Who Amung Us

Senin, 23 Agustus 2021

Datangnya Kawan Lama

 Ya Allah. Seperti itulah masa lalu ku. 

Aku pernah ngajak janjian di rumpun pisang belakang sekolah. Batal karena malu, suratnya dibaca teman-teman sekelas.

Aku pernah ngasih kado ulang tahun, isinya Qur'an dan kamus Inggris Indonesia. Ditolak mentah-mentah. Bertahun kemudian, ditinggal nikah.

Aku pernah ngajak kopi darat jaman pertemanan SMS-an. Menjadi pelajaran hidup, bahwa tidak semua orang bisa memahami maksud kita. Dan selalu ada orang yang bertolak belakang dengan cara pandang kita.

Aku pernah membayang-bayangi hidup orang dengan pesan-pesan kaleng. Lalu kuhentikan. Bertahun kemudian, aku mengaku dan mengiriminya puisi penghabisan. Lalu didiamkan, dan aku pun mundur.

Aku dulu begitu. Ya Allah, jika semua itu salah, aku mohon ampunan. Jika semua itu jahil, aku mohon ilmu dan akal sehat untuk selamanya. Jika semua itu nista, aku mohon disucikan dari semuanya. Jika semua itu hina, aku mohon dimuliakan Rahmat-Mu Yang Maha Cinta.

Aku bukan menyesali perbuatan yang mengatasnamakan cinta. Tapi aku takut sepenuhnya pada penilaian Mu saja. 

Ya Allah, mohon beri kesuksesan dunia akhirat untuk mereka semua. Dan mohon jaga iman hamba, jangan biarkan iman ini lepas ya Allah. Beri hamba nikmat taubat nasuha sebelum maut menyapa.

Ya Allah.. tadi Nunung teman 3f espero datang. Dengan tujuan utama menitipkan amanah untuk kubantu salurkan. Menyelipkan kabar Rindi sudah sukses sekarang. 

*Pas Rindi nikah, aku sempat tahu. Kata temen-temen cewek, aku diundang. Bahkan..Diajak berangkat barengan. Sayangnya.. Waktu itu aku sibuk.. Ngga bisa datang.. (karena sibuknya adalah: Sibuk mendamaikan perasaan.)

Ya Allah.. satu kalimat terakhir itu.. mengantar ku pada banyak ingatan. Terima kasih Ya Allah, atas teguran Mu yang teramat lembut ini. Ampunilah segala dosa yang telah hamba buat Ya Allah. Ampunilah hati yang tak terhijabi ini. Ampunilah ya Allah.. Ampuni hamba Ya Allah..

Matikan hamba dalam keadaan yang baik Ya Allah

Minggu, 22 Agustus 2021

Semacam Insecure

Ya Allah, siang ini hamba Merasa sedikit tidak nyaman di hati. Hamba menyaksikan teman-teman hamba, di usia yang hampir sama dengan hamba, mereka, pada akhir pekan nya, satu persatu memposting apa-apa yang mereka masak dan kreasikan untuk keluarga nya.

Ada yang bikin pentol balado, pempek ikan pindang, donat menul, puding pisang, cilok dan dimsum sayur, ayam rica lada hitam, Chocolate melt, pokoknya segala sesuatu yang beda dari hari-hari biasanya.

Apakah itu refreshing ala mereka, Ya Allah? Kenapa aku merasa berbeda, Ya Allah? 

Akhir pekan ku berjalan menyenangkan di atas kasur. Ikut Zoom kelas Women in Marriage, Seminar dan Praktik Relaksasi Dzikir dan Positif Self Talk, Webinar Psikoterapi Islam sesi 2, Zoominar Keuangan Keluarga. Di sela-sela pekerjaan yang masih harus dijalankan di akhir pekan: ngurusin anak-anak, sebagai musyrifah di asrama. 

Semua berjalan menyenangkan, sampai aku melihat status-status mereka yang tampak sangat Bahagia, berhasil menghadirkan menu istimewa di hari libur, untuk keluarga mereka.

Ya Allah, memasak itu sulit bagiku. Dan biasanya, setiap kali aku masak, ada saja yang dicela dari masakan ku, atau dari caraku memasak, caraku mengupas, caraku memegang pisau atau munthu atau serok.

Bahkan seperti sekarang. Aku ketrigger untuk masak kan. Mumpung nanti sore ada rencana pulang. Mumpung juga ada bumbu tomyam yang belum sempat kemasak. Tapi nyari bahan saja berat. Nanti pasti kalau sudah pulang, males mau keluar belanja bahan masakan. Sempat madik-madik ke teman kerja yang jualan ayam. Ternyata ngga kepeneran, beliau jualnya ayam kampung premium. Uangku terbatas. Lagipula untuk sekedar coba-coba kayak gini, mendingan kan pakai ayam negeri yang biasa aja. Tapi jadinya belum dapat bahan apapun. Baru tahap pra belanja saja aku sudah semacam Insecure.

Kalau ke warung... Sedikit trauma apa ya. Sempat dulu dicurigai orang kalau aku hamil. Padahal belum pernah ada kabar keluarga ku mantu. Ya emang aku makin gemuk sekarang, bentuk perut jauh dari ideal. Waktu itu sih aku berhasil membawa diri, tak tanggepi santai gitu. Tapi ternyata, sampai bertahun-tahun kemudian, badan semakin mekar, mau ke warung, kok masih ada rasa khawatir kalau lagi-lagi bakal disangka hamil.

Ya Allah. Ketika di asrama pun. Karena setiap hari dimasakin. Motivasi ku memasak semakin nyungsep. Rasanya semacam Insecure setiap kali tetangga asrama di bawah asrama ku memasak. Aku selalu tahu, karena aroma bumbu yang lagi ditumis Rosa, pasti naik ke asrama ku. Rasanya tuh langsung, "Duh kapan ya aku mau masak lagi..? Kapan ya aku bisa sesemangat dia? Kapan ya aku bisa meluangkan waktu untuk melatih motorik memasak?"

Di banyak waktu luang, seringkali kualokasikan untuk lihat contoh contoh video memasak. Sepertinya gampang. Sepertinya aku bisa. Tapi nggak tahu kapan aku eksekusi nya. Dan ngga ngerti, apakah bisa memuaskan rasanya nanti.

Mungkin sawang-sinawang, Ya Allah, ya..? Mereka yang sudah rempong itu.. mungkin mereka rindu aktivitas yang seperti ku. Sedangkan aku, yang sudah nyaman begini sebenarnya, malah insecure lihat keterampilan, kebanggaan, kesuksesan sederhana mereka.

Ya Allah.. izinkan nanti atau besok, aku bisa merasakan tomyam itu seperti apa, dari hasilku coba-coba masak sendiri. Meskipun bumbunya pakai yang sudah diracikkan sama ibunya Kintan.

Di luar itu semua Ya Allah, hamba bersyukur pada Mu.. Hamba masih Kau beri kebebasan untuk melakukan apapun yang baik yang hamba inginkan. Terima kasih Kau masih berikan hamba pilihan untuk sepenuhnya menguasai diri hamba.. mengoptimalkan segala potensi untuk memperbaiki dunia.. untuk memberikan yang sebaik-baiknya bagi mereka yang hamba cintai.

Ya Allah, hambaMu ini sedang rindu curhat padaMu. Tiada tempat curhat sebaik Engkau, ya Rabb, Ya Rahman, Ya Ghaniy.. Mohon rezekikan apa-apa yang hamba butuhkan, dan rizkikan pula apa-apa yang hamba semogakan.. Aamiin.