Malam ini aku kehabisan baju. Tidak kutemukan pakaian ganti untuk tidur walau hanya sehelai daster. Efek malas tidak mencuci sekian lama, baru tadi siang selesai nyuci, dan hari hujan sehingga tidak bisa langsung jemur.
Baju yang ku pakai sedari nyuci tadi, lanjut males-malesan, buka puasa, ndampingi acara maulid nabi malam ini, nonton bareng film Surau & Silek, sampai motoin anak-anak rohis panitia bersama pembina nya yang diwakilkan oleh Ustadz Nasir, pulang pulang di asrama, rupanya sang gamis Lilac telah basah kuyup oleh keringat.
Tak sengaja tertangkap mata, di pojok lemari bagian bawah, sudah ku bungkus rapat dengan plastik bekas kemasan jilbab: kaos coklat.
Jadilah malam ini aku tidur mengenakan seragam Santika. Ternyata masih muat, meski lumayan ketat. Ku kira benar-benar sudah tidak masuk, makanya ku packing sedemikian rapi seolah sudah dipensiunkan selamanya. Alhamdulillah. Aku suka manset hijau di lengannya, cocok sekali dengan warna kulit tangan ku.
Malam ini ku pungkasi dengan sejuta nostalgia. Aku pernah di sana. Bukan mustahil suatu hari nanti aku akan kembali ke sana lagi. Di lapangan, panas-panasan, pengamanan, penyisiran, berseragam kaos cokelat yang fenomenal ini.
Salah satu potongan fase hidup terbaik ku. Alhamdulillah masih muat, aku optimis tidak pensiun untuk selamanya. Beristirahat mungkin iya, beralih ke Medan yang lain juga. Tapi fase hidup terbaik itu akan berulang, insyaallah, lagi, dan lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar