Who Amung Us

Kamis, 10 Januari 2019

Peniti 8i2


10 jam mengajar hari ini,


full tanpa jeda selain istirahat pertama dan kedua.

Full semangat. Ku hemat energi di setiap jeda, rebahan tentunya

Hingga tiba di jam terakhir.

Peniti Jilbab ku lepas.

Aku riweuh membetulkan jilbab.. Memunggungi mereka. Berkali - kali

"Kenapa to bu?" Salah satu bertanya.

Peniti nya lepas, Kata ku. (Ada yang bilang uh ribet)

"Emang ikhwan ada yang punya peniti kah?" Aku pesimis.

Ternyata ada. Padahal aku sudah pesimis duluan.

Ada, tapi guedhe guedhe kayak yang buat meniti tas jebol.

Yaudah lah. Mereka kan bukan butuh guru yang rapi jali penampilan nya tanpa cela imoet bak boneka. Mereka butuh guru yang mengajar dengan merdeka, seperti apapun peniti yang nyangkut di jilbab nya.

Aku nunggu mereka menyiapkan peniti nya.
Lama.
Eh ada yang malah ngasih kaca.

Well aku bingung itu kaca buat apa.

Kutaruh di atas lemari saja.

Oh rupanya aku dipremakke bocah-bocah lanang kuwi.

Pikir mereka pasti, bu guru  akan butuh kaca seadanya buat bercermin.

(Uh, tambah ribet, kata ku)

O-ow

Hehey

Maaf ya nak, malah kutaruh di atas lemari

Ku pakai peniti raksasa itu seadanya

Beres.

Dan aku lanjut ngajar seperti biasa.

Oya, karena aku mulai capai, bagian yang di kelas - kelas sebelumnya ku bahas langsung secara dikte, di kelas terakhir ini ku minta mereka mengerjakan di buku tugas. Tepat sesaat setelah kecelakaan peniti ku lepas. Maka ku ambil jeda untuk mengurus nya.

Lalu setelah nya, ku abadikan dengan hati berbunga riang.