Who Amung Us

Minggu, 22 Mei 2022

Dewasa

 Semakin dewasa, hidup tidak menjadi lebih ringan. Tapi seperti yang kubilang di kartu ucapan 19 tahun Pipi; menjadi dewasa bukan hanya soal bertambahnya tanggung jawab, namun juga bertambahnya kesempatan untuk berbuat kebaikan yang banyak. Hmm.. sudah saatnya kembali ke gaya hidup seperti dulu lagi. Hemat, sederhana, ngati-ati. Karena aku harus ingat, aku punya banyak mimpi. Toh seperti yang aku bilang tempo hari ke Mbak Ima; aku tidak dituntut siapapun untuk menanggung siapapun. Aku hanya diharapkan bisa mandiri, dengan kata lain juga menanggung mimpi-mimpi besarku sendiri, tanpa merepotkan orang tua lagi. Karena aku sudah dewasa, aku harus sudah mulai sanggup menopang hidupku sendiri.


Diriku, mari kita berhenti berfoya-foya. Karena ini semua:

- renovasi atap dan kusen kayu di rumah kidul. 

- berangkat menunaikan ibadah haji. 

- pasang behel. 

- rekaman nasyid. 

- sedekah rutin. 


Kita pernah hidup dengan 200.000-300.000 per bulan. Sekarang semuanya ditanggung pondok. Hidup dengan bekal segitu, insyaallah lebih dari cukup. Nggak usah sok dermawan dengan nraktir ini itu ke adik-adik di Klaten maupun di Magelang. Mereka semua ada yang nanggung. Aku cuma dituntut untuk menanggung diriku sendiri, beserta segala mimpi-mimpi besar ini. Sampai Allah yang putuskan, di titik mana aku harus pulang menghadap-Nya, melaporkan segala yang kujadikan karya selama di dunia.


Ya Allah, aku ridha sekalipun Kau takdirkan aku nikahnya masih lama, kelak di surga. Aku nggak merasa perlu lagi nabung untuk pernikahan di dunia. Tapi tolong Rahmati aku agar layak masuk surga-Mu itu. Biar aku bertemu pangeran ku di sana. Dan lebih dari itu, izinkan aku menatap Wajah Mu yang tak pernah terbayangkan oleh manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar