kita 25 tahun baru selesai perguruan tinggi dan karya terbesar kita adalah menulis lamaran kerja.

Ini pemahaman keagamaan yang beredar di kalangan kita yang membuat kita ini miskin. Itu sebabnya di zaman penjajahan dahulu, para penjajah itu dengan sengaja menghidupkan kelompok-kelompok sufi di tengah masyarakat. Paham sufiyah dihidupkan supaya orang-orang miskin itu tidak pernah bermimpi menjadi kaya dan merasa benar bahwa dia miskin.

Maka, langkah pertama menuju kekayaan adalah perbaiki dulu pemahaman keagamaan kita. Saya dulu sekolah di pesantren 6 tahun. Tempatnya dulu itu di hutan bahkan tidak ada mobil lewat di sana. Kalau kita ingin mendapatkan kendaraan umum, kita harus jalan 3 km terlebih dahulu.

Pada suatu hari ada badai datang dan menerbangkan seluruh atap gedung, masjid, dan seluruh benda yang ada di situ. Semuanya mudah diterbangkan karena bangunan yang ada adalah bangunan murah semuanya. Tiap hari, kita makan hanya nasi dan kecap selama 6 tahun.

Setiap kali kita makan, guru saya selain bilang ini nasi akan membuat kamu besar. Cuma butuh waktu. Karena itu fisik saya kecil. Karena pada masa pertumbuhan, kita tidak mendapatkan gizi yang baik dengan alasan latihan sabar, perjuangan.

Waktu itu saya bilang ini sekolah sengaja disimpan jauh dari kota karena kota itu neraka, disini kita hidup dengan cara yang benar. Waktu saya mau ke Jakarta untuk kuliah, saya minta guru saya istikharah buat saya, satu bulan kemudian saya datang dan dia menganjurkan saya untuk kuliah di Jakarta saja di LIPIA, karena LIPIA itu selingkar syurga yang di kelilingi oleh neraka.

Itulah pemahaman keagamaan yang kita warisi. Waktu saya kuliah di LIPIA, juga belajar syariah namun tetap tidak ada yang mengajarkan kita pemahaman keagamaan yang benar tentang kekayaan.

Kedua, karena kita tumbuh dalam lingkungan pendidikan yang tidak mengajarkan kita dasar-dasar yang benar untuk menegakkan kehidupan. Lihat kurikulum yang kita pelajari. Tidak satupun yang kita pelajari di sekolah itu benar-benar kita pakai dalam kehidupan yang real kita. Sekarang belajar bahasa Inggris sejak kelas 4 SD sampai perguruan tinggi. Tahun pertama itu 10 tahun, tetapi TOEFL kita tidak bagus-bagus. Padahal bahasa itu adalah sarana komunikasi yang seharusnya itu menjadi basic (dasar).

Begitu juga tentang uang, kita tidak pernah sama sekali belajar di sekolah tentang uang. Saya dulu belajar hitung dagang di sekolah tapi itu pelajaran yang paling kita tidak suka. Jadi lingkungan pendidikan kita juga seperti itu.

Setelah kita tarbiyah pun, hal-hal seperti ini juga belum diajarkan. Mungkin karena satu hikmah ataupun yang lainnya yang tidak kita ketahui. Tetapi kalau kita membaca literatur yang ditulis oieh Imam Hasan AI-Banna, sebenarnya perhatian ke arah ekonomi itu justru malah besar dari awalnya. Bahkan munculnya gagasan ekonomi Islam itu adalah anjuran dari beliau.

Salah satunya rintisan dari beliau untuk mulai memperbaiki kehidupan ekonomi ummat Islam. Oleh karena itu saya menganjurkan kepada ikhwah di kaderisasi untuk segera membuat materi tatsqif tentang uang, karena kita periu.

Ketiga, karena kita ini memiliki ciri-ciri orang miskin dalam kepribadian. Ciri orang miskin: pertama, orang miskin itu tidak pernah bermimpi jadi orang kaya. Kalau kita baca buku the millionaire mind (pemikiran milioner), di dalam buku tersebut disebutkan fakta bahwa di kalangan orang-orang miskin itu berkembang ide-ide yang membuat mereka itu miskin. Salah satunya karena memang mereka tidak punya mimpi jadi orang kaya.

Waktu sekolah saya pernah ikut kursus keterampilan membuat sepatu jadi saya bisa membuat sepatu. Karena kita mindsetnya disiapkan untuk menjadi buruh, kalau tidak bisa menjadi guru bahasa Arab akhirnya menjadi tukang sepatu. Kita lihat rintisannya. Jadi kita tidak pernah punya mimpi untuk menjadi kaya.

Contohnya, kalau kita lihat orang pakai mobil Mercy, tidak pernah terpikir oleh kita kalau kita juga ingin punya mobii Mercy. Yang terpikir oleh kita adalah tega-teganya orang ini pakai Mercy.

Pertama kali Ketua Majelis Syuro membangun rumah, banyak sekali ikhwah yang protes. Saya bilang kenapa kalian protes. Dia tidak pinjam uang antum. Saya datang ke rumahnya, Masya Allah rumahnya bagus. Ya Allah, berikanlah saya model rumah yang seperti ini. Kalau kita melihat mobil bagus, rumah bagus, hinggap sebentar di mobil itu, sapu baik-baik lalu berdoalah.

Ketika tinggal di rumah mertua, saya bisa tinggal di tempat yang luasnya beberapa ribu meter. Cuma saya bilang, saya tidak ingin didominasi oleh mertua. Jadi, setelah menikah saya bilang saya mau keluar dari rumah ini.

Kata mertua saya, “Kamu mau tinggal di mana?” Itu urusan saya, satu tahun saya sudah tinggal di sini. Saya keluar. Lalu saya kontrak rumah. Rumah saya itu mirip kandang ayam, triplek-triplek saja. Ada 3 petak rumah, kalau kita bersin di sini, akan terdengar oleh semua tetangga.

Lantainya sebagian itu berupa tanah dan saya pun tidak punya kasur. Saya punya kasur ketika anak ke-3 saya lahir. Istri saya kalau sudah hari Sabtu atau Minggu mengajak pulang. Saya tahu dia ingin balik ke sana. Tapi kita belajar menata hidup kita sendiri, tidak tergantung dari orang.

Setiap hari, saya lewat di depan sebuah rumah besar halamannya luas. Kalau saya lewat rumah itu saya berjalan pelan-pelan sambil menunggu bis dari Al-Manar. Saya melewati rumah itu yang terletak di pojok halaman yang luas dan ada banyak pohon-pohonan. Saya usap-usap itu temboknya.

Alhamdulillah rumah itu menjadi rumah saya. Apabila saudara antum punya mobil, antum jangan marah padanya. Jangan tanya uangnya dari mana. Jangan tanya seperti itu. Antum pegang mobilnya, usap-usap mobilnya.

Sekarang kalau saya mau ke DPP tiap hari lewat Menteng, lewati rumah yang bagus-bagus, di situ juga ada masjid yang besar yang bernama Sunda Kelapa. Saya suka berdoa juga di situ. Ya Allah, saya ingin tinggal di samping masjid ini, tapi bagaimana caranya atur ya Allah. Syurga saja kita pinta, apalagi hanya rumah.

Suatu waktu saya pernah naik private jet punya Abdul Rizal Bakrie. Waktu itu, jauh sebelum era partai karena saya suka ceramah di rumahnya. Kita pergi naik private jetnya. Enak juga naik private jet. Saya berdo’a juga di situ. Saya juga ingin yang seperti ini karena enak. Syurga saja kita pinta apalagi seperti ini.

Kemarin, seorang ustad ditanya oleh kader. Kadernya protes, “Ustadz Hilmi anggota dewannya sudah mulai pada borju semuanya”. Di jawab oleh Ustadz Hilmi, mereka tidak borju cuma menyesuaikan penampilan dengan lingkungan pergaulannya. Jadi kalau ikhwah pada kaya-kaya nanti kita juga bahagia.

Saya paling senang kalau ada ikhwah yang punya private jet, perlu di dorong itu. Jadi kita tidak pelu belanja tiket lagi kalau ingin ke Riau. Tidak terikat dengan jadwal penerbangan regular. Dan saya tanya harga private jet itu, setidak-tidaknya kita sudah tahu harga private jet itu.

Sewaktu-waktu saya naik mobil Land Cruiser punya teman saya, mobil saya Kijang, saya bilang mobilmu lebih enak dari mobil saya. Dia bilang kenapa. Saya bilang saya pikir mobil saya itu paling enak di muka bumi, ternyata mobil bapak lebih enak. “Memang mobil kamu apa?” Saya bilang Kijang. Dia bilang, “Oh itu mobil masa lalu saya.”

Ikhwah sekalian. Karakter orang miskin itu harus kita hilangkan. Itu sebabnya kita miskin. Karena tidak punya mimpi menjadi orang kaya.

Kedua, kita ini umumnya tidak ulet. Senang difasilitasi. Dan, ada karakter yang buruk di Melayu, pada umumnya senang diberi hadiah daripada memberi hadiah. Bahagia dan bangga kalau ditraktir makan daripada kalau mentraktir makan.

Kalau kita ingin menjelaskan orang Cina lebih kaya dibanding kita di negeri ini, karena dia lebih rajin bekerja. Saya pernah mengisi pelatihan di Telkom, saya suruh tulis mimpi-mimpi mereka semua. Saya kasih kertas besar, mereka menulis dan menggambar. Hampir semua mereka membuat gambar yang sama. Sebuah rumah di sampingnya ada sawah-sawah, di sampingnya ada masjid, kemudian ada pesawat terbang dan ada ka’bah.

Saya suruh menjelaskan. Dia bilang nanti saya berharap insya Allah sudah naik haji sebelum pensiun. Setelah pensiun nanti saya punya rumah di desa di sampingnya ada sawah-sawah, di sampingnya lagi ada masjid. Jadi dia ibadah kerjanya. Saya bilang bapak pensiun umur berapa. Dia bilang 55 tahun. Mau menghabiskan sisa umur di desa disamping masjid dan di samping sawah?.
Kalau bapak diberi umur 80 tahun oleh Allah SWT, berapa sisa umur bapak. 25 tahun akan bapak habiskan di samping sawah.

Begitu cara kita berfikir, kita menghindari tantangan. Saya pernah ceramah di direktur keuangan BULOG. Dia mau pensiun dini, dia tinggalnya di Patra Kuningan dekat rumahnya Pak Habibie. Saya diminta mengisi ceramah di rumahnya tentang manajemen harta untuk para lansia. Yang hadir itu angkatan 63 UGM dari Fakultas Ekonomi semuanya.

Saya bilang bapak setelah pensiun nanti mau tinggal di mana. Dia bilang mau balik ke kampung halamannya di Solo. Saya tanya Solonya di mana. Dia bilang agak ke pinggir sedikit. Nah kita lihat, sudah pulang kampung ke Solo masih ke pinggir sedikit. Dia sudah punya rumah di sana. Di sampingnya ada sawah-sawah, ada masjid, persis seperti gambar orang Telkom itu.

Saya bilang kenapa tidak tinggal di Jakarta. Dia bilang siapa yang bisa tahan tinggal di Jakarta setelah pensiun. Biaya mahal, anak saya sedang pada kuliah semuanya saya tidak kuat nanggung.

Coba kita lihat waktu pendapatan kita berkurang, yang kita lakukan itu adalah mereduksi dan mengurangi kegiatan kita supaya kita menyesuaikan diri dengan pendapatan. Seharusnya ketika pendapatan kita berkurang, bukan kegiatan yang kita reduksi tapi yang kita lakukan adalah tetap memperbanyak kegiatan dan menambah pendapatan.

Jadi saya bayangkan, kalau bapak dikasih umur 80 tahun, bapak akan tinggal di kampung itu selama 25 tahun. Sekarang saya coba menghayal-menghayal, kira-kira jadwal hariannya seperti apa.

Jam 3 insya Allah dia akan bangun qiyamul lail. Sampai subuh dia sudah tidak tidur, karena orang kalau sudah di atas 40 tahun kebutuhan tidurnya sebetulnya cuma 2 jam, setelah subuh mungkin dia nanti wirid. Setelah itu pagi, mungkin aktivitas jalan pagi dan lainnya selesai jam 7.

Setelah itu dia mandi lalu sarapan dia baca koran. Katakanlah selesai jam 9 setelah itu dia sholat dhuha. Setelah itu tanda tanya karena tidak ada kegiatan yang dia lakukan. Lalu masuk zhuhur sebelumnya dia punya waktu 3 jam. Setelah itu dia makan siang setelah itu dia tidur siang, bangun ketika ashar. Ashar sampai maghrib yang dia lakukan duduk-duduk di teras minum kopi sambil memandang sawah.

Sebelum maghrib dia mandi. Setelah maghrib dia makan malam. Sampai isya’ mungkin dia mengaji. Setelah sholat isya’, melihat televisi sebentar setelah itu dia tidur lagi.

Kita lihat tidak ada waktunya yang produktif. Orang ini 25 tahun menunggu kematian. Kematian itu tidak perlu ditunggu nanti dia akan datang sendiri kenapa kita tunggu-tunggu dia.

Kita lihat cara kita merencanakan hidup. Seharusnya di usia seperti itulah kita bekerja makin giat karena jadwal kita makin dekat. Kematian kita makin dekat bukan makin berserah. Begitulah pikiran yang ada pada orang-orang miskin dan karakter yang ada pada orang-orang miskin.

Orang-orang ini tidak ulet, menghindari tantangan, tidak ingin kerja keras. Karena itu rata-rata jadwal kerja orang miskin itu di bawah 8 jam. Sementara jadwal kerja orang kaya itu di atas 15 jam. Wajar kalau mereka jadi kaya karena jam kerja mereka juga banyak.

Keempat, 3 sebab yang pertama inilah yang menyebabkan mengapa kemiskinan struktural yang direncanakan oleh musuh Islam itu bisa berhasil karena memang kita bisa dimiskinkan. Ada pemahaman agama yang salah, ada pendidikan yang salah, ada karakter orang miskin, kemudian ada usaha sistematis untuk memiskinkan kita. Jadilah kita umat yang miskin.

Kita tinggal di atas semua sumber daya alam yang begitu kaya sementara kita hidup sebagai orang miskin. Tidak ada alasan bagi kita untuk hidup sebagai orang miskin. Kita lihat di seluruh dunia sekarang ini semua sumber daya alam yang terbaik itu ada di dunia Islam.

Minyak misalnya ada di dunia Islam, sekarang Cina, kita lihat disana ada 130-an juta orang Islam yang berbatasan dengannya. Di wilayah yang di kuasai oleh umat Islam itu terdapat riset minyak terbesar di Cina. Jadi semua sumber daya energi itu, ada di kalangan umat Islam.

Itu sebabnya salah seorang pemikir Jerman mengungkapkan alasan bahwa Islam itu menjadi musuh Barat, sebabnya karena pertama, umat Islam itu mempunyai aqidah dan aqidah ini tidak bisa dirusak oleh penjajahan model apapun juga.

Kedua, populasinya terus bertambah sedangkan orang Barat populasinya terus berkurang. Ketiga, karena mereka (kaum Muslim) memiliki semua sumber daya yang memungkinkan mereka mendirikan peradaban.

Kita diberi laut di Indonesia ini tapi tidak ada yang mengelolanya. Otak kita tidak dialihkan ke sana. Kita hidup di tengah kekayaan tetapi mati sebagai orang miskin. Ada usaha untuk memiskinkan kita.

Kenapa usaha itu berhasil? Karena ada faktor-faktor di dalam diri kita sendiri yang membuat itu berhasil dan inilah sebabnya mengapa perimbangan kekuatan dalam kehidupan kita sekarang ini menjadi tidak imbang. Karena kita bahkan tidak mau kaya.

Kita bayangkan orang seperti Bill Gate punya kekayaan lebih dari 500 Trilyun. Itu hampir sama dengan 1 tahun APBN Indonesia. Orang seperti George Soros itu bisa memiskinkan 200 juta penduduk Indonesia. Bagaimana itu bisa. Kalau kita baca George Soros itu, ‘infaqnya’ pekerjaan charitynya sudah lebih dari 5 milyar dollar.

Kalau masalah ini sedikit kita kembangkan menjadi semacam wawasan politik ekonomi yang lebih luas, maka kita perlu memahami bahwa ada tiga panggung terkait dengan ini. Panggung negara, panggung civil society, dan panggung pasar. Dari 3 panggung ini, pasarlah yang mempunyai mekanisme bekerja paling efektif apabila dibandingkan mekanisme negara maupun mekanisme civil society.

Itu sebabnya dari sekarang negara itu mengalami reduksi pada otoritas-otoritasnya disebabkan oleh tekanan pasar. Kini kita bisa dimiskinkan hanya dengan menekan tombol-tombol elektronik. Masukkan modal melalui komputer tarik lagi modalnya melalui komputer dan kita semua miskin.

PKS di masa yang akan datang tidak bisa mengendalikan kehidupan ini semuanya kalau hanya berkuasa di negara tetapi tidak menguasai pasar. Tidak mungkin.

Sekarang ini kita akan menemukan secara individu, banyak individu yang lebih kaya daripada negara. Oleh karena itu, gabungan dari beberapa individu justru dapat dengan mudah mengintervensi negara dan memiskinkan negara.

Kalau kita hanya masuk ke dewan, padahal dewan itu hanyalah bagian kecil dalam panggung negara, masih ada eksekutif masih ada yudikatif. Kita hanya punya sedikit di dewan itu, dan di dewan itu masih sedikit pula. Kita lihat daerah kekuasaan kita, dakwah ini ke depan hanya bisa menekan, menguasai, mengendalikan situasi kalau kita punya orang yang terdistribusi secara merata, memimpin negara, memimpin civil society, dan memimpin pasar. Baru kita akan digjaya sebagai sebuah gerakan dakwah.

Ketiga, bagaimana kita memulai membangun kehidupan finansial kita. Pertama, perbaiki ide kita tentang uang. Ide itu adalah wilayah kemungkinan, “space of possibility”. Semua yang menjadi mungkin dalam ide kita pasti akan menjadi mungkin dalam realita.

Ide itu adalah tempat penciptaan pertama sedangkan realitas itu adalah tempat penciptaan kedua. Jadi tidak ada realitas yang terjadi dalam kehidupan kita tanpa sebelumnya tercipta pertama kali dalam ide-ide kita.

Sebelum pesawat terbang itu diciptakan yang pertama kali dahulu adalah ada ide bagaimana manusia dapat terbang seperti burung. Jadi begitu sesuatu jadi mungkin dalam ide kita, ia bisa menjadi mungkin dalam kenyataan.

Sekarang perbaikilah ide-ide kita tentang uang. Belajarlah untuk mempunyai mimpi besar tentang uang. Belajarlah untuk membuat daftar rencana, insya Allah ketika saya meninggal nanti saya ingin mewariskan sekian banyak uang.

Buatlah step ide ini luas. Karena kalau space of possiblity kita ini luas, space of reality kita jadi luas. Kalau kita lihat mobil, belajarlah mempunyai selera yang bagus. Supaya ide-ide ini tumbuh dengan baik kita perlu dari sekarang membaca sebuah buku tentang uang.

Bacalah buku-buku tentang uang. Saya sangat menganjurkan beberapa buku di antaranya The Millionaire Mind. Ada dua buku yang ditulis oleh penulis yang sama karena ini adalah risetnya. Selanjutnya The Millionaire Dead. Ini adalah penelitian yang dilakukan terhadap cara berfikir orang-orang kaya yang ada di Amerika. Kemudian buku One Minute Millionaire (Bagaimana menjadi milliuner dalam 1 menit). Dan ini juga punya website, kita bisa masuk ke websitenya. Mereka punya psikotest kalau kita ingin mengetahui apakah kita punya talenta jadi orang kaya atau tidak. Alamat websitenya www.oneminutemillionaire.com.

Buku yang ketiga adalah semua buku Robert T Kiyosaki. Yang ke-4 ini, buku lama tapi termasuk buku-buku awal yang dibaca orang tentang uang yaitu buku yang ditulis oleh Napoleon Hill, Think and Grow Rich (Berfikir dan Menjadi Kaya). Buku terakhir ini adalah buku yang sangat lama karena diterbitkan pada tahun 80- an dan ditulis tahun 70-an, tapi menurut saya rasa masih sangat relevan untuk dibaca. Ini buku-buku dasar semuanya bagi pemula.

Dan saya rasa penting juga untuk mendapatkan landasan syar’i yang bagus tentang hal ini apabila kita baca juga buku yang ditulis oleh Syeikh Yusuf Qordlowi tentang nilai-nilai moral dalam ekonomi Islam.

Perbaiki dahulu ide kita tentang uang, perbaiki tsaqafah tentang uang dan mulailah mempunyai mimpi besar untuk menjadi orang kaya supaya kita-insya Allah-naik derajatnya dari amil zakat menjadi muzakki. Supaya kita datang kepada orang jangan lagi bawa proposal tapi lain kali orang datang bawa proposal. Itu yang benar.

Sering-seringlah datang ke tempat-tempat mewah. Jalan-jalan saja untuk memperbaiki selera.Saya punya 1 halaqah yang terdiri dan anak-anak LIPIA. Mereka datangnya dari kampung dari pesantren semuanya. Saya tahu mereka ini membawa background: di backmindnya itu ada psikologi orang kampung yang tidak pernah bermimpi menjadi orang kaya.

Saya tanya, “kamu nanti setelah selesai dari LIPIA mau kemana?” Mereka bilang “insya Allah kita mau pulang ke kampung mengajar di Ma’had. Mengajar Bahasa Arab”

Suatu hari saya ajak mereka, hari ini tidak ada liqa’, tapi saya tunggu kalian di Hotel Mulia. Saya ada di suatu tempat dan mereka tidak melihat saya. Saya suruh mereka berdiri saja di lobby. Mereka datang pakai ransel karena mahasiswa datang pakai ransel. Diperiksa lama oleh security. Karena penampilannya sebagai orang miskin dicurigai membawa bom.

Saya lihat dari atas. Itu masalah strata. Kalau antum datang pakai jas dan dasi tidak ada yang periksa antum di situ. Karena yang datang pakai ransel tampang kumuh. Kemudian mereka bertanya di mana antum ustadz, saya bilang antum tunggu saja di situ.

Saya dekat dengan mereka tapi mereka tidak melihat, saya hanya memperhatikan apa yang mereka lakukan. Kira-kira 2 jam mereka saya suruh di situ, mondar-mandir di lobby. Minggu depan saya tanya apa yang antum lihat di sana. “Orang lalu-lalang,” jawab mereka.

Saya tanya, pertama, “apakah ada satu orang yang lalu-lalang yang antum lihat yang mukanya jelek?” Dia bilang tidak ada. Semuanya ganteng-ganteng semuanya cantik-cantik. Jadi ada korelasi antara wajah dan kekayaan.

Makin kaya seseorang makin baik wajahnya. Kedua, ada tidak yang memakai pakaian yang tidak rapi kecuali antum. Dia bilang tidak ada, semuanya rapi. Jadi dengan latihan seperti ini pikirannya sedikit mulai terbuka. Karena, ia membawa bibit dalam pikirannya untuk menjadi orang miskin. Sekarang, alhamdulillah, mereka bertiga sekarang ini sedang kuliah di UI ambil S2 Ekonomi Islam.

Ikhwah sekalian. Jadi, kita perbaiki insting kita. Pertama kali kita perbaiki tsaqafah kita. Jadi, hadirkan buku-buku itu ke dalam rumah dan mulai dari sekarang anak-anak kita juga mulai diajari tentang uang. Ikutilah kursus-kursus tentang enterpreneurship supaya kita dapat memperbaiki dulu citra kita tentang uang.

Kedua, menyiapkan diri untuk menjadi kaya. Orang-orang kaya yang bijak itu mempunyai nasehat yang bagus, mereka mengatakan “sebelum Anda menjadi kaya latihanlah terlebih dahulu menjadi kaya”.

Hiduplah dengan hidup gaya orang kaya. Orang kaya itu optimis. Bagi orang kaya, biasanya tidak ada yang susah. Bagi mereka semuanya mungkin, karena itu mereka selalu optimis. Jadi yang harus dihilangkan dari kita itu adalah pesimis.

Saya punya seorang teman sekarang menjadi kaya. Dia datang ke Jakarta hanya sebagai pelatih karate dan tidak ada duitnya, tapi supaya tidak ketahuan oleh istrinya bahwa dia tidak punya pekerjaan, setiap habis sholat subuh dia pergi lari olahraga, setelah itu dia memakai pakaian rapi lalu keluar rumah. Dia juga tidak tahu mau ke mana, yang penting ke luar rumah. Istrinya tidak tahu kalau dia tidak punya pekerjaan. Nanti, di jalan baru ditentukan siapa yang dia temui hari ini.

Langkah pertama perbaiki dahulu sirkulasi darah kita, olahraga dulu, supaya wajah segar makan yang banyak. Banyaklah makan yang enak, daging. Sering-sering makan yang enak. Menurut Utsman bin Affan makanan paling enak itu adalah kambing muda. Setiap hari mereka makan kambing muda.

Makan yang enak dan olah raga yang bagus supaya wajah kita berseri. Syeikh Muhammad Al-Ghozali dalam kitab Jaddid Hayataka mengatakan kenapa orang-orang Barat itu pipinya merah, karena sirkulasi darahnya bagus, gizinya bagus. Sedangkan kita orang-orang timur kalau ketemu itu auranya pesimis, tidak ada harapan.

Biasakanlah kalau orang ketemu kita ada harapan yang terlihat. Makanya kalau pilih warna baju, pilihlah yang cerah-cerah. Ibnu Taimiyah mengatakan ada hubungan antara madzhab dan batin kita, pakaian apa yang kita pakai itu mempengaruhi kondisi kejiwaan kita. Jangan pakai pakaian orang tua. Ada anak umur 25 tahun pakaiannya pakaian orang tua. Bagaimana nanti kalau umurnya 50 tahun, pakaiannya seperti apa.

Tampillah sebagai anak muda. Cukur rambut yang bagus, cukur kumis yang rapi janggut dirapikan. Rapi, supaya kita kelihatan ada optimisms. Belajarlah sedikit latihan menatap supaya sorotan mata kita kuat, perlu sedikit latihan menatap. Misalnya di pagi hari atau sore hari menjelang matahari terbenam, antum tatap matahari dan tidak berkedip matanya. Kalau bisa antum bertahan 1 menit itu bagus. Latihan saja sendiri. Di dalam kamar ambil lilin, matikan lampu, antum tatap itu lilin dan matanya tidak berkedip dan tidak berair. Nanti kaiau sudah terbiasa pandangan matanya kuat.

Jadi, kalau olahraga teratur, sirkulasi udara bagus, pikiran jadi segar, tsaqafah kita bertambah mulai memakai pakaian yang cerah-cerah. Makanya Rasulullah itu senangnya memakai baju putih. Jangan pakai yang gelap-gelap atau warna yang tidak menunjukan semangat hidup. Jangan juga berpenampilan seperti orang tua.

Sekadar untuk menunjukkan kita ini kelompok orang-orang shaleh kita pakai baju taqwa. Itu pakaian orang Cina. Pakailah baju yang segar agar dapat menunjukkan bahwa kita ada semangat.

Walaupun Anda sudah berumur pun tetap pakai pakaian yang muda, jangan berpenampilan tua. Artinya kita harus merendahkan diri sebab uban tanpa diundang dia akan datang. Tapi, tidak perlu menua-nuakan diri dengan sekadar tampil kelihatan dewasa, tua, bijak. Tampillah sebagai anak muda yang gesit dan optimis.

Ketiga, bergaullah dengan orang-orang kaya, perbanyak teman-teman antum dan kalangan tersebut. Ini tidak bertentangan dengan hadits yang mengatakan dalam bab rezeki lihatlah kepada yang dibawah dan jangan lihat kepada yang di atas. Antum tidak sedang tamak ke hartanya, tetapi antum sedang belajar kepada mereka.

Dahulu saya suka ceramah di kalangan orang-orang kaya. Waktu saya ceramah di rumahnya Abu Rizal Bakrie yang saat itu sedang berduit-duitnya, saya duduk dalam satu karpet. Ketika krismon pada waktu itu, sekretarisnya bilang pada waktu itu, “tahu tidak berapa harga karpet ini?”. Saya bilang tidak tahu, saya pikir sejadah biasa. Dia bilang karpet ini harganya 100 ribu dollar. Karpet kecil harganya 1,6 M.

Waktu saya selesai ceramah dikasih amplop, amplopnya tipis. Saya bilang sama sekretarisnya. Ini amplop kembalikan kepada dia. Bilang sama beliau saya cuma ingin berkawan dengan dia. Dia belajar agama sama saya, saya belajar dunia sama dia. Kalau saya terima ini, nanti saya dianggap ustadz dan dia tidak dengar kata-kata saya. Saya mau bersahabat dengan dia. Jangan kasih saya amplop lain kali. Supaya kita bergaul. Setiap kali saya datang ke kelompok yang pengusaha kaya itu saya selalu menolak. Saya tidak terima ini saya ingin bergaul dengan bapak, saya ingin jadi teman.

Alhamdulillah dari situ saya banyak teman dari kelompok orang-orang kaya. Dan kalau datang kita belajar, saya bertanya sama mereka kenapa begini, bagaimana caranya, bertanya kita belajar. Memang di jurusan saya, dia belajar dari saya. Kalau ada yang perlu didoakan panggil saya, bisa. Tapi kan saya tidak punya ilmu bikin duit sebelumnya, saya perlu belajar dari orang yang ahli. Jadi dalam bab itu saya murid, dalam bab saya dia murid.

Jangan karena kita sering ceramah terus semua orang kita anggap murid dalam segala aspek. Saya bergaul dengan orang-orang kaya dan saya belajar dengan mereka. Saya belajar bagaimana caranya bikin duit. Bagaimana caranya bikin perusahaan sama-sama dan saya tidak malu. Bergaul dengan mereka itu dari sekarang. Jangan tamak pada hartanya tetapi ambil ilmunya. Jangan minder bergaul dengan orang kaya seperti itu.

Awal lahirnya reformasi, setelah kalah dalam pemilu 1999, kita Poros Tengah kumpul di rumahnya Fuad Bawazir. Semua orang diam, ada Amin Rais, Yusril, semuanya diam karena main. Karenanya kita semuanya kalah, tadinya sombong semua. Pak Amin Rais mengatakan sebelum pemilu, “Nanti Golkar kita lipat-lipat, kita tekuk-tekuk, kita kuburkan di masa lalu.” Tidak tahunya Golkar masih di nomor 2. Partainya Pak Amin rendah perolehan suaranya. Suara umat Islam rendah. Jadi, berkumpulah orang-orang kalah ini selama 2 hari.

Waktu itu Pak Amin sedang dikejar-kejar terus oleh Dubes Amerika untuk membuat pernyataan bahwa pemenang pemilu legislatif yang paling layak jadi Presiden tapi Pak Amin menghindar. Jadi saya datang ke rumah Pak Fuad Bawazier, saya bilang Pak Fuad, saya ini bukang orang politik, saya ini ustadz. Yang saya pelajari dalam syariat kita ini kalau kita sedang kalah seperti ini jalan keluarnya adalah i’tikaf. Kita belajar banyak istighfar, tilawah dan seterusnya. Jauhi dulu wartawan, mungkin dosa-dosa kita banyak sehingga kita kalah.

Dia bilang bener juga ya. “Cuma kalau kita i’tikaf di Indonesia tetap saja diketahui wartawan. Kalau begitu kita umrah, Antum ikut ya dari PKS umrah”. 4 orang dari PAN, dari PKS sekitar 3 orang. 4 orang ini naik bisnis first class, sedang kita dikasih ekonomi. Yang beli tiket dia soalnya.

Mau diprotes bagaimana. Kita cuma dihargai begini. Terima apa adanya dahulu. Tapi waktu itu kita dengan lugu datang menghadap Pak Fuad. Saya bilang Pak Fuad berapa harga tiket First Class. Dia bilang pokoknya 2 kali lipat dari harga ekonomi. Jadi kalau tiket ekonomi pada waktu itu 1000 dollar harga first class itu sekitar 2000 dollar. Kenapa kita tidak sama-sama di kelas ekonomi saja dan selisihnya kita infaqkan untuk orang miskin. Ini kan masyarakat kita lagi susah. Dia ketawa dia bilang “ya akhi, nanti ini ana infaq lagi. Insya Allah untuk orang faqir, tapi ana tolong dong di first class. Tidak mungkin ana turun di kelas bawah.”

Kita tidak tahu apa nilai yang berkembang pada orang kaya. Kenyamanan itu adalah nilai pada mereka. Mereka menghemat energi, tenaga. Dan, angka besar pada kita itu angka kecil bagi mereka. Uang 1 milyar 2 milyar itu uang jajan.

Kalau kita, belum tentu punya tabungan sampai mati sejumlah itu. Itu masalah cita rasa. Cita rasa pada orang kaya itu berbeda. Ini yang kita pelajari, yang dianggap besar oleh mereka itu adalah ini.

Dengan begitu kita menjiplak sedikit emosinya. Karena dalam pergaulan itu, kalau kita bergaul dengan seseorang itu, kalau bukan api dia parfum. Kalau dia parfum dia menyebarkan wangi, kalau dia api menyebarkan panas. Orang jahat itu api. Kalau antum dekat-dekat akan menyebarkan panas. Orang baik itu parfum. Kalau antum dekat-dekat, setidak-tidaknya bau badan kita tertutupi oleh parfum tersebut. Jadi, ikut-ikut karena kita ingin perbaiki selera.

Jadi, antum kalau punya waktu-waktu kosong jalang-jalanlah ke mall. Lihat-lihat orang kaya, tidak usah belanja, liha-lihat saja dulu, memperbaiki selera. Datang ke showroom mobil, datang ke pameran mobil. Lihat-lihat, pegang-pegang. Rajinlah berdo’a.

Bergaullah dengan orang kaya. Selain itu, rajinlah berinfaq walaupun kita miskin. Gunanya apa? Supaya antum tetap mengganggap uang itu kecil dan supaya tidak ada angka besar dalam fikiran kita. Misalnya kita punya tabungan 10 juta, infaqkan. Supaya antum meneguhkan, mesti ada yang lebih besar dari ini. Jadi angka itu terus bertambah di kepala kita, walaupun dalam kenyataannya belum. Tetapi dengan berinfaq seperti itu, kita memperbaiki cita rasa kita tentang angka.

Bukan sekadar dapat pahala tetapi efek tarbawinya bagi kita akan bertambah terus. Kita belum pernah merasakan bagaimana menginfaqkan mobil sekali waktu kita berusaha untuk menginfaqkan mobil. Begitu antum punya uang sedikit, terus berinfaq. Terus seperti itu kita latih sambil menjaga jarak. Kita membuat sirkulasi jadi bagus.

Kelima adalah mulailah melakukan bisnis real. Terjun ke dalam bisnis secara langsung. Karena Rasulullah SAW mengatakan 9 per 10 rezeki itu ada dalam perdagangan. Saya juga ingin menasehati ikhwah-ikhwah yang sudah jadi anggota DPR dan DPRD, jangan mengandalkan mata pencaharian dari gaji DPR dan DPRD. Itu bahaya. Sebab belum tentu kader-kader di Riau ini nanti masih menginginkan Pak Khairul untuk periode selanjutnya.

Belum tentu juga jama’ah menunjuk kita lagi sebagai anggota dewan padahal gaya hidup sudah berubah. Anak-anak kita kalau kenalan dengan orang, bapak saya anggota dewan padahal itu hanya sirkulasi. Jadi setiap kali kita mendapatkan pendapatan dari gaji karena pekerjaan seperti ini, kita-harus hati-hati itu bahaya.

Jadi pendapatan paling bagus itu tetap dari bisnis. Oleh karena itu, mulai sekarang itu belajarlah terjun ke dunia bisnis. Jatuh bangun waktu bisnis tidak ada masalah, terus saja belajar. Tidak ada juga orang langsung jadi kaya. Yang antum perlu terus berbisnis. Begitu juga dengan para ustadz, teruslah bisnis. Begitu juga dengan seluruh pengurus DPW-DPD dan seterusnya. Teruslah berbisnis. Lakukan bisnis sendiri.

Sesibuk-sibuknya kita, kita perlu mempunyai bisnis sendiri sekecil-kecilnya. Tidak boleh tidak. Itulah sumber rezeki yang sebenarnya. Kalau antum mau kaya sumbernya adalah dagang. Rezeki itu datangnya dari 20 pintu, 19 pintu datangnya dari pedagang dan hanya 1 pintu untuk yang bekerja dengan keterampilan tangannya, yaitu para professional. Misalnya akuntan itu kan professional, pekerja pintar, tapi kalau sumber rezekinya satu makanya uangnya terbatas. DPR juga begitu sumbernya satu, yakni gaji bulanan, itu hanya 5 tahun. Itu pun kalau tidak di PAW sebelumnya.

Jadi kalau saya ketemu dengan ikhwah dari dewan, hari-hati jangan sampai mengandalkan mata pencaharian dari situ. Selain itu potongan dari DPP, DPW, DPD juga besar. Untuk ma’isyah sendiri kita harus cari di sumber lain.

Waktu kita terjun ke bisnis, kita pasti gagal. Gagal pertama, gagal kedua, gagal ketiga, gagal keempat tapi teruslah jangan pernah putus asa. Saya punya partner bisnis. Dia mulai bisnis umur 16 tahun, semua jenis pekerjaan sudah dia lakukan. Pada suatu waktu dia mempunyai 38 perusahaan tapi dari 38 perusahaan ini hanya 6 yang menghasilkan uang.

Kita lihat berapa ruginya. Jadi seringkali kita salah pandang terhadap orang kaya. Kita pikir tangannya tangan dingin semua yang disentuh jadi uang. Ternyata tidak juga. Jadi hal-hal seperti itu harus kita hadapi secara wajar jangan shock kalau rugi.

Jangan berfikir dengan berdagang antum akan cepat jadi kaya. Yang menentukan antum cepat berhasil dalam dagang itu adalah secepat apa antum belajar. Cara belajar itu ada dua: baca buku atau sekolah atau bergaul dengan orang-orang sukses. Nanti, kalau sudah baca buku sudah bergaul dengan orang sukses, masih gagal juga. Teruslah berdagang. Teruslah bergaul. Teruslah seperti itu karena setiap orang tidak tahu kapan saatnya dia ketemu dengan momentum lompatannya.

Sumber: http://www.pks-sidoarjo.org/umum/ust-anis-matta-bicara-soal-uang.htm/comment-page-1Ust. Anis Matta Bicara Soal Uang