Ternyata begini rasanya menanti. Menanti sebuah jawaban yang sangat diharapkan. Menanti jawaban, sekaligus memberi jawaban. Kalau mereka berniat mengerjai, mereka sukses. Tapi aku yakin tidak. Mereka pun tak bermaksud membuatku gundah
Aku hanya ingin lagu ciptaanku didengar dunia, lantas memberikan kesan di hati banyak orang, yang kemudian mendorong mereka untuk lebih baik. Dengan semua tujuan itu, hal kecil ini menjadi sebuah proyek peradaban. Aku tidak akan mengerjakannya asal-asalan.
Ada untungnya aku mengajar di kelas para ikhwan. Aku jadi dekat dengan mereka, mudah masuk ke dunia mereka, dan semoga, mudah pula melibatkan mereka ke duniaku. Apakah ini berlebihan? Ah, asal masih tetap dalam koridor kebaikan, dan tidak ada larangan yang dilanggar, maka aku rasa tidak akan ada masalah.
Aku tahu info lombanya pekan lalu. Lalu hari sabtu, kuminta muridku yang bisa beatbox, Prasnanda, untuk menemuiku hari senin di waktu luangnya. Dan benar, hari senin kami bertemu, kusampaikan langsung niatku, dan dia berpikir sesaat bersama dua teman yang dia ajak. Sambil mendengarkan lagu yang kurekam seadanya pakai HP dengan suara cemprengku. Dua menit empat puluh sembilan detik. Setelah selesai lagunya, dia menghadapku, dan--alih-alih menolak--, dia malah merekomendasikan teman-temannya yang tergabung dalam tim nasyid. Dengfan alasan, kemampuan Nanda dia rasa masih jauh di bawah teman-teman tim nasyid itu. Kalau mau menghubungi, orang pertama yang harus ditemui adalah Jayadi. Sayang saat itu hari sudah sore, pulang sekolah, menjelang asar. Senin pula. Aku harus segera pulang. Untuk berobat Selasanya.
Rabu aku kembali ke IF, dengan kondisi super ngantuk, luar biasa (sepertinya efek obat baru yang sedang diujicobakan ke aku. Kata dokter sih obat itu bagus banget. Tapi kok nyatanya di aku bikin ngantuk parah, nggak mendukung aktivitas kerja ya?)
Aku meminta bertemu dengan Jayadi dan teman-teman tim nasyidnya, sepulang sekolah. Dan mereka datang. Kami bertemu di teras depan ruang TU. Persis seperti tempatku bertemu Nanda. Kuutarakan maksud dan tujuanku menemui mereka to the point. Dan sambil mendengarkan laguku, mereka berembug diam-diam. Akhirnya, mereka minta waktu, sampai hari Sabtu, untuk bisa menjawab tawaranku.
Oke, kusanggupi untuk menunggu.
Kamis pagi, saat jam pelajaranku di X IPS 1, tiba-tiba Alif datang mendekat. Ada apa ya, batinku, paling-paling ada pertanyaan. Soalnya HP yang dia titipkan sejak hari Senin, barusan sudah kukembalikan. Ternyata, dia menawarkan diri untuk mengiringi lagu yang mau kuikutkan lomba dengan gitar. Akustik! Entah siapa yang memberitahunya soal ini.
Tapi bodohnya, secara spontan dan tanpa pikir panjang, aku menjawab dengan inti yang mematahkan hati, "Bu Ridla punya mimpi; lagu bu Ridla didengar dunia dengan gaya acapella. Karena Bu Ridla paling kagum sama acapella." Aish! Kemudian kubilang, "Kita tunggu besok sabtu ya, keputusan tim nasyid bagaimana. Kalau mereka mau, berarti jadinya lagu bu Ridla dibikin acapella. Tapi kalau tidak, berarti bu Ridla sama Alif, lagunya jadi akustik.
"
Aish!
Harusnya langsung kuiyakan tawaran Alif ini. Yang paling kubutuhkan saat ini adalah antusiasme. Plus ketulusan. Anak yang dengan senang hati menawarkan diri, bisa diharapkan akan memberikan yang terbaik yang dia bisa.
Tapi yah, aku nggak bisa juga sih plin-plan. Masa kemarin habis melamar tim nasyid, dijanjikan jawaban hari Sabtu, hari Kamis aku sudah menduakan cabang lamaran? Gak fair lah. Jadi oke, kita tunggu besok Sabtu.
Postingan ini kutulis hari Jumat. Hari dimana aku galau berat. Setaleh kemarin aku hibernasi seharian, sampai melewatkan satu jam mengajar di 8 ikhwan 3, tidak mandi sore ataupun sikat gigi, (hibernasi aseli!) hari ini aku diliputi perasaan aneh. Gundah gulana rasanya. Ingin segera menemui Alif, menyatakan bahwa aku menerima tawarannya, dan menghubungi Jayadi, membatalkan tawaran sebellumnya. Seharian aku gulana. Tidak murung, jadi bukan fase depresif ya. Melainkan galau, tidak fokus. Kalau biasanya konsentrasiku mengajar antara 98-100%, maka seharian ini tadi, konsentrasiku ada di rentang 70-80%, sebatas bisa jalan tanpa nabrak.
Jadi gini rasanya menanti. Tidak enak! Berarti kelak aku tidak boleh membuat orang menanti seperti ini. Bikin nggak produktif sama sekali!
Yah, berharap aja, semoga Jayadi cs sepakat untuk tidak mau mengambil proyek ini. Sehingga kemudian aku bisa menerima niat baik Alif.
Alif Fathu Rizky Novian Usman. (Serius, namanya panjang bener, dan kayak nggak saling berhubungan. Ini bisa jadi nama enam orang sekaligus, eh semua dikasihin ke dia.) Anak ini belakangan jadi makin antusias di pelajaranku. Sepertinya semenjak aku cerita soal masa laluku sewaktu aku seumuran mereka. Betapa dulu aku "ngewel" di depan kelas sewaktu diminta menjelaskan sebuah topik dalam pelajatran Bahasa Indonesia. Betapa aku dengan sadar memilih masuk IPS. Betapa aku tidak bisa berkomunikasi sehingga aku memilih kuliah di jurusan komunikasi. Sepertinya kisah ini menyentuh sekali buat dia. Atau pernyataanku yang sangat bertenaga dan mungkin terlalu berani bagi seorang guru Bahasa Indonesia: "Manusia, tidak harus memiliki kemampuan berbicara yang sama. Yang kita harus bisa itu berkomunikasi. Dan berkomunikasi itu ada banyak caranya. Kemampuan berbicara itu anugerah. Ada orang yang diberi anugerah kemampuan berbicara dengan asyik. Ada orang yang diberi kemampuan berbicara dengan terbata-bata. Ada orang yang dianugerahi kemampuan berbicara dengan penuh semangat. Ada orang yang dianugerahi kemampuan berbicara dengan sedikit kata-kata. Ada orang yang dianugerahi kemampuan berbicara dengan lucu. Dan seterusnya." Aku mengatakan itu, hanya dengan tujuan agar anak-anak tidak lagi membully Ilham Galih yang memang kemampuan berbicaranya tidak sebaik teman-temannya. Tapi mungkin dari situlah ada pandangan yang berubah terhadapku.
Yah, semoga perubahan yang muncul ini positif. Bisa memacu semangat belajar mereka dengan lebih baik. Walaupun gaya mengajarku ya masih begitu-begitu saja.
Semoga yang terbaik lah. Apapun itu, semoga terkejar. Sabtu-Ahad katanya Alif mau ke Solo sama Pak Galang, ada lomba basket. Berarti dia baru bisa kutemui lagi hari Senin, insyaallah. Semoga bisa. Semoga lancar semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar